Chapter 12

62.3K 5.7K 475
                                    

Seperti biasa sebelum mulai biasakan untuk tekan Vote nya terlebih dahulu^^

Happy Reading!!.




















































































Kalean cari apaan?!






































































































Pagi ini di mansion Felix sedang terjadi kegaduhan hanya karena seonggok daging yang demamnya nggak turun-turun dari semalam.

Yah benar, anak kesayangan bapak Felix saat ini sedang demam tinggi. Demam ian dari semalam belum turun-turun padahal sudah d berikan obat penurun panas oleh Bara semalam, tapi apa Demamnya tidak turun berkurang saja tidak.

Ian yang sedang demam itu sangat rewel, dia akan menangis saat merasakan tubuhnya tidak nyaman dan sedikit sakit dan juga apa kalian tau! Ardian bahkan menangis sangat kencang saat tau kalau tangannya di infus. Butuh satu jam untuk mereka berusaha mendiamkan Ardian.

Semua anggota keluarga sangat khawatir saat melihat demam Ian yang tak kunjung mereda.

"Sayang ayo makan yah, biar sedikit yang penting perutnya keisi oke". Diana sedari tadi berusaha untuk menyuapi Ardian bubur, namun sang empu malah menyembunyikan wajahnya di ketiak sang kakek.

"Ayo baby di makan yah buburnya". Hendry juga berusaha membujuk Ian yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya.

"Nggak mau makan mommy~ lasanya aneh hiks". Suara Ardian terdengar parau karena sakit.

"Sedikit saja sayang ayo". Mereka semua yang ada di sana menghela napas lelah saa mendapat gelengan dari Ian.

"Apa baby mau di suntik lagi?". Kali ini Felix yang angkat bicara. Dia berkata demgan tegas dengan mengancam Ian menggunakan suntikan.

Mendengar ancaman Felix membuat badan Ardian tersentak kaget. Apa saja akan dia lakukan asal tidak disuntik.

"Hiks daddy jahat~". Ardian mengeluarkan kepalanya yang sedari tadi bersembunyi diketiak kakeknya.

Dia menatap Felix dengan puppy eyes nya dan wajah yang sudah memerah karena demam, menambah kesan menggemaskan yang melekat pada dirinya.

Ugh

Ah felix tidak bisa jika ditatap seperti ini oleh permatanya, dia kan jadi tidak tega. Tapi dia harus tegas agar permatanya ini mau memakan makannya biar sedikit.

"Jangan menatap daddy seperti itu. Makan saja makananmu oke. Nanti jika baby sudah sembuh, daddy janji akan mengajakmu jalan-jalan". Felix memalingkan wajahnya agar tidak melihat wajah menggemaskan putra bungsunya itu. Dia harus tegas ingat!

"Uh uhh". Ardian menekuk wajah bulatnya ngambek. Dia merasa agak kesal saat Felix berbicara dengannya menggunakan nada tegas seperti tadi.

Sepertinya dia sudah mulai tergantung pada keluarga barunya ini.

Felix sebenarnya ingin sekali tertawa saat melihat wajah merenggut putranya itu. Ingin rasanya dia memakan habis pipi bulat kemerahan itu.

Ente kanibal? -Sky

Diana kembali mencoba menyuapi Ardian dan beruntungnya Ian tidak lagi menolak suapan bubur dari Diana.

Mereka semua tersenyum saat melihat Ian menerima suapan Diana setelah ditegur oleh Felix tadi.

Become Baby Boy✓Место, где живут истории. Откройте их для себя