Chapter 4

20.1K 1.4K 11
                                    

Happy reading
.
.
Kursi taman

Elena tak lupa melihat salju yang terus turun sambil tersenyum dan mengayun ayunkan kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elena tak lupa melihat salju yang terus turun sambil tersenyum dan mengayun ayunkan kakinya

"Nona makanan sudah datang" Kata Thea sambil tersenyum hangat
Dan membawa nampan berisi coklat panas dan camilan

"Nona makanan sudah datang" Kata Thea sambil tersenyum hangatDan membawa nampan berisi coklat panas dan camilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Coklat panas" Ucap Elena dengan antusias dan langsung mengambil coklatnya dengan bersemangat

Thea yang melihat kelakuan sang nona yang seperti anak kecil itu pun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan

"Thea ayo duduk duduk dan makan bersama" ajak Elena dengan tersenyum manis

"Maaf nona saya tidak bermaksud menghina ataupun menolak ajakan anda, namun dengan kasta saya, saya benar benar tidak pantas" kata Thea dengan lembut

Elena pun cemberut atas ucapan Thea lalu kembali berkata "jika tidak bisa duduk bersama maka kita minum bersama saja" tetap bersikeras mengajak Thea

Thea pun tersenyum lalu berkata "baiklah jika nona memaksa" Thea pun mengambil Coklat panasnya

"Oh ya Thea apa aku bisa bertanya tentang sesuatu?" Tanya Elena sambil menoleh dan menatap Thea

"Apa yang ingin diketahui oleh anda nona, saya akan menjawab sesuai pengetahuan saya" kata Thea dengan tulus

"Kau berasal dari ibukota kan?" Tanya Elena kepada thea, Thea pun mengangguk tanda perkataan elena itu benar adanya

"Lalu bagaimana suasana ibukota?" Elena pun bertanya lagi
"Ibu kota bukan tempat yang damai nona Disa banyak sekali kejahan juga kekejaman, para bangsawan selalu disembah dan para budak akan diperjual belikan" kata Thea dengan serius

"Perebutan kekuasaan dan tahta adalah hal yang paling membuat rakyat yang berkasta rendah tersiksa apa lagi dengan perlakuan para bangsawan yang sering bertindak seenaknya" Thea pun berhenti sebentar lalu melanjutkan

"Tapi saya senang bisa ada disamping nona dan pergi jauh dari ibukota yang kejam itu" kata Thea dengan senyum manis yang muncul dan menoleh kearah Elena

Elena yang mendengar itupun hanya mengangguk

"Oh ya Thea apa kau ingat umur berapa aku dikirim ke sini?" Tanya Elena untuk yang terakhir kalinya

"Em.. kalau tidak salah saat anda berumur 5 tahun nona, kenapa nona menanyakan hal ini?"

"Kalau begitu bukankah sebentar lagi aku berumur 18 tahun kan?" Ucap elena lalu menoleh ke Thea, elena yang mendengar pertanyaan itu hanya mengangguk

'karena aku sebentar lagi berumur 18 tahun aku akan dijemput ke ibukota tapi, karena aku telah datang untuk mengubah takdir seharusnya aku dijemput kan?' batin Elena berpikir

"Oh ya nona saya ingin berbicara sesuatu'' ungkap Thea

"Ada apa? " Elena pun Memiringkan kepalanya

"Ada surat dari Kediaman utama" ucapan Thea itu langsung membuat gadis cantik berambut perak itu membelak

"A..apa Kediaman utama, Apa isi suratnya ?!" Tanya Elena dengan suara bergetar

"K.. katanya anda diminta untuk kembali ke ibukota untuk merayakan hari kedewasaan anda nona" menunduk karena terkejut melihat ekspresi nonanya yang seakan tidak percaya

'ini bagaimana bisa? Bukannya jika aku masuk ke cerita ini secara otomatis alurnya akan berubah?!" Batin Elena dengan bingung dan terkejut

Wait

This is Elena Lycoris Scarnion

This is Elena Lycoris Scarnion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


And This is Theana/ Thea

And This is Theana/ Thea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Illustration not Real

*****
Bersambung

The Duke's beautiful daughter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang