Bab 43

1.1K 105 15
                                    

"Rok Soo..."

"Ssst... dia masih tidur."

Suara dua orang adalah hal pertama yang dia dengar. Suara pria yang dipenuhi kelembutan dan kasih sayang memanggil namanya, dan suara omelan wanita itu tetapi dipenuhi kebahagiaan adalah sesuatu yang sudah lama tidak dia dengar.

Suara-suara familiar yang dia simpan di dalam rekaman yang tak terhitung jumlahnya yang disimpan di bagian terdalam dari ingatannya...

'Kapan itu?'

Kegelapan seakan tak berujung saat ia terus mendengarkan suara-suara yang saling berbisik, seolah berhati-hati agar tidak membangunkannya.

"Ah, lihat betapa kecilnya dia. Aku ingin menggigitnya."

"Apa yang dibicarakan bajingan gila ini. Aku akan menendangmu keluar jika kamu menggigitnya."

"Mengapa kamu begitu jahat, Sayang?"

"Diam."

Keduanya terus berbicara satu sama lain dengan suara berbisik. Kehangatan cahaya menyentuh pipinya dan lengan hati-hati yang memeluknya di tubuh hangatnya, kapan ini?

Dia sudah bangun, tapi dia takut untuk membuka matanya. Takut pada hal-hal yang akan dia lihat saat dia membuka matanya yang tanpa henti merekam semua yang dilihatnya.

'Dewa Pemuda sialan.'

Jika dua orang yang bersamanya tahu apa yang dia pikirkan, hati mereka pasti akan terasa seperti jatuh dari tempat yang tinggi.

Cale tahu ini adalah ilusi Tuhan. Menyadari bahwa inilah yang dia maksud ketika dia berkata dia akan membiarkan dia mengalami masa kecilnya lagi. 

Dia tahu bahwa semuanya palsu, tetapi dia tahu di setiap bagian jiwanya bahwa ini terjadi. 

Dia merasa sangat tidak berdaya tiba-tiba.

Suara yang sama, kehangatan yang sama, kasih sayang yang sama...sudah berapa lama?

Jika dia membuka matanya tidak, akankah wajah yang diam-diam dia harapkan untuk dilihatnya sekali lagi akan sama?

 Apakah dia akan melihat senyum lembut kedua orang ini, seperti bagaimana dia mengingat mereka? 

Apakah dia akan mendengar suara lembut dan penuh kasih sayang yang sama yang memanggil namanya?

Jika dia membuka matanya, apakah itu akan menjadi memori kehangatan yang sama yang dia simpan di dalam selama bertahun-tahun di benaknya?

Cale merasa tidak berdaya untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama. 

Persis seperti yang dia rasakan saat menyaksikan kematian mantan timnya. 

Sama seperti bagaimana dia menahan rasa lapar dan dingin di dalam ruangan kecil yang terbuat dari rubel, hanya melihat langit dengan lubang kecil. 

Sama seperti bagaimana dia menahan rasa sakit dari pecahan kaca yang menusuk kulitnya, rasa sakit karena dipukul dan dipukul dengan tongkat kayu, tidak mampu berdiri sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

What if Cale turned into a child?  Where stories live. Discover now