Red (II)

354 67 12
                                    

"Telling your best friend that you love her is hard but if you never told her that you love her you will regret it one day."

♥️♥️♥️

Minggu pagi kali ini cukup special untuk Tara, karena ini adalah pertama kalinya Tara dan Dirga jalan bareng setelah resmi berpacaran. Iya benar, tepat setelah quick kiss romantis malam kemarin, Dirga menyatakan perasaannya yang diterima baik dengan Tara. Ternyata selama ini kedua manusia tersebut saling menaruh hati satu sama lain dalam diam.

♥️♥️♥️

"Uhm..Tar..gue..." Dirga mengalihkan pandangannya dari mata Tara yang saat ini masih memandangnya. Ia mencoba mengalihkan keraguannya. Ia ragu kepada dirinya, haruskah ia menyatakan cintanya sekarang atau..? namun sudah sejauh ini, jika ia tidak menyatakan malam ini, besok pasti akan menjadi sangat canggung.

Tara masih menunggu kelanjutan dari kalimat Dirga. Dalam hatinya ia juga merasa cukup gugup. "Dir?" panggilnya pelan.

Tak kunjung mendapat jawaban, Tara memutuskan untuk mengeluarkan sebuah pertanyaan yang membuat ia gugup. "Is it a lust kiss or a love kiss?"

Pertanyaan gadis itu berhasil membuat Dirga menoleh, "Maksudnya?"

"Itu ciuman karena lo suka sama gue atau emang itu hawa nafsu lo aja yang lagi pengen ciuman?"

"Ya karena gue suka sama lo lah Tar. Gila gue gak akan mainin ciuman sampe kaya gitu, apalagi ini sama lo Tara" balasnya.

Tara mundur satu langkah dari posisinya saat ini, memberi jarak antara dirinya dan Dirga.

"Then what's stopping you from confessing to me?" tanyanya lagi.

Dirga membelalakkan kedua matanya, terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. Dirga selalu tau kalau Tara orang yang blak – blakan namun ia tidak menyangka bahwa gadis itu akan se-frontal ini.

"Lo dari tadi mikir kan harus confess apa gak?" serangnya lagi.

Dirga hanya terdiam, semua yang dikatakan Tara benar. Gadis itu memang luar biasa bisa menebak tanpa melesat.

Dirga menarik napasnya kemudian ia mengelus pipi Tara, "Yes, I do like you A LOT." kalimat itu akhirnya dikeluarkan Dirga dengan sedikit penekanan di akhir ucapannya.

Tara tersenyum manis, mata mereka masih saling menatap satu sama lain. Seakan lupa kalau mereka tengah berada di jalan perumahan, di depan rumah Tara lebih tepatnya. Masa bodo dengan orang yang mungkin memperhatikan mereka dari dalam rumah mereka, posisi mereka saat ini bak adegan di sebuah drama korea.

"Should we make it official? like..became an actual coup-"

"WAIT STOP THERE. Kamu gak boleh curi start, harus aku dong yang nanya." Dirga setengah panik memotong ucapan Tara. Masa Tara yang make it official sih? ya walaupun tidak ada salahnya jika wanita yang mulai, namun dimana harga dirinya nanti kalau dia cerita ke Arlo dan teman yang lain? pasti akan digoda abis – abisan.

Yes, Dirga and his pride.

Tara tertawa, "Okay go ahead,"

Sudah diberi waktu untuk berbicara, Dirga berdehem sebelum memulai. "Okay Adisti Tara Sagita, mau jadi pacar gue nggak? soalnya gue tuh gak bisa kalau gak pacaran sama lo..percaya gak lo lagi nguncir rambut aja yang acak – acakan hati gue?"

Tara tidak bisa menahan tawanya, ia terbahak mendengar ucapan Dirga. "Dih lebay banget," cibirnya

"Ya makannya jadi pacar gue aja ya?"

Once Upon a Joy Where stories live. Discover now