Bagian tiga-Murid baru

58 23 122
                                    

"Kita itu beda suku, beda kebudayaan. Mau sebesar apapun rasa cintanya gak akan mengubah hal itu."

Ada beberapa alasan seseorang membenci hari senin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada beberapa alasan seseorang membenci hari senin. Termasuk Khania, ia benci hari senin, karena jam tidurnya terganggu.
Tapi, Diwa selalu punya alasan untuk menyukai hari senin, pelajaran Matematika salah satunya.

"Saya masih ingin tidur, demi apapun ini masih jam 4 pagi Diwa!" Protes Khania kembali menarik selimut, membuat Fatma harus mengambil tindakan ekstra.

"Gue aja yang bangunin ini Kebo," Fatma menatap pada Diwa dan Medina dengan pandangan jahil. "Ini masih jam 4 katanya? dia lupa apa tinggal di desa, perjalanan ke kota butuh waktu 2 jam, itu pun belum sampe sekolah", imbunya.

Fatma menghilang di balik pintu kamar, dan kembali dengan segayung air ditangannya.

"Kasur Diwa bisa basah Fat," Sergah Medina mencoba memperingatkan Fatma.

Fatma tampak tidak peduli.
"Kita bisa jemur kok kasurnya."

"Elu mah bikin kerjaan aja."

"Yaelah Med, dari pada kita telat sekolah? ini anak kalo di tinggal, mana bisa naik kereta sendirian."

Akhirnya Fatma benar-benar menyiramkan segayung air tepat di wajah Khania.
"Bangun Kha, mandi sana! kita semua udah siap, barang elu biar Medina yang beresin Atau lu mau kita tinggal?"

Khania langsung mendudukan badanya tegak."Ehh jangan dong, saya kan gak tau jalan ke setasiun."

Setelah sarapan, keempat anak itu bergegas ke Stasiun terdekat untuk sampai ke kota. Mereka tiba di sekolah tepat waktu, dan menitipkan barang-barang di kosan Diwa. Biasanya Diwa pulang ke rumah tiga hari sekali, katanya itu adalah bentuk penghematan.

Sekarang mereka bukan teman satu kelas, walaupun berada di jurusan yang sama.
Teknik komputer dan jaringan (TKJ), tahun lalu keempatnya menjadi teman sekelas karena sistem Rolling di SMK Widuri membuat mereka tidak berada di kelas yang sama tahun ini.

Khania memasuki kelasnya, ia tidak punya teman disana, duduk di bangku paling belakang barisan tengah.
Gadis itu tidak pandai bersosialisi, ia bisa kenal Diwa dan Fatma karena Medina. Medina adalah teman satu SMP-nya.

Bell masuk berdering sekitar 10 menit lagi, tapi Khania mendapati kursi sebelahnya diisi seseorang.

"Ini kursi saya!"

"Kursi kamu atau kursi sekolah?"

"Refrizal ...."

Dengan terpaksa Khania duduk di sebelah Refrizal.

"Oke karena kamu sudah ingat nama saya, jadi saya gak perlu kenalan lagi."

"Refrizal Jagaraksa, kenalan sama kamu cuma buang-buang waktu saya aja," ketus Khania, ia lantas membuka buku Matematikanya mengerjakan tugas.

Sudut IstimewaWhere stories live. Discover now