Bab 2

117 11 4
                                    

Up dan Win menatap Gulf seolah tidak percaya dengan ucapannya saat ini. "Jadi maksud lo pak Mew nyuruh lo kencan dengannya? Seperti itu?"
Gulf mengangguk cepat. Dia tidak mungkin sefrustasi itu hingga membohongi kawan-kawannya.
Kalau boleh jujur jika disuruh pilih ya tentu saja Gulf akan memilih berkencan dengan Pak Mew. Toh, itu hanya kencan biasa.
"Jangan-jangan lo mancing-mancing pak Mew lagi?" Up memicingkan matanya.
"Gue tidak serendah itu. Lagipula disini yang paling gatal kan lo sama Win."
Win dan Up menyengir tanpa dosa. Sepertinya Gulf harus menyalahkan wajah tampan rupawan dari dosennya itu yang membuat kedua sahabatnya terpesona.
"Gue ke kantin dulu." Gulf berdiri dari tempat duduknya. "Lo mau nitip apa?"
"Es jeruk 1, gulanya satu sendok. Nasi kuning telor, sama ayamnya gak pake kuah. Terus bakwan jagung 1 sama tempe mendoan satu, pake saosnya yang banyak."
"Es kepal milo, toping milonya banyakin. Gak pake toping apapun sama jangan lupa cimol pakai bumbu coklat, jagung, sama balado. Oh iya satu lagi bakso tusuk gak pake kecap, sambelnya banyakin sama bawang gorengnya jangan lupa." Kata Up sambil tersenyum manis.
Gulf melotot. "Gak jadi lo berdua beli sendiri."

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Sepertinya rencana Gulf untuk makan dengan tenang dikantin harus berantakan lantaran pak Off dosen kesayangannya mengajaknya untuk duduk bersama. Ya, tentu saja tebakan kalian benar, bapak Mew Suppasit yang terhormat juga berada dimeja tersebut bersama dua orang dosen lainnya yang terlihat tidak familiar dimata Gulf.
Mew nampak menikmati makanan yang ia pesan. Sementara pak Off sibuk membangga-banggakan dirinya didepan para dosen lain.
"Gulf ini mahasiswa paling aktif dikelas saya. Belum lagi nilai ujiannya paling tinggi diantara teman-teman yang lain." Ucapan Off membuat Gulf meringis.
Gulf bahkan bisa merasakan tatapan Mew yang menghunus punggungnya. "Oh jadi dek 'Gulf' ini sangat rajin pak Off. Kenapa dimata kuliah saya sepertinya berbanding terbalik." Mew seolah menyindirnya. Sengaja menekankan kata Gulf yang membuat Gulf deg-degan setengah mati.
Tanpa sadar Gulf sudah meremas jemarinya seraya menundukkan kepalanya. Kalau saja Mew ini bukan dosen, mungkin Gulf akan menonjok wajahnya. Beraninya pria itu mempermalukannya.
Off nampak terkejut dengan ucapan Mew. "Aku gak tau yah pak Mew, yang jelas Gulf ini rajin kok dikelas saya."
Terimakasih untuk pak Off yang telah membela Gulf. Dan setelah itu Gulf harus menghabiskan makanannya dengan menerima tatapan tajam dari dosen kesayangan kedua sahabatnya itu.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Gulf membuka pintu kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan Gulf terlambat pulang dikarenakan Win yang merengek menemaninya berbelanja terlebih dahulu.
Diantara mereka bertiga memang Win lah yang paling kaya. Bahkan Gulf menyakini bahwa sebenarnya orangtua Win pengedar narkoba atau mafia. Namun Win segera membantahnya dan mengatakan bahwa orangtuanya hanya memiliki bisnis kecil-kecilan.
Siapa yang mempercayai hal itu. Tentu saja Gulf tidak percaya.
"Kakkk, mama udah siapin makanan kesukaan kakak." Itu suara Ohm adiknya.
"Kakak sudah makan!!" Teriak Gulf.
"Makanannya untuk aku saja yah kak?"
Dasar perut karet. Dengan cepat Gulf berganti baju dan turun. "Gak usah biar kakak makan saja makanannya."
Ohm memasang tampang kesal. Keduanya berjalan menuju dapur. "Mama nanti sedih kakak gak makan."
Suara Becca adik kecilnya membuat Gulf tersenyum. Wanita cantik itu tengah memeluk boneka beruang kesayangnnya.
"Papah pulangnya terlambat." Kata Mama.
Gulf duduk disamping Ohm. Sementara Becca duduk disamping Mamanya.
"Hari ini menunya nasi goreng kesukaan kak Gulf." Mama mulai membagikan sepiring nasi goreng dihadapan ketiga anaknya.
"Yeaaayy" Becca bersorak senang.
Gulf mulai menyuapkan satu sendok nasi goreng kedalam mulutnya. Meskipun Win sudah mentraktirnya steak, namun rasanya Gulf masih saja merasa kelaparan saat dihadapkan masakan mamanya.
"Kakak gimana kuliahnya?"
"Aman" Jawab Gulf pendek.
Selesai makan Gulf segera naik kekamarnya. Ia mengambil ponselnya dan mendapati 10 panggilan tidak terjawab.
"Anjir, Pak Mew."
Gulf sepertinya lupa jika ia memiliki janji kepada dosennya itu. Pantas saja sejak tadi Gulf merasakan sesuatu yang menjanggal.

SomeWhere stories live. Discover now