Bab 3

102 12 0
                                    

Gulf melirik Mew yang tengah sibuk menyetir mobilnya. Ini pertama kalinya ia melihat dosen tampannya itu menyetir. Mungkin jika Up dan Win berada ditempatnya sekarang ini, kedua sahabatnya itu pasti bersikap binal seperti pria yang kurang belaian.
Memikirkan hal itu membuat Gulf tertawa. Suara tawanya membuat Mew menoleh sebentar kearahnya.
"Kamu menertawakan ku?"
Cepat-cepat Gulf menggelengkan kepalanya. "Saya hanya memikirkan teman saya pak." Klarifikasinya cepat.
Gulf tidak menyangka jika dosen yang terkenal kaku itu bisa tertawa begitu lepas. "Pantas saja Up selalu memujimu." Ujar Mew tiba-tiba.
Up? Gulf membulatkan matanya. Kenapa nama Up disebut ditengah-tengah kencan mereka.
"Up Poompat, pak?" Tanya Gulf berusaha memastikan.
Mew menganggukkan kepalanya. "Benar, Up. Dia sepupuku, dan sekarang tinggal di rumahku."
"Jadi bapak tau kencan itu dari Up?"
Gulf benar-benar tidak percaya dengan ucapan Mew. Dan sejak kapan Up merahasiakan bahwa dia dan Pak Mew bersepupu.
Padahal mengingat sikap Up yang terlampau genit saat melihat Mew membuat Gulf sama sekali tidak menyangka bahwa mereka berdua memiliki ikatan keluarga.
"Up merahasiakannya kepadamu?" Tebak Mew.
Dan tebakan dosennya memang benar. "Jadi alasan pak Mew berkencan denganku karena Up atau ada alasan lain?"
Mew tersenyum misterius. Pria tampan itu tidak menjawab pertanyaan Gulf, dan memilih diam sembari mengemudikan mobilnya masuk kedalam salah satu mall.
Sementara Gulf penasaran setengah mati. Apa alasan Mew mengajaknya berkencan?

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Gulf tidak berekspektasi apapun dengan kencan mereka. Namun melihat tingkah Mew yang begitu hangat dan romantis membuat Gulf merasa bahwa dosennya itu memiliki perasaan lebih kepadanya.
Seperti saat mengantri popcorn, Mew tak segan membantu Gulf membawa popcorn. Pria itu bahkan tidak membiarkan Gulf mengangkat apapun.
"Kau duduk saja, biar saya yang membawa semua ini."
Okey, baiklah. Mungkin Gulf terlalu lebay, atau mungkin saja ia sudah lama tidak menjalin hubungan dengan seseorang sehingga membuatnya baper setengah mati.
Gulf memandangi punggung tegap Mew. Dosen tampannya itu berjalan didepannya dengan tangan memegang popcorn dan dua minuman soda.
"Kita duduk disini." Mew menaruh popcornnya di tempat popcorn. Tak lupa menyerahkan minuman milik Gulf.
"Pak nanti makan siangnya biar saya yang traktir." Bisik Gulf.
Mew menganggukkan kepalanya setuju. Sepanjang film Gulf benar-benar tidak fokus lantaran beberapa kali tangannya dan Mew bersentuhan tanpa sengaja.
Untung saja lampu di bioskop benar-benar gelap gulita. Kalau tidak mungkin Mew akan menyadari pipi Gulf yang memerah sempurna.
"Kau kedinginan?" Tanya Mew.
"Tidak, pak. Saya sama sekali tidak kedinginan."
Mew mengambil tangannya. "Tanganmu sangat dingin."
INI KARENA UDARA AC. Ingin rasanya Gulf berteriak seperti itu. Namun Mew sudah terlanjur mengelus tangannya. Sesekali meniup-niup tangannya.
Sial, Gulf sama sekali tidak mengerti alur cerita film yang ia tonton. Hingga filmnya selesai pun Gulf hanya merasakan tangannya dielus, dan jantungnya berdetak lebih kencang.
"Filmnya sangat bagus." Mew mengambil sampah makanan mereka. "Bagaimana menurutmu?"
Gulf meringis pelan. Ia bahkan tidak mengetahui jalan ceritanya. "Benar, sangat bagus." Jawab Gulf seadanya.
"Pak Mew mau makan dimana?" Gulf berusaha mengalihkan pembicaraan.
Mew nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya menjawab pertanyaanya. "Bagaimana kalau makanan korea?"
"Ahh, kebetulan aku juga ingin makan tteobokki." Jawab Gulf senang.
"Aku tau restoran yang enak disini."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SomeWhere stories live. Discover now