5. Menyita Atensi

3.2K 1K 303
                                    

.
.
.

    Setelah polisi datang dan melakukan penyelidikan, diketahui jika siswa yang tergantung itu adalah siswa kelas 10, artinya dia bukan berasal dari kelas itu. Untuk penyebab kematian pastinya masih diselidiki, sekarang Jaemin duduk berhadapan dengan Eunhyuk, ditanyai berbagai pertanyaan yang sanggup Jaemin jawab dengan tenang.

  "Bisakah kalian pergi? Aku ingin bicara dengan anak ini berdua." Kata Eunhyuk meminta pada bawahannya untuk keluar dari ruangan. Setelah kepergian mereka, Eunhyuk menghela nafas lalu menepuk kepala Jaemin.

  "Apakah aku bisa menyerahkannya padamu, Jaem?" Tanya Eunhyuk.

  "Entahlah, Pak. Saya sendirian sekarang." Jawab Jaemin.

  "Aku tau kau menyadarinya, jika ini sebuah pembunuhan, kan?" Tanya Eunhyuk lagi.

    Jaemin mengangguk, "jelas ini pembunuhan."

  "Dan yang paling kau curigai—"

  "Tak salah lagi salah seorang siswa kelas itu." Sela Jaemin.

  "Kau yakin hanya salah seorang?" Tanya Eunhyuk.

    Jaemin menggeleng ragu, "saya belum menyelidiki nya lebih lanjut. Namun jika bisa, saya ingin segera melakukannya. Tanpa seizin polisi, saya sudah mengambil beberapa hal dari korban, pulang sekolah nanti saya akan mulai mencaritahu nya di laboratorium sekolah."

  "Jika saja Eric ada disini, pasti kasus ini akan segera selesai." Kata Eunhyuk.

  "Jikapun Eric ada disini, Pak, saya tak akan pernah membiarkannya menyentuh bahkan datang ke TKP. Kelas itu adalah tempat saya mengajar, saya merasa bertanggung jawab atas kematiannya. Secara bertahap, saya akan bertanya pada mereka, walau tak mungkin pelaku akan mengaku setidaknya saya harus memastikan jika ada yang bergerak cukup mencurigakan." Jawab Jaemin.

    Eunhyuk mengangguk, "aku mengandalkanmu, Jaem. Jika kau membutuhkan apapun, katakan. Karena sekolah ini sudah terlalu sering memakan korban jiwa, sekolah ini bisa saja ditutup karena dianggap berbahaya."

    Jaemin mengangkat sudut bibirnya, "saya usahakan sebisa saya."

.

     Pulang sekolah, Jaemin benar benar mengunci dirinya sendiri di dalam lab kimia yang ada di SMA itu. Lab nya udah glow up jadi bagus banget, hampir semua yang Jaemin perlukan ada di dalam rak kaca itu. Jaemin mendongak, menjauhkan diri dari mikroskop sebentar karena merasa sangat pegal.

    Dari jendela lab itu, Jaemin bisa melihat jendela ruang Klub 513 yang tertutup debu. Sesaat saja dia menutup mata karena menguap, lampu ruangan itu tiba tiba menyala, seakan ada orang di dalam ruang Klub 513. Bahkan orang itu membuka tirai ruang Klub itu. Karena penasaran dan tertarik mengecek siapa yang kembali membuka ruangan itu, Jaemin keluar dari lab dan menuju ke sana.

    Sambil meregangkan otot lehernya yang kaku, Jaemin menaiki tangga. Perasaan nyaman ketika mendekati ruang Klub 513 memenuhi relung hatinya, Jaemin bahkan sempat berhenti untuk mengecek sensor yang pernah dipasang di sana. Sampai di depan pintu ruangan itu, Jaemin samar samar bisa mendengar 2 suara laki laki yang tampaknya tengah berbincang.
 
 
  "Manusia itu, yang namanya Seonghwa pasti ninggalin sesuatu buat Kak Hongjoong. Gua yakin seratus ribu persen!"
 
  "Iya, iya, gua tau lu yakin seratus ribu persen, tapi kenyataannya kita nggak nemu apa apa, dek."

  "Jangan manggil gua 'dek', jijik tau! Gua lebih tua dari lu kali."

  "Selisih 5 bulan doang, padahal."

  "Heh, itu lima bulan gua udah bisa tengkurap, lu bahkan belum bisa buka mata."

  "Yang tinggi itu kakak, yang pendek itu adek."

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.3 : ArjunaWhere stories live. Discover now