13. Pembebasan Bersyarat

Start from the beginning
                                    

  "Sayangnya hidup itu nggak seindah sinema romantis di TV. Hari Kamis tanggal 24 kemarin, Eunbin meninggal dengan cara yang kalo kata Hyunjin janggal. Dia mati bukan karena larutan aqua regia yang mungkin masuk ke dalam aliran darahnya, namun karena dia lompat dari atap rumah sakit."

  "Hah?!" Jaemin menggelengkan kepalanya pelan, berharap jika Lia mengucapkan kata 'bercanda' setelah ini. Namun tidak, Lia nggak terlihat bercanda sama sekali.

  "Semua orang yakin kalo Eunbin bunuh diri karena tekanan mental yang ia alami setelah kehilangan kedua pengelihatannya. Namun Hyunjin meyakini sepenuh hati kalo itu nggak mungkin karena Eunbin keliatan bahagia pas Hyunjin janji bakal nikahin dia, Eunbin juga janji kalo bakal nungguin Hyunjin, jadi anak itu mulai melakukan penyelidikan sendiri setelah dia ditolak berkali kali oleh polisi karena terus memohon untuk dilakukannya penyelidikan. Orang orang rumah sakit kemudian menganggap jika Hyunjin mulai 'gila' karena tak mau menerima jika Eunbin bunuh diri. Bahkan pihak rumah sakit sampai memberi peringatan dengan ancaman bahwa Hyunjin bisa saja dikeluarkan dari program studinya."

  "Setelah itu, masalah yang sebenarnya baru terjadi. RS mulai dapat banyak banget surat aneh, dan kebanyakan dari mereka adalah surat ancaman. Dalam surat itu dikatakan jika si pelaku mencampur pestisida ke 40 kantung infus, dia juga mengganti beberapa isi kantung donor darah menjadi darah babi, dan ancaman lain yang membuat RS dilanda kepanikan yang mengerikan. Puncak dari kepanikan itu adalah ketika ada 13 orang lansia di sebuah bangsal lantai tiga mengalami kematian mendadak hampir di waktu yang bersamaan. Ketika polisi datang untuk menyelidiki, ternyata ancaman dari surat surat yang datang secara misterius itu benar benar nyata, cairan infus itu memiliki kandungan pestisida."

  "Berangkat dari masalah itu, Hyunjin keliatannya nggak bisa nahan diri lagi buat nyariin pelakunya. Selebihnya, gua nggak tau, Jaem. Terakhir dia keliatan batang hidungnya itu pas lu keluar dari Rumah Sakit, habis itu dia beneran ngilang, kayak lenyap gitu aja tanpa petunjuk apa apa. Kemarin terakhir gua check, kontak gua di blokir, nggak cuma gua, semua orang yang kenal ama Hyunjin juga di blokir, gua yakin kontak lu juga diblokir, tapi lu nggak tau."

    Jaemin tertawa untuk meredam kecemasannya, dia mengambil hpnya dan mencari kontak Hyunjin. Di hadapan Lia, dia coba memanggil nomor itu namun Lia benar, ada suara yang memberitahu Jaemin jika nomornya telah diblokir oleh kontak tujuan.

  "Nggak ada yang tau dimana Hyunjin sekarang, Jaem.." Lia menekuk alis sedih, "dia beneran pergi tanpa titip pesan apa apa."

    Jaemin senantiasa menundukkan kepalanya. Frustasi, kecewa, sakit hati, semua tercampur menjadi satu dalam benaknya saat ini. Dulu Jaemin terbiasa sendirian, Bapaknya yang merupakan abdi negara juga jarang pulang, namun dia tak pernah merasakan kata 'kesepian' selama itu. Namun sekarang, dia benar benar menyadari betapa nyata perasaan itu, perasaan ketika ingin mencari tak bisa namun diam saja justru tersiksa.

    Tangan Lia mengusap kepalanya, "Jaem, gua tau kalo lu sakit hati banget sekarang, dan gua tau harus ngasih omongan apa ke lu sekarang. Jadi, kalo ada yang sekiranya bisa gua tolong, kasih tau aja."

  "Gua nggak peka banget ternyata, ya?" Kata Jaemin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Gua nggak sadar kalo Hyunjin udah nggak pernah ngirimin gua pesan setiap pagi, gua kira dia cuma lagi sibuk jadi nggak sempet pegang hp. Gua kehilangan kesempatan buat ngomong lebih banyak sama dia walaupun cuma lewat chat. Bajingan bener gua nurutin gengsi buat nge read chatnya, doang."

  "Jaem, walau gua nggak bisa yakinin lu soal ini, tapi please, lu tau Hyunjin kayak gimana, lu tau kalo Hyunjin itu sayang banget sama lu. Mungkin aja dia nggak mau lu terlibat sama dia, tapi gua yakin, dia pasti bakal balik." Ucap Lia.

  "Gimana lu bisa yakin?" Tanya Jaemin.

  "Karena dia nggak ngomong 'selamat tinggal' ke lu, kan? Jadi gua rasa dia bakal pulang, gua yakin dia bakal pulang. Sabar ya, Jaem.. tahan dikit lagi, sampai akhirnya Tuhan nyatuin kalian lagi, jadi lima kesatuan utuh yang nggak bakal kepisah lagi." Lia berucap sambil berdiri dari duduknya, kemudian dia membuka kedua lengannya, Jaemin ikut bangun dan memeluk kawannya itu, menangis sembari berusaha menerima fakta bahwa dia bakal nahan kesepian ini jauh lebih berat dan lama dari hari hari lalu.

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.3 : ArjunaWhere stories live. Discover now