“Jangan dengarkan Ibu. Kamu boleh memanggilnya sesuka dan senyamanmu saja.” Seokjin menjelaskan seraya mengajak Taehyung untuk segera duduk.

“Tidak Hyung, aku suka memanggilnya Ibu.”

Seokjin mangut-mangut. Jelas ia mengerti dengan keinginan lelaki itu. Hanya saja sebagai kakak, ia tidak ingin memaksakan perasaan adiknya sendiri.

“Oh, ya. Bagaimana dengan pekerjaanmu di kantor?”

“Semuanya berjalan dengan baik. Akhir-akhir ini aku juga memenangkan beberapa proyek.”

“Kamu memang pengusaha yang hebat.”

Hyung juga hebat sebagai dokter. Aku sering membaca namamu di surat kabar, dan prestasimu sangat membanggakan. Wanita pasti sangat mengejar-ngejar dirimu.”

Mendadak tawa Seokjin pecah. “Itu tidak sesuai dengan yang kamu bayangkan.”

“Mana mungkin aku salah. Kamu sangat tampan, pintar, dokter yang berprestasi dan berdedikasi tinggi. Apa lagi?”

“Hmm. Mungkin kamu benar. Tapi terkadang itu saja tidak cukup untuk membuat wanita yang kita suka melirik kita.”

Taehyung menaikkan kedua alisnya mendengar penjelasan Seokjin. “Apa wanita yang kamu suka tidak menyukaimu juga, Hyung.

Seokjin tersenyum datar sambil mangut-mangut. Dari sikapnya saja sudah menjawab semua pertanyaan tanpa perlu dijelaskan dengan kata-kata.

Sad Boy sekali,” keluh Taehyung dengan wajah meringis.

Sementara mereka terus mengobrol, Eungi yang berada di kamarnya mulai memikirkan Hoseok yang sama sekali tidak mengabarinya sejak tadi pagi, setelah mengantarnya ke rumah Sowon Eonnie. Gadis itu bisa mengerti, mungkin Hoseok sangat sibuk di jam kerja. Namun, sekarang sudah waktunya ia beristirahat di rumah bukan? Bahkan ponselnya saja tidak aktif sehingga sulit dihubungi.

“Jangan-jangan terjadi sesuatu. Apa Hyuka sakit? Atau ....” Eungi tidak bisa menerka-nerka sendiri lagi. Bisa cemas sendiri jika ia terus berdiam diri, tanpa pergi dan melihatnya langsung. Sehingga setelah mandi dan berganti pakaian dengan celana training dipadukan sweater tebal berwarna abu itu, Eungi segera bergegas untuk mendatangi rumah Hoseok.

Saking khawatirnya, Eungi tidak sadar jika di ruang tamu masih ramai karena ada yang mengobrol. Ia hendak lewat begitu saja jika Seo Jung tidak segera menegur.

“Eungi-ya!? Mau ke mana buru-buru sekali?”

Saat menoleh, Eungi barulah menyadari jika Taehyung ada di rumahnya. Namun, ia tidak punya waktu untuk protes dan mengabaikan mereka—pergi begitu saja.

“Anak itu sangat tidak sopan,” gerutu Seo Jung.

“Mungkin ada hal mendesak. Sudahlah, tidak perlu khawatir,” sambung Seokjin untuk kembali menetralkan suasana. Sementara Taehyung terdiam dan berpikir, kira-kira Eungi akan pergi ke mana malam-malam begini.

***

Tidak butuh waktu lama. Eungi sekarang sudah sampai di depan rumah Hoseok. Namun, lampunya masih padam dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana. Eungi tidak berpikir untuk masuk karena pasti percuma. Sehingga tepat di depan pintu masuk, ia mencoba menghubungi kembali, tapi tetap tidak bisa.

“Apa aku harus menunggu di dalam?” pikirnya yang jadi bingung. Akan tetapi, ia tidak bisa berdiam diri saja menunggu Hoseok dan Hyuka sampai mereka benar-benar ada di depan mata. “Tidak, aku harus mencari mereka.”

Belum sempat Eungi menjauh dari rumah Hoseok, mobil berwarna merah berhenti di depannya. Gadis itu pun terdiam, memerhatikan ke dalam mobil yang samar-samar terlihat jika Hoseok berada di belakang kemudi, sedangkan Marrie di sebelahnya tengah menggendong Hyuka yang tertidur.

Oke. Bukankah sudah biasa kamu melihat pemandangan seperti ini Eungi? Tenanglah. Tetap berpikir positif, ucapnya dalam hati. Lantas dengan senyum dipaksakan tenang seakan tidak ada gejolak rasa cemburu di dalam hati, Eungi cepat menghampiri mereka yang sudah turun. Bahkan tanpa bicara, Eungi segera mengambil alih Hyuka yang ada di pelukan Marrie. Wanita itu pun seolah tidak keberatan dengan sikapnya, yang langsung melenggang memasuki rumah. Membiarkan Hoseok dan Marrie berdua di sana.

“Karena sudah malam, jadi sebaiknya kamu segera pulang,” kata Hoseok kemudian.

Marrie mengangguk mengiyakan. Namun, sebelum dia benar-benar masuk, Marrie kembali berkata, “Tolong pertimbangkan.” []

Lagi rajin-rajinnya.
Jadi tolong kasih banyak cinta.
Biar aku makin rajin updatenya.
Lupyu.

Beautiful Moment [JH]Where stories live. Discover now