That's What Love Is For

1K 179 20
                                    





"Selamat siang, Bu. Tentang Raka..."


Wina berusaha tampak lebih kuat melihat Arin yang juga seperti menahan tangisannya.

Arin menekan bibirnya dan menguatkan diri tuk melanjutkan, "Iya, Win—Bu Wina, Raka ada masalah apa?"

Wina menghela nafas dan menunjuk sopan ke arah Raka, "Wina saja gak apa—"

Raka tiba-tiba ikut menimbrung, melihat ke kedua wanita itu secara bergantian, "Lah?? Tante Arin kenal sama Bu Wina??"

"Panjang ceritanya, Raka. Sekarang kita bahas masalahmu dulu."

Arin tidak pernah berubah. Dia selalu ingin cepat-cepat menyelesaikan suatu masalah.

Wina tidak membenci sisinya yang itu, justru dia meladeninya agar percakapan ini bisa selesai,

"Baik, lanjut, untuk Raka, dia lagi-lagi bertengkar sama seangkatannya."

Arin melihat Raka dengan wajah kesal dan bertanya, "Lagi?? Sekarang karena apa sih?"

"Untuk membela cewek yang dia suka katanya." Wina yang menjawab.

"Astaga.. Itu tindakan bodoh, Ka."

"Bukannya juga banyak cowok yang bertengkar untukmu, Rin."


"Oh iya?? Masaa??" Raka penasaran. "Tetapi kenapa Raka liat Tante Arin dengan seoarang lelaki??"

Wina terkejut mendengar informasi itu. Arin tidak pernah bersama siapapun setelahnya?

"Karena mereka bodoh, Raka. Kamu jangan ikutin jejak seperti itu."

Wina tiba-tiba terkekeh. "Kamu juga gak tau, Rin. Anak ini sempat teriak lantang kalau dia suka satu cewek ini di atas panggung pas upacara bendera."

Arin melihat ke Raka dengan wajahnya yang bertanya-tanya.

"Iya! Kalau ga begitu, dia ga akan sadar!" Kata Raka dengan penuh percaya diri.

Semua kenangan lama muncul lagi di benak Arin, tetapi dia hanya berdiam menatap kosong Raka, sehingga Raka kehilangan kepercayaan diri dan berkata "Apa salah lagi ya, Raka?"

Arin mengedipkan matanya berkali-kali dan menjawab, "Tidak. Itu.. lucu saja."

Wina lagi-lagi terkejut dan perlahan mata mereka bertemu.


Arin langsung mengalihkan pembicaraan, "Kalau begitu, berapa poin yang di dapatkan kali ini, Bu?"

"Sudah kubilang Wina saja tidak apa. Tadi habis bahas-bahas sama Guru BK-nya dan kepala sekolah untuk minta keringanan. Jadi, Raka diberikan kesempatan lagi sekali. Jika saja dia bertengkar lagi, dia perlu didiskors."

"Baik, terima kasih, Bu."

"Wina saja." Kata Wina sambil tersenyum.


Arin menghela nafas, "Kalau begitu masalah sudah selesai ya, Bu?"

Wina menggigit bibir, "Masalah Raka iya, masalah kita belum, Rin.

"Tante sama Bu Wina ada masalah apa? Ada rebutan cowok ya~" Ucap Raka dengan nada jailnya.

"Bukan Raka—dan, sehabis ini saya langsung ada kerjaan, jadi masalah apapun yang Bu Wina katakan itu, saya.. belum bisa."


"Aku tunggu sampe bisa."


"Bodoh sekali,"


"Untukmu, iya."


Arin mengerutkan dahinya, entah perasaan apa yang dia rasakannya. Dia bergegas mengambil tangan Raka dan berdiri membungkuk sedikit, "Terima kasih banyak, Bu Wina. Saya dan Raka pamit dulu,"

Dalam DongengWhere stories live. Discover now