Moment 44

170 34 7
                                    

“Terima kasih,” kata Eungi sebelum benar-benar turun dari mobil Taehyung, yang berhenti tepat di depan rumahnya.

“Hanya itu?” Respons pria itu membuat kening Eungi mengernyit heran. “Maksudku, apa tidak mengajak aku masuk untuk sekedar minum kopi?”

Napas Eungi menghela lemah. Kedua matanya terpejam sejenak lalu menjawab, “Sudah pukul sepuluh lebih empat puluh lima menit.”

“Masih terlalu dini untuk waktu di Seoul.”

“Aku lelah, ingin istirahat.”

Taehyung pun tertawa kecil. Sebenarnya ia tidak sungguh-sungguh. Dia hanya ingin menggodanya saja. Namun, siapa tahu Dewi Keberuntungan sedang lewat dan mendengarkan isi hatinya, lalu mengabulkan. Maka Taehyung tidak akan menolak.

Tiba-tiba, suara klakson mobil terdengar dari belakang mereka. Keduanya kompak menoleh dan memastikan jika mobil yang hendak masuk itu adalah milik Kim Seokjin.

“Lihatlah, Kakakku akan masuk. Jadi kamu boleh pergi.”

Namun, tidak disangka-sangka Seokjin malah keluar dari mobil dan mendekati mobil Taehyung.

“Oh, Kalian rupanya.”

“Halo, Kakak Ipar.”

Aish!” Eungi marah mendengar kata-kata Taehyung dan refleks memukul tangannya.

“Tenanglah, aku hanya bercanda.”

“Tidak lucu.” Kali ini Eungi benar-benar marah dan buru-buru turun dari mobil. Segera memasuki rumah dan masa bodoh dengan mereka.

“Mau minum kopi bersamaku?” tawa Seokjin, walaupun hanya sekedar basa-basi, tapi ia tetap harus melakukan itu sebagai tanda keramahan seorang pemilik rumah.

“Oh, tidak perlu. Hyung pasti juga sangat lelah, dan lagipula Eungi tidak mengizinkannya.”

“Hah, gadis itu benar-benar,” keluhannya. “Sudah, tidak perlu dipikirkan. Ayo, masuk dulu. Ibuku juga pasti senang jika kamu mampir ke rumah.”

Taehyung tersenyum kecil sambil memikirkan perkataan Seokjin. Memang tidak ada salahnya untuk mampir sebentar, toh ia juga ingin bertemu dengan Bibi Seo Jung setelah sekian lama. Soal reaksi Eungi nanti, biarlah jadi belakangan.

“Em, baiklah.” Seokjin tersenyum lega dan mempersilakan Taehyung untuk memarkirkan mobilnya lebih dulu.

***

“Ibu, lihatlah! Siapa yang malam ini mampir ke rumah kita untuk minum kopi,” seru Seokjin setelah mereka memasuki rumah.

Seo Jung yang sedang bersantai di ruang televisi langsung menyambutnya dengan riang gembira.

“Oh, Taehyung-ah, putraku!” ujarnya yang tanpa canggung lagi, bersikap seolah pada putra kandungnya sendiri. Memang sudah tidak diragukan, sejak awal wanita tersebut sangat menyukai Kim Taehyung. Apalagi jika menjadi menantunya. “Ayolah masuk, dan duduk di sini. Ibu akan membuatkan kopi untuk kalian.”

“Bibi, maaf. Aku jadi merepotkan.”

“Hust, bilang apa kamu ini!” selanya seraya menepuk pelan pundak Taehyung. “Dan, oh, ya. Jangan panggil aku dengan sebutan Bibi. Ibu saja, oke?”

Taehyung tersenyum malu dan merasa canggung. Meskipun dalam hati sebenarnya ia sangat senang. Coba saja Eungi bisa bersikap sebaik dan seramah itu padanya, pasti jalannya untuk mendapatkan cinta gadis itu akan sangat mudah.

Beautiful Moment [JH]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt