Bab 1

222 16 4
                                    

Biasanya Gulf tidak pernah mempermasalahkan tugas-tugas yang diberikan dosennya. Namun kali ini rasanya berbeda. Ini semua karena PP yang merupakan teman sekelompoknya.
Ia dan PP sudah lama tidak akur. Dan karena itu pula lah Gulf tidak ikut saat presentasi kelompok, yang membuatnya mendapatkan nilai E dimata kuliah Manajemen Pemasaran.
Mengacak rambut hitamnya, Gulf akhirnya menatap Win dan Up yang tengah menahan tawa. Matanya menatap kesal kedua sahabatnya itu.
"Lo berdua beneran menyebalkan." Ungkapnya.
"Gulf, lo punya masalah sama PP, bukan sama pak Mew" Win membuka suara.
Ucapan Win memang benar. Masalahnya Gulf sudah merasa dongkol, apalagi melihat tingkah PP yang seolah berkuasa.
"Lo harusnya tau kalau PP sialan itu yang jadi ketua kelompok, otomatis gue jadi bawahan dia. Gue. Gak. Mau."
"Yaelah Gulf harusnya lo masa bodoh lah sama PP."
Gulf mencebikan bibirnya. "Lagian si PP terobsesi banget jadi gue."
"Sebelum membahas si PP, gue saranin lo menghadap ke pak Mew dulu Gulf."
Up mengangguk setuju. "Harusnya lo takut sama pak Mew, bukan sama PP."
"Betul-betul."
Wajah Gulf berubah pucat. Dia sepertinya lupa bagaimana tegasnya dosen mudanya itu. Apalagi menyangkut tugas-tugas.
"Gue jual diri aja kali yah" ujar Gulf.
"Ke siapa?" Tanya Up.
"Ke pak Mew."
"Goblok, mending lo jual kepala lo deh." Ucap Win gemas.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Gulf menatap wajahnya di kaca mobil milik Win. "Gue udah ganteng gak?"
"Gak" Kata Win dan Up serempak.
"Anjing."
Selesai menatap wajahnya dicermin. Gulf akhirnya mengambil tasnya dan menatap kedua sahabatnya seolah-olah akan pergi berperang melawan penjahat.
"Win, Up, gue sayang sama kalian."
"Pergi gak lo." Usir Up.
Gulf keluar dari mobil Win dengan wajah pucat. Bagaimana jika Pak Mew tidak menerima alasannya. Atau mungkin dosen muda-nya itu akan mempermalukannya didepan dosen-dosen yang lain.
Gulf segera menggelengkan kepalanya. Harusnya ia tidak memikirikan hal-hal negatif seperti itu.
Sesampainya diruang dosen Gulf membuka pintu ruangan tersebut dan mencari meja milik Mew.
Mew terlihat sedang berbicara dengan salah satu mahasiswa. Kemejanya digulung hingga dilengan, belum lagi dua kancing kemejanya terbuka menambah kesan seksi saat melihat pria tersebut.
Tanpa sadar Gulf menelan ludahnya. "Cari siapa?" Sebuah suara membuat Gulf tersadar. Ia segera mengalihkan pandangannya menatap satu dosen yang begitu familiar dimatanya.
"Selamat siang, pak Off. Saya mencari pak Mew Suppasit."

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Ini pertama kalinya Gulf merasakan diabaikan. Ia duduk disamping wanita yang sejak tadi berbicara dengan dosen mudanya itu.
Sepertinya Pak Mew sedang melakukan bimbingan, dan Gulf mengganggu bimbingan tersebut.
"Terimakasih pak."
Selepas wanita itu pergi Gulf segera duduk didepan Mew namun sayangnya pria itu malah berdiri dan meninggalkan Gulf disana.
Tidak habis pikir Gulf segera berlari mengejar Mew. Jika ia tidak melakukan hal itu, mungkin Gulf akan mengulang satu semester lagi.
"Pak Mew." Teriak Gulf.
Namun bukannya berhenti Mew terus saja berjalan tanpa menghiraukan Gulf yang berada dibelakangnya.
"Pak Mew Suppasit." Tangan Gulf meraih lengan kemeja Mew. Ia menatap pria tampan itu dengan nafas tersengal-sengal. "Nama saya Gulf Kanawut. Saya mahasiswa dikelas B." Ujarnya.
"Saya tau, ada perlu apa?" Tanyanya begitu datar.
Untuk kedua kalinya Gulf kembali menelan ludah. "Saya ingin meminta tugas tambahan pak."
"Untuk?"
"Saat presentasi kemarin saya sedang tidak enak badan." Semoga saja pak Mew percaya dengan ucapannya.
"Saya tidak menerima alasan apapun." Ujar Mew tegas.
"Saya mohon pak kasih saya satu kesempatan."
Mew menghela nafas panjang. "Besok diparkiran jam 5 sore." Katanya
"Baik, pak." Gulf berusaha untuk tidak menyunggingkan senyuman dibibirnya.
"Kencanlah denganku."
Dan saat itu mata Gulf benar-benar membulat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut pak Mew.

SomeWhere stories live. Discover now