• Hello My Savior

Start from the beginning
                                        

Tak lama setelah itu, sebuah truk yang akan mengangkut motor Dira datang. Truk itu datang atas perintah Sheila, kakaknya Dira.

Sontak Rafa pun langsung membantu petugas yang mengangkut motor Dira itu. Selang beberapa menit, mobil Sheila juga datang untuk menjemput Dira.

Dira segera bergegas menghampiri kakaknya itu. Tak lupa juga ia berpamitan kepada Rafa sang penyelematnya itu.

"Gue pulang dulu ya, makasih ya udah nolongin gue" Dira berucap sambil menatap Rafa yang masih membantu petugas itu.

"Iya sama-sama Dir, lo hati-hati ya" Rafa tersenyum manis sekali.

Dira melambaikan tangannya, lalu Rafa pun membalas lambaian itu. Setelah itu Dira langsung masuk kedalam mobil Sheila.

Sheila langsung memeriksa beberapa bagian tubuh Dira, Sheila memastikan jika Dira tidak mengalami luka. Sheila terlihat begitu khawatir, karena motornya sampai rusak seperti itu.

"Syukurlah cuma motornya aja yang rusak Dir. Gue khawatir banget pas lo bilang ada mobil nyerempet tadi. Gue pikir lo udah luka-luka parah" ucap Sheila.

Dira juga bercerita mengenai Rafa yang telah menolongnya tadi. Dira mengatakan jika Rafa telah menolongnya dua kali. Di rumah sakit 3 hari yang lalu, dan sekarang ini.

"Kok bisa kalian ketemu lagi? Terus sekarang orang itu kemana?" Tanya Sheila.

"Gue juga gak tau kenapa bisa ketemu lagi. Itu dia disi.." ucapan Dira terhenti.

Rafa sudah tidak ada di tempat itu. Mungkin Rafa langsung pergi setelah memastikan Dira dalam keadaan aman.

"Tadi dia bantuin petugas itu naikin motor gue. Tapi kayaknya sekarang dia udah pulang" sambung Dira.

Dira dan Sheila pun akhirnya pulang menuju rumah mereka. Motor Dira akan di servis selama beberapa hari. Dira dan Sheila tadi juga sempat mampir ke tempat servis motor untuk menanyakan hal apa saja yang rusak pada motor Dira itu.

..

Keesokan harinya Dira merasa sudah lebih baik. Kondisi hatinya juga terasa membaik entah mengapa. Apa mungkin karena kemarin ia baru saja bertemu dengan sang penyelamatnya itu?

Entahlah, pada intinya Dira merasa perasaannya menjadi lebih lega. Mungkin juga karena ia sudah meluapkannya kemarin.

Ya meskipun masih terasa berat untuk menerima, namun Dira juga tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dira hanya pasrah, ia tidak bisa apa-apa selain melanjutkan kehidupannya setelah ini.

"Hari ini bisa tolong gantiin gue ngurus resto? Nanti mau ada stock barang dateng" ucap Sheila pada pagi hari ketika mereka baru saja bangun tidur.

"Bisa kak, tapi anterin gue ya. Kan gue gak ada motor" balas Dira.

Sheila menyetujui permintaan Dira itu. Nanti sebelum ia berangkat bekerja, ia akan mengantarkan adiknya ke resto peninggalan kedua orang tuanya itu.

Mereka pun mengurus keperluan mereka masing-masing sebelum akhirnya mereka menyarap bersama. Dua kakak beradik itu juga sempat berbincang-bincang sebentar. Setelah itu mereka kembali bersiap-siap untuk menjalani kegiatan mereka hari ini.

"Nanti pulang mau gue jemput apa mau naik bus aja?" Tanya Sheila disaat tengah menurunkan adiknya di depan resto.

"Jemput aja kak" jawab Dira.

Sheila pun mengiyakannya, kemudian ia langsung pergi dari halaman resto itu. Dira langsung masuk ke dalam resto, dan para pegawai disana juga langsung menyambut kedatangan Dira.

Dira mengurus resto itu layak biasanya. Ia juga turut membantu para pegawai dalam pelayanan resto itu. Hal itu selalu Dira lakukan sejak dulu ia lulus SMA dan terbawa sampai sekarang.

DiRafa [ Huang Renjun ] ENDWhere stories live. Discover now