"I wish you here, dear"
Angin kencang menyapu lembut nisan-nisan yang terjejer rapi.
Rumput-rumput liar membaluti batu-batu bertuliskan nama yang telah pergi.
Hanya ada kesunyian yang menemani luasnya tanah.
Dalam jarak sepuluh meter aku bisa melihat kunci surai coklatnya yang terlihat beberapa kali melewati batu nisan yang menutupinya.
Hanya satu yang berada di bawah pohon besar itu.
Kulangkahkan kaki demi melihatnya kembali.
"Ini kedua kalinya kita bertemu tanpa hujan, Nona."
Pendengaran sangat tajam kupikir.
Meski aku tidak bisa melihat raut wajahnya sekarang, tapi aku bisa tau rasa dalam hatinya yang menyenderkan bahu kesepian pada nisan kokoh di belakangnya.
"Temanmu kah, Tuan?"
Aku melihat nama yang tertulis.
Ku perhatikan tubuhnya bangkit perlahan dan menepuk pelan mantelnya yang berdebu.
Langkah kaki panjangnya berhenti tepat dua puluh cm di depan sepatuku.
"Dia teman yang amat berharga bagi saya, Nona."
Senyum lembutnya yang jarang kulihat terpoles indah.
Tangannya terulur menggapai pipi kiriku yang bersemu.
"Ingin mengakhiri hidup bersamaku, Nona?"
¹³/⁰⁴/²²
YOU ARE READING
𝗽𝗹𝘂𝘃𝗶𝗼𝗽𝗵𝗶𝗹𝗲 [ ᴅᴀᴢᴀɪ ᴏꜱᴀᴍᴜ ] ✓
Fan Fiktion"ᵇᵘᵏᵃⁿᵏᵃʰ ⁱⁿᵈᵃʰ ʰᵘʲᵃⁿ ᵐᵉⁿʲᵃᵈⁱ ˢᵃᵏˢⁱ ᵖᵉʳᵗᵉᵐᵘᵃⁿ ᵖᵉʳᵗᵃᵐᵃ ᵈᵃⁿ ᵗᵉʳᵃᵏʰⁱʳ ᵏⁱᵗᵃ ᵇᵉʳᵈᵘᵃ" 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭• ·˚ ༘ ➳ 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚘𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐-𝚊𝚖𝚋𝚒𝚗𝚐, 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚝𝚊𝚗𝚙𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗𝚊𝚕 𝚗𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚝...