Past-05.

39 36 256
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Pukul 01:00 PM. Murid-murid SMP Malovoline udah berhamburan keluar untuk pulang ke rumah masing-masing.

Chenlio lagi menunggu supirnya di halte bus dekat sekolahnya. Chenlio berdecak. "Lama banget sih. Gue pecat baru tau rasa lo. Mana ini cuaca panas banget."Dumelnya dengan nada kesal.

Tin tin.

Chenlio menatap mobil di depannya ini. Mobil keluarga Guanival. Kaca mobil keluarga Guanival terbuka secara perlahan dan memunculkan Guanival di sana. "Lo belum di jemput?"Tanya Guanival heran. Tumben banget Chenlio belum di jemput.

Chenlio mendengus. "Sesuai apa yang lo liat sekarang. Kalo udah di jemput, ngapain gue nunggu di sini."Ketusnya.

"Kalem dong. Pak, Chenlio boleh ikut bareng saya, kan?" Guanival menengok kearah supirnya, dan bertanya.

Supirnya tampak menganggukan kepalanya. "Boleh, tuan muda."

Guanival menengok ke Chenlio yang tampak gak minat. "Nah, sesuai apa yang lo denger tadi. Ayo masuk."

"Terus supir gue nanti gimana.."

Guanival memutarkan bola matanya malas. "Yaelah. Tinggal bilang di chat kalo lo mau pulang bareng sepupu. Gitu doang kok ribet. Cepetan masuk."

"Ck. Iya-iya, bawel."

Saat Chenlio masuk. Chenlio melirik kearah sampingnya. Vikent yang merasa dilirik hanya tersenyum kikuk. Jadi gak enak, Guanival dan Chenlio orang terkaya di sekolahan. Sedangkan dia? Hanya penerima beasiswa.

"Nival."

"Oit."

"Lo temenan sama dia?"

"Dia. Punya nama, Chen. Lo itu... jangan terlalu sombong kenapa sih?" Guanival heran dengan sifat Chenlio yang selalu sombong dan angkuh. Udah keturunan atau gimana deh?

Chenlio mengabaikan balasan Guanival tadi. "Pokoknya, lo harus cerita ke gue. Lo hutang cerita ke gue. Awas aja kalo gak cerita, uangnya gak bakal gue transfer."

"Iya-iya. Ampun suhu."

Vikent yang sedari menyimak hanya tersenyum kecil. Duh, Vikent jadi kangen kakaknya yang selalu bertengkar kecil dengannya.

Kak, apa kabar kakak di atas sana? Tolong.. jaga ayah dan ibu ya? Sekalian nitip salam ke mereka.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Chenlio pulang.." Chenlio agak mengecilkan suaranya ketika mendengar pembicaraan antara adik angkatnya dan mama kandungnya.

"Mama, aku dapet 100 di ujian matematika kali ini!"

"Wih, anak mama keren. Kamu emang gak pernah mengecewakan, gak kayak kakakmu itu yang gak pernah bisa dapetin nilai sempurna di matematika."

[2] Past.Where stories live. Discover now