Part 7

18 3 0
                                    

"Stop!" ucap Rachel.

"Why? I like to do it."

Elvano terus berjalan maju dan Rachel melakukan hal sebaliknya. Sebentar lagi punggungnya akan menabrak dinding, jika Elvano tidak berhenti mendekat.

Rachel mencoba menahan tubuh Elvano, dia tidak mau melakukan kesalahan lagi, atau pemuda sialan itu tidak akan pernah memaafkan dirinya.

Sebuah seringai terbit dari kedua bibirnya. Elvano memandang Rachel penuh selidik.

"I know you, Bitches," ucap Elvano yang membuat Rachel mengernyitkan dahinya.

"What do you mean?" Rachel tidak paham sedikit pun dengan apa yang di bicarakan oleh Elvano, apalagi pemuda itu memanggil dirinya dengan sebutan bitches.

"I know, lo hanya anak tiri nggak tau diri yang dibesarkan oleh keluarga Darmawan, kan? Gue tau, lu gadis murahan yang setiap hari datang ke klub Night dan memberikan tubuh lo kepada orang-orang beruang untuk mendapatkan lembaran uang dari mereka, dan gue juga tau kalau lo anak dari Hartawan, koruptor yang bunuh diri saat polisi hendak menangkapnya. Menjijikkan sekali hidup lo."

Netra gadis itu menggelap, tanpa peringatan gadis itu langsung menendang perut Elvano sekuat mungkin.

Brugh

Pemuda tampan itu tersungkur. Ia tidak siap dengan serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh Rachel dan itu membuatnya terjatuh. Rachel mencengkeram kerah baju El dan melayangkan sebuah pukulan keras di wajah pemuda sombong itu.

"Brengsek," umpat El.

Pukulan Rachel tidak main-main, apalagi gadis itu jago bela diri tinju.

"You don't know any thing about me, so, shut up or ...."

"Or what? Bukankah yang gue bilang itu benar? Buat apa di tutupi lagi? Gue tahu kok lo melakukan hal tadi supaya gue tergoda kan sama lo, dan supaya gue mau tidur sama lo, seperti yang biasa lo lakuin di klub." Rachel bungkam. gadis itu tidak menyangka jika Elvano bisa berpikir sejelek itu tentang dirinya.

Rachel melakukan hal gila tadi itu semua murni balas dendam. Tidak ada satupun pemikiran El yang benar tentang dirinya. Tadinya dia pikir Elvano tidak sejahat yang ia pikirkan selama ini, namun nyatanya, gadis itu salah besar. elvano bahkan lebih brengsek dibandingkan dengan preman murahan.

"Lo tahu kalau lo nggak akan pernah bisa mengganti rugi kerusakan yang lo buat di sini, jadi lo berniat buat ngedeketin gue agar lo terbebas dari hukuman ganti rugi,"ucapan El mampu membuat darah Rachel mendidih.

Sejak tadi gadis itu sudah diam, mencoba untuk tetap berpikir jernih. Meski hatinya panas mendengar semua tuduhan yang keluar dari mulut Elvano, tapi dia harus tetap diam, ini hari pertama Rachel bekerja, dia tidak mau memperlihatkan kesan buruk. Ya, meskipun beberapa saat yang lalu ia sempat memukul Elvano.

"Lo itu sama kayak bokap lo, menjijikkan."

Bugh

"Jangan seenaknya berbicara, gue udah coba tahan diri, tapi lo yang nggak tau diri," ucap Rachel sembari terus memukuli wajah tampan El hingga tak berbentuk.

Sudut bibir dan pelipis pemuda itu mengeluarkan darah meski tak begitu banyak tapi rasanya lumayan sakit dan juga perih.

"Sejak tadi gue diem, tapi lo anggap kediaman gue sebagai sebuah kebenaran," ucap Rachel.

Gadis itu hampir saja memberikan pukulan yang entah kesekian kalinya, jika saja seseorang tidak datang dan mendobrak masuk ke ruangan tersebut.

"ELVANO." Teriak seorang gadis yang baru saja memasuki ruangan itu.

Diujung penyesalanWhere stories live. Discover now