"... The Tesla car, a product of Elon Musk's company, has been in operation for 15 years. The first Tesla car was the Roadster which was the first generation. However, the car's main success began when it launched the Model S Sedan in 2012," suara Mr. Koko bergaung ke penjuru ruangan, menerangkan bait-bait teks report technology ke hadapan Vida.
Vida manggut-manggut demi mendengarkan paragraf demi paragraf teks yang dibaca sang guru. Sesekali tangannya yang berdebu mencoret-coret tak jelas pada buku tulisnya. Benaknya berlarian membayangkan empuknya mobil Tesla. Pasti kabinnya wangi, joknya lembut, tak seperti bangku kelasnya yang keras dan gatal.
"Question," Mr. Koko membuyarkan lamunan Vida.
"What is the name of the first Tesla car?" Mata Mr. Koko menyapu penjuru ruangan. Tangannya menunjuk-nunjuk liar ke setiap bangku yang kosong .
Di depannya, Vida dengan antusias mengacungkan tangannya. Namun Mr. Koko berlagak tak melihat.
"Ok, Dista," telunjuk Mr. Koko berhenti pada seonggok payung warna biru yang bersandar pada kursi paling belakang.
"Yes. Correct," Mr. Koko menjerit gembira demi mendengar jawaban Dista.
"Mr. curang. Aku udah ngacung duluan," Vida merajuk. Bibirnya menutup marah.
"Tenang, masih ada soal yang lainnya, Vida." Mr. Koko tertawa puas. Vida melengos bosan.
"10 points for Dista. Congratulation, mbak." Mr. Koko mengacungkan jempolnya pada payung biru yang dipanggil Dista. Sang Dista itu bergeming, mematung tak bergerak.
"Tesla car ... " Mr. Koko hendak melanjutkan bacaannya, ketika sudut matanya menangkap tangan Vida yang teracung ke atas.
" Ya?" Protes Mr. Koko lewat pandangan matanya.
"Ada mbak-mbak OSIS Mr." Vida terbatuk sambil menunjuk ke arah pintu yang bergoyang-goyang terkena angin.
"Ya, silahkan masuk." Mr. Koko memandang jengkel pada Vida. Vida tergelak bahagia.
Pintu kelas tiba-tiba terbuka lebar. Angin berhembus kencang membawa masuk daun dan sampah.
2 helai daun bergerak pelan di depan papan tulis. Vida & Mr. Koko menunggu dengan penasaran. Kemudian mereka berbicara.
YOU ARE READING
A Day at My School
Science FictionVida berhenti sejenak di depan daun pintu yang sudah menguning dimakan usia. Dikeluarkannya cermin hias dari balik tasnya. Matanya menangkap sosok menyeramkan di sana, bergigi hitam, kulit pucat, masker berlubang, rambut kusam. Dirinya sendiri.