"Udah ayo, Lan! Lo kalo nggak ada gue nanti digangguin lagi sama Dira and the geng itu!"

Lala melirik ke bangku Dira dan kawan-kawannya. Apa yang diucapkan Alana juga tidak salah. Jika tidak ada Alana, trio loli menggunakan kesempatan untuk mengusiknya.

Setelah berpikir kilat, Lala memutuskan untuk mengangguk menerima tawaran Alana. "Tapi aku nggak satu meja, ya? Aku duduk di meja lain."

"Terserah lo aja. Yuk! Ikut gue!"

❤︎❤︎❤︎

"Sayang!" panggil Alana melambai ke meja ABC.

Yang dimaksud Caka, namun yang menyahut dan membalas lambaian tangan Alana justru Bilal. "Hai, Sayang!"

"Ih! Bukan Kak Bilal! Tapi Kak Caka! PD banget!" protes Alana saat ia sudah sampai di meja mereka.

Alana melirik Alvarez yang sibuk bermain game dan tidak peduli dengan keberadaannya. Jika sudah seperti itu pasti Alvarez tidak bisa diganggu gugat.

Alana mengambil tempat di samping Caka. Gadis itu menumpukan dagunya di atas meja seraya memperhatikan Caka yang fokus pada tab Alvarez.

"Kak Caka ngapain, sih? Aku panggil nggak nyahut?" tanya Alana.

Caka diam saja tak menjawab. Terlalu malas menanggapi celotehan Alana. Proposal OSIS-nya harus diselesaikan hari ini juga. Ketua OSIS di samping Caka sedang asik main game untuk push rank.

"Ada yang bisa Alana bantu nggak, Kak?" tanya Alana.

"Jawab kali, Ka. Alana tanya," saut Bilal tak tega kepada Alana.

"...."

"Udah jangan diganggu, Kak. Calon pacar gue kelihatan sibuk banget. Kita beli sosis bakar yuk!" ajak Alana.

"Gas!"

Alana meraba sakunya. Sialnya ia tak membawa dompetnya yang ditinggal di dalam tas. Gadis itu menghampiri Alvarez. "Kak, minta duit buat beli sosis bakar. Lupa nggak bawa duit." Alana mengadahkan tangannya.

Alvarez menunjuk dompetnya yang ada di atas meja. Mendapat izin, Alana mengambil dompet Alvarez. Ia dan Bilal mengarah pada stand penjual sosis bakar di kantin.

Setelah Alana pergi bersama Bilal, Caka sempat melirik. Cowok itu memperhatikan interaksi keduanya. Tatapan Caka yang hanya beberapa detik itu sulit untuk diartikan.

Alana dan Bilal merecoki Mbak Ezi—pedagang sosis untuk membakar sendiri sosis mereka. Keduanya asik sendiri sampai tidak sadar sedari tadi Caka mencuri-curi pandang memperhatikan mereka.

"Terima kasih duitnya, Kak Alvarez. Kak Bilal minta bayarin juga tadi," ujar Alana saat sampai di meja ABC.

"Hum," balas Alvarez singkat.

Alana melirik Lala yang duduk di bangku samping mereka. Melihat Lala diam sendiri membuat Alana tidak tega. Tapi Lala enggan bergabung di bangkunya.

Alana menyikut Bilal. "Kak Bilal, itu yang duduk sendiri di meja sebelah teman gue. Namanya Lala. Gue minta tolong lo bujuk Lala duduk satu meja sama kita gih. Kasihan sendirian. Kalo gue yang bilang dia nggak mau dengar."

Strawberry Cloud [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt