Esokkan Masih Ada

1K 197 12
                                    



"Wina!! Bangun!!"

Teriak Ibu Wina kepada anaknya yang masih tertidur.

"Katanya Nia berangkat denganmu? Itu lho dia sudah menunggu."

Wina mengusap-usap matanya dan bangun melihat ke cermin. Dia teringat kejadian dan manisnya hari kemarin. Kemudian dia tersenyum ria.

Kak Danu yang saat itu pas sekali melewati kamar Wina melihat adiknya dengan wajah heran, dan ada sikat gigi di mulutnya.

Kak Danu berbisik kepada ibunya, "Bu, sepertinya anak perempuanmu sudah gila."

Ibunya berbalik badan melihat Wina. "Emang kenapa dia?"

"Senyum sendiri."

"Biarkan. Mungkin sedang jatuh cinta."

"Halah, enak ya masa muda."


Tuk!

Dipukul kepala Danu oleh ibunya. "Kamu itu masih muda, Nu. Lama ini ibu nunggu kamu pulang bawa gadis lho, Nuu."

"Ya gak harus dipukul juga, Bu!"

Ibunya ingin sekali lagi memukul Danu, tetapi Wina datang di pertengahan dan melerai keduanya. Dengan senyuman bijak dia berkata, "Matahari masih segar, jangan bertengkar di depannya."

Lalu Wina meninggalkan keduanya, pergi ke kamar mandi tuk membersihkan diri.

Danu seperti merinding, dia menghelus-helus tubuhnya ketakutan, "Gila! Anak itu sepertinya kesurupan setan!"

"Kita panggilkan orang pintar saja apa ya?"

"Ck ck ck" Ayahnya menggelengkan kepala dan lanjut,


"Mana ada setan di dalam Wina, adanya ya di sekitarnya." Kata Sang Ayah sambil menunjuk-nunjuk ke Istri dan Anak lelakinya.



Awalnya tidak ada reaksi dan hening. Lama kelamaan sang Ibu mengambil sandal terdekat, Danu mengambil raket bulu tangkis di sebelahnya. Ibunya berkata,

"Ini anak yang minta ditabok—"






••• Dalam Dongeng •••



"Hmmm"

"Hooo~"

"Ini cantik ya"

Suara para lelaki kelas Wina, yang membaca majalah gadis menjadi alunan kawan-kawan Wina yang sedang menatap heran seorang Wina yang dengan wajah bahagia bermain gitar.


"Oh, Tuhan, Tolonglah. Aku cinta, Ku cinta diaaa—ap!!"


Disaat Wina berusaha bernanyi tiba-tiba Yuyun memasukkan kertas ke dalam mulut Wina.

Wina membuang kertas itu dengan wajah kesal yang cepat berubah dengan wajah sabar, "Kalian ada masalah apa, sayang-sayang aku?"


"Ga ada obat, ga ada obat." Prima menaikkan kedua tangannya dan berbalik badan, berjalan menuju bangkunya.

"Sudah sakit jiwa anaknya." Kata Aidar sambil mengikuti Prima.

"Enaknya jatuh cinta." Balas Haikal yang kemudian kembali menidurkan dirinya.


Yuyun mendekati Wina dan berbisik, "Teman-teman kamu memang pada setan semua ya, Win. Aku kan tidak, jadi bantu dong aku dekat sama Metta temannya Arin itu—"

"Eh asu!" Teriak Prima dari bangkunya, "Jangan cari kesempatan dalam kesempitan ya kau!"

"Gak peduli!!"







Dalam DongengWhere stories live. Discover now