BEFORE YOU GO

494 26 0
                                        

Setelah mengatakan segalanya dan tak ada respon dari Edgard, maka Pirentz terpaksa meninggalkan Edgard di taman.

Masih ada beberapa urusan perusahaan yang harus dibereskan. Ponselnya terus saja berdering. Sekertarisnya Davina menghubunginya berkali-kali.

Edgard menatap punggung Pirentz yang menghilang di balik pintu mobil. Ia memandang tak berkedip hingga mobil Pirentz tak terlihat lagi.

Ia menyandarkan punggungnya dan menarik napas berat. Rasanya begitu sulit berdamai dengan pikirannya.

Bayangan Pirentz dan Velicia yang berciuman masih setia bercokol di ingatannya bahkan mengintimidasinya. Ia tak tahu harus percaya pada perkataan Pirentz atau percaya pada dirinya sendiri.

Kemudian ia berdiri dan melihat arlojinya sekilas. Ia harus kembali ke kantor sekarang. Hanya tumpukan pekerjaan yang akan mengalihkan pikirannya dari ini semua.

Sepanjang ia menyetir ia terus memutar ulang apa yang di katakan Pirentz.

Aku  akan percaya padamu jika kau memang tidak akan muncul lagi di hadapan Velicia , Rentz...

Ia mengeraskan rahangnya dan tak sengaja memukul stirnya keras. Bunyi klakson mobil di belakangnya menyadarkan ia dari lamunannya.

Tiba di kantor, ia mengingatkan sekertarisnya untuk tidak memberi izin pada siapapun masuk dan bertemu dirinya. Lalu ia membanting pintu ruang kerjanya dengan keras.

Menjelang senja Velicia baru selesai meeting dengan staf keuangan.

Dengan langkah lebar ia kembali ke ruang kerjanya. Adrian mengekor di belakangnya.

Ia melepas hells nya sebentar lalu berselonjor kaki. Diambilnya ponsel dan mengecek daftar panggilan maupun chat. Tak ada pesan masuk dan notifikasi. Dengan penuh harap ia mencoba melakukan panggilan pada nomor  Edgard. Ia yakin Edgard pasti sudah menerima titipannya. Berulang kali ia mencoba menelepon tapi tak di jawab sama sekali. Ia mengerang frustasi.

Ia melirik arlojinya. Hampir pukul 07.00,ia  berniat menelpon Pirentz. Ia baru ingat sedari pagi Pirentz belum menghubunginya sama sekali. Padahal Pirentz berjanji akan meneleponnya.

Nomor yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan ini...

Suara operator terdengar di ponselnya. Ia mengulanginya lagi. Dan masih sama.

"Kenapa hari ini sedikit menjengkelkan Adrian? "wajahnya terlihat kecewa.

" Mungkin kau lelah. Ayo pulang dan istirahat. Atau kita bisa merayakan kepulanganmu di apartemen"bujuk Adrian. Ia sudah tahu apa yang terjadi tapi ia tak ingin mengatakan pada bos nya itu.

"Aku rasa itu ide yang bagus. Ayo" sahut Velicia antusias.
Ia merasa Adrian ada benarnya juga. Ia terlalu memaksakan diri hari ini. Setiap orang punya kesibukannya sendiri. Pikirnya.

Saat dalam perjalanan pulang mereka melewati minimarket, Velicia meminta Adrian membeli beberapa minuman kaleng.

"Aku rasa itu tidak perlu Vel".

" Hanya sedikit Adrian, aku butuh sesuatu untuk menjernihkan pikiranku. Aku tidak baik-baik saja". Velicia bersikeras.

"Baiklah. Tapi janji, hanya sedikit. Besok kita masih punya banyak pekerjaan".

" Tentu saja. Percayalah padaku Adrian. Aku hanya butuh pikiran yang relaks untuk tidur".

Tiba di apartemen, Velicia langsung berendam air hangat yang diberi tetesan aromaterapi rose. Sedangkan Adrian menyiapkan makan malam sederhana untuk mereka.

NOT SAME (COMPLETE) Where stories live. Discover now