"Hidup itu perihal menyambut kehilangan dan merayakan kepergian". Ucap Arkan pada Aluna.
"Jadi, kalaupun suatu saat gue pergi, jangan nangis ya?" Lanjutnya.
Aluna menatap lekat bola mata Arkan, seperti tidak setuju dengan perkataan Arkan.
"Arkan? Du...
"Ck. Ini gue jadi pacar ngga guna amat dah. Masa nomer pacarnya sendiri ngga punya sih? Cowok macem apa gue?"
Hari ini tepatnya hari minggu. Arkan yang masih stay rebahan dikasurnya, belum berniat untuk menyentuh air barang sejengkal pun. Cowok itu sibuk mengotak atik ponselnya sambil mendumel tak jelas.
"Duhh gimana nih gue. Ntar gue dibilang cowok brengsek yang suka mainin hati cewek. Padahal kan ngga". Arkan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia sedang bingung akan apa.
"Coba chat Dyora aja kali ya" Arkan berpikir sebentar lalu tangannya mencari kontak Dyora di aplikasi chat nya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Arkan hanya membaca chat terakhir dari Dyora. Baiklah sekarang langkah pertama yang harus dilakukan Arkan. Menge-chat Aluna, pacarnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Argghh. Damn it. Aluna tak bisa menyembunyikan senyumnya lagi. Walaupun hanya ketikan, namun efeknya bisa sampai membuat Aluna senyum senyum sendiri. Jika ada orang yang melihatnya, bisa dijamin orang tersebut bergidik ngeri melihat Aluna seperti itu.
Disisi lain, Arkan menggigit bibirnya. Jujur, ini baru pertama kalinya ia bertukar pesan dengan lawan jenisnya selain Dyora, sahabat kecilnya. Ia tak tau harus memulai dari mana agar tak terlihat kaku. Apa mungkin Arkan harus searching google untuk itu?
Baik, Arkan tak ingin terlihat kaku dimata Aluna.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
