Chapter 6 | Crazy Frog

Start from the beginning
                                    

CK, orang ini. Bicara dengan dia harus menjauhkan handphone dari telinga kalau ga mau tuli tiba-tiba.

"Iya nih. Lagi sama cowok ganteng banget," tandasku cepat setelah mendekatkan handponen ke telinga kembali.

"Tuuuhkannn aku bilang apa!! Kalau ada apa-apa aku juga yang harus tanggung jawab. Sekarang kamu dimana? Biar ku jemput sekalian."


"Ga usah, aku perginya ga jauh dari hotel," sahutku cepat, malas banget buat ketemu orang itu.

"Sebelah mana ga jauhnya? Ga ada penolakan pokoknya, cepetan kasi tau kamu lagi dimana? Kan ga lucu pagi-pagi ada berita gadis galak diculik pria jelek dan berakhir pria memilih untuk melepaskannya karena cewek berisik banget."

Aku mendengus jengah mencoba sesabar mungkin saat menghadapi orang ini. "Aku di toserba terdekat dari hotel."

"Tunggu! Jangan dimatikan!"

Percuma tanganku sudah memencet mengakhiri panggilan. Benar-benar ga sengaja, tanganku tergelincir. Kemudian aku menyeret kaki ke dalam toserba untuk membeli minuman, tiba-tiba saja kerongkonganku kering sehabis bicara dengan Jaehyun. Setelah menolak beberapa produk promosi yang ditawarkan kasir, aku langsung melesat ke kursi didepan toserba menunggu si boss menyebalkan.






"Permisi..."

Aku yang masih misuh-misuh mendadak mendongak saat disapa seseorang. Dia menunduk sopan

"Iya??" Aku ikut menundukkan kepala.

Dia menggaruk tengkuk canggung tapi tetap tersenyum. "Saya mau bertanya alamat. Apa anda tau tempat ini dimana?" Cowok berkaki panjang itu memperlihatkan gambar di ponselnya. Aku sedikit mendekat agar bisa melihat gambar itu lebih jelas.

Senyumku berubah masam. "Maaf, saya juga pendatang disini," jawabku sekenanya.

Cowok itu tersenyum nanar. "Saya sudah mencarinya dimana-mana. Tapi, tidak ada satupun yang tau, apakah benar tempat ini berada di Jeju."

Aku menggeleng tidak tau, lagian dia hanya menunjukkan gambar yang tidak spesifik. "Maaf sekali lagi." Aku menundukkan kepala.

"Tidak apa-apa saya duluan. Terima kasih sebelumnya." Dia menunduk sebelum pergi












"Katanya ga tebar pesona sama cowok-cowok Jeju. Kamu ga pernah, tuh, senyum seramah itu sama aku!!" Aku langsung terbatuk-batuk saat mendengar kalimat panjang itu. Aku menjauhkan botol minuman lalu terbatuk lagi.

"Siapa yang tebar pesona sih? Dia tuh cuman nanya alamat. Lagian tebar pesona atau tidak, itu bukan urusan kamu!" Decakku kesal sesaat saat batukku mulai reda. Jaehyun duduk dan menepuk bahuku yang masih naik turun karena batuk.

"Masa ganteng gitu nanya alamat, ga banget. Jaman gini tuh ada teknologi yang bisa digunain buat cari alamat. Cowok kayak gitu tuh cuman modus, karena kamu duduk sendirian malam-malam. Coba ga ada aku, pasti kamu udah diajak tidur tuh," ujarnya sembarangan. Aku langsung melemparinya dengan botol yang isinya tinggal setengah.

"Kamu pikir aku cewek gampangan. Tidur sama orang yang baru kutemui," kataku meninggi. Siapa coba yang tidak emosi kalau dikatai kayak gitu!!

"Aku cuman bilang, lagian dari kemarin kamu marah-marah terus perasaan," sungut Jaehyun mengembalikan botol minuman ke atas meja. Mungkin efek Pms, dari kemarin dadaku nyeri sekali dan moodku benar-benar naik turun ga jelas. Ditambah lagi aku harus menghabiskan hari-hari bersama Jaehyun. Aku tidak emosian, tapi muka Jaehyun muka cari masalah.

"Lagian ngomong sembarangan banget. Mau minum ga? Atau makan? Biar aku beliin," tawarku dengan nada cukup tinggi, karena kesal.

Jaehyun menepuk dagunya berpikir. "Bir aja deh."

What's Wrong With Manager Choi?¿ | Jaehyun Where stories live. Discover now