7.

401 34 0
                                    

Senja tahu bahwa kita adalah sepasang sejoli yang ingin merajut kisah namun masih belum bisa terwujud.

Saat senja ku berharap, semoga fana ini bisa kuubah menjadi pelangi yang indah untuk ku nikmati di ujung hari.

Senja mengajarkan kalau menunggu bukan pekerjaan yang mudah, sama halnya dengan berjuang. Terlebih jika menunggu perjuangan yang penuh ketidak pastian.

Tanpa hadirnya dirimu membuatku seperti dedaunan kering yang jatuh dari ranting, dikejar angin yang datang tak karuan.

Kelak ada senja yang sunyi untukmu mengingat masa lalu, dimana aku akan lewat diantara kenangan-kenangan masa lalumu.

Cinta tak dianggap sama halnya dengan langkah yang tak berjejak, senja namun tak jingga
Ia bukan senja yang kucari, lukaku kian membasah, tak kunjung kering oleh sinar jingganya. Ia juga datang hanya sebentar, lalu pergi.

Senja telah berubah menjadi malam, namun dari dulu perasaanmu tak kunjung berubah untuk menerimaku.

Kita adalah pasangan yang tak direstui senja untuk menikmati malam bersama.

Kini aku sadar, ada hal yang lebih indah yang Tuhan ciptakan selain kamu, yaitu senja.

Menunggu senja datang, kita harus lewati dinginnya pagi dan teriknya mentari siang hari. Menunggu dirimu, tak ada yang mesti aku lewati tapi kenapa terasa lebih susah dan tak pasti.

Sengaja ku teriakan namamu di padang pasir yang luas, agar namamu mampu menutupi kesepianku.
Layaknya kesetian senja menunggu malam datang, begitu pula kesetianku menunggumu dirimu datang.

Rindu ini mulai tak menentu, saat senja pun ia berubah menjadi kelabu. Aku tau kau juga rindu, tapi kini semuanya tinggal berdebu.

Saat matahari tenggelam, kita diajarkan untuk menghargai sesuatu yang kita miliki sebelum ia pergi meninggalkan kita.

Senja yang kelabu ini menyatakan bahwa kehidupan tak selalu berjalan indah pada akhirnya.

Ingat bahwa awan yang menghitam membuat senja terlihat menjadi lebih indah dan eksotis.

Walau senja begitu indah, cahaya matahari tak akan pernah tergantikan walau dengan lilin yang sinarnya terang benderang.
Tuhan, bersama tenggelamnya matahari senja ini, redakanlah kekecewaan dan kemarahan di hati ini. Sabarkanlah aku.

Kutulis rindu di malam ini namun bukan untuk kau baca. Sebenarnya aku hanya ingin mengingat rindu yang telah ku tinggalkan di tepian senja. Karena kini kita telah berbeda. Aku dan kau tak bisa lagi menjadi "kita".

Menunggu kehadiran sang senja mengajarkan kita bahwa untuk mendapat keindahan dan sesuatu yang berharga perlu melewati jalan yang berliku dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Menikmati duka yang kini kau rasa adalah sebuah asa yang tak kunjung ada, sebab kelak mungkin ia akan menjelma menjadi sesuatu yang begitu bermakna.

Sinar senjamu sejukkan kalbu. Mata ini tak berkedip melihat indahnya pesonamu. Semoga kau selalu indah menyejukan hatiku ini.

Dalam sepi ku tatap mentari senja yang tak sengaja membuat langit menguning. Sembari dalam hati ku berucap syukur bahwa nafas ini masih panjang untuk melihat indahnya senja di sore hari yang mampu menyejukan hati dan pikiran yang gundah ini. Terima kasih atas anugerahmu Tuhan.

Senja ini ajarkanku untuk selalu menikmati apapun akhir perjalanan lika-liku hidup kita. Tuhan tak akan pernah menukar rejeki kita.

Sesulit apapun sebuah perjalanan, sebosan apapun sebuah jalan hidup, ingat ada senja yang indah menanti di sore hari, untukmu berucap syukur.

Senja Menutup Bukunya Lalu Tersenyum, Semoga Kak Aksa Segera Menerima Ku, Batin Nya

˚˚˚

Sepulang Sekolah Senja Mampir Ke Sebuah Kafe Dan Memesan Minuman Hangat Untuk Menenangkan Pikiran, Badannya Sedikit Panas Dan Juga Kepalanya Yang Terasa Pusing, Ini Pasti Akibat Dari Air Yang Di Siram Kan Oleh Yunda Tadi Pagi, Senja Memijit Pelipisnya Lalu Berdiri Dengan Sempoyongan

Senja Berjalan Keluar Untuk Segera Pulang Tapi Badannya Terhuyung, Untung Saja Ada Seorang Laki-laki Yang Menangkap Nya Jika Tidak Senja Akan Terjatuh

"Hey Are you Okey?" Tanya Orang Itu yang Memeluk Pinggang Ramping Senja Dan Membantu Senja Untuk Berdiri Seperti Biasa, Senja Menggeleng Lalu Segera Melepaskan Pelukan Laki-laki Itu

"Dimana Rumah Lo? Biar Gue Anterin pulang" Tawarnya Dan Senja Kembali Menggeleng

"Gausah, Biar aku Pulang sendiri aja" Tulisnya Pada Sebuah kertas

"Lu Gabisa Ngomong?" Senja Tersenyum Lalu Mengangguk

"Hm Yaudah, Gue Tetep Bakal Anterin Lo" Finalnya Dan Langsung Menarik Tangan Senja Menuju Motor KLX Miliknya Kemudian Mengangkat Tubuh Senja Dan Mendudukkan Nya Di Motor, Senja Terlonjak Kaget Reflek Memegang Pundak Laki-laki Itu

Laki-laki Itu Meletakkan Tangannya Di kedua Sisi jok Dan Menatap Wajah Senja Dari Dekat, Senja Sedikit Memundurkan Wajah Nya agar Mempunyai Jarak

"Gue Morgan, Nama Lo?" Ucapnya, Senja Menunjukkan Bet Yang Tertulis Namanya Disana

"Senja Anastasya Ningrat" Morgan Mengangguk Paham Lalu Memakaikan Senja Helm Kemudian Naik Ke Atas motor

"Pegangan" Ucapnya Dan Senja mengangguk Lalu Memegang Jok Yang Paling Belakang

"Pegangan Di Pinggang Gue Aja Ntar Jatoh" Senja Menggeleng lalu Memegang Bahu Morgan Erat, Mana mungkin Ia Akan Mau Memeluk Laki-laki Yang Bukan Mahram, Sedangkan Aksa Suaminya Saja Belum Pernah Menyentuh Dirinya

"Batu Juga Lu ya, Gppa Lah Yaudah" Pasrah Morgan Lalu Menjalankan Motornya Dan Berhenti Lagi Di Pinggir Jalan Membuat Senja Bingung

"Rumah Lu Dimana? Gue Kan Gatau" Ucap Morgan Membuat Senja Terkekeh Lalu Menunjukkan Handphone Nya Yang Tertera Alamat Rumah Disana

"Baiklah" Setelah Itu Morgan Kembali Menjalankan Motornya Menuju Alamat Rumah Yang Sudah Senja Katakan

"Apaan sih Pakek Nganterin Segala!" Gumam Seorang Laki-laki Yang sedaritadi Memerhatikan Senja Dan Morgan lalu Laki-laki Itu Masuk Ke Dalam Mobilnya

Aksaza||Tulisan SenjaWhere stories live. Discover now