(1) Babu Baru Pak Mile

2.4K 187 6
                                    


"Jangan tolak pahala dari Tuhan, apalagi kalau dapat babu seperti Apo." - Author & Mile

°°°

Mile ke sini gara-gara diajak sama temennya, katanya biar ngak stress tinggal kelas, tapi akhirnya ditinggal sendirian sama temennya karena diajak jalan ayang. Besok hari pertama sekolah lagi, dia malah main ke sini gara-gara temen laknat.

Tinggal kelas apa nggak jalani aja, toh dia juga mau protes ngak terjadi apa-apa. Padahal Mile termasuk anak pentolan sekolah, tapi bisa-bisanya ndak lulus sekolah, dia juga bukan anak bodo. Ah, terserah dah. Mile mau buang cuan dulu.

Ini adalah surga dunia, Mile mesem-mesem. Yang dimaksud Mile bukan diskotik atau strip club, tetapi sebuah tempat yang dipenuhi rak-rak tinggi berisi cemilan. Waktu melirik-lirik kesana kemari, Mile mengambil cemilan yang ia suka wadahnya lalu membuangnya ke troli yang dibawanya. Mile adalah kolektor bungkus cemilan, hehe.

Selagi jalan-jalan, dia melihat sebuah cemilan yang wadahnya sangat langka. Matanya langsung berbinar seterang senter. Dia cepat-cepat mengambil cemilan itu, tapi.. Selain cemilannya dia juga merasakan sebuah tangan lain di cemilan itu.

Mereka berakhir bersitatap dengan sengit, saling menarik bungkusan malang itu.

"Eh! Lepasin ya, aku duluan yang ambil!" Mile menarik cemilan itu, tapi si pemuda tampaknya juga tidak mau kalah. Tangannya mencengkram cemilan itu kuat-kuat. Ini orang ngapain sih, gak ada kerjaan aja ngajak gelud Mile.

"Enak aja, siapa lu nyuruh-nyuruh seenaknya. Gua duluan yang pegang!!" Sahut pemuda itu yang menggunakan kaos oblong dan celana olahraga. Dia tidak terima dan menarik cemilan itu dengan tangan Mile yang melekat di situ. Alis cowok itu menyatu dengan geram.

'Anjing, siapa sih ini orang.' Kutuk Mile dalam hati. Tentu saja itu Apo, siapa lagi kalau bukan.

"Elu yang enak aja!! Gua udah nungguin produk ini buat nongol di sini!! Bisa gak sih ngalah gitu?" Tanya Mile dengan tidak baik-baik. Mereka udah mulai ngegas demi mendapatkan 1 bungkus cemilan terakhir.

"Bangsat, ngalah gimana!?? Ini cemilan baru, gua harus coba! Elu yang lepas!!" Tentu saja Apo tidak menyerah. Dia sangat ingin mencoba cemilan baru karena sudah kebosanan dengan produk ini dan itu, lalu ada cemilan ini dengan bungkus yang sangat menarik.

"Coba-coba aja lu!! Ini punya gua!!" Mile menggeret cemilan itu.

"Monyet!! ngeyel banget jadi orang!!" Apo mengejek Mile sebagai monyet. Enak saja, Mile itu ganteng, bahkan diakui teman cewe di sekolahnya. Banyak loh yang mengejar Mile!

"Monyet pala bapak kau, lu mau gue bawain kaca!? Orang ganteng gini, ngak punya mata!!? Udah lepas!" Mile menyolot, harga dirinya terluka. Bisa-bisanya orang seperti Mile dibilang monyet, padahal baru bertemu 5 menit yang lalu.

"Ya gua yang harusnya tanya gitu!! Elu bisa lihat ngak gua punya mata?!" Tanya Apo dengan menohok, kini dia berusaha melepaskan telapak tangan Mile dari bungkus ciki mini itu.

"Engak."

Tangan Apo berhenti.

"Hah!?" Tiba-tiba Apo merasa bersalah, jangan-jangan orang ini buta beneran?

Mereka berdua terdiam, Apo melambaikan tangan dia di depan mata Mile untuk mengetes apakah pemuda itu buta beneran. Pupil matanya bergerak-gerak. Ah, bukan. Untung bukan, bikin kaget saja. Mungkin kalau buta beneran Apo mau mengalah, kan kasihan.

"Apanya ngak! Lu bisa lihat itu!" Apo membenarkan dirinya, ya jelas lah. Mile pasti bisa melihat, jika tidak bagaimana dia mendapati ciki cantik ini. Siapa sih yang dodol di sini?

SUHU | MileApoحيث تعيش القصص. اكتشف الآن