Part 5 : Target Detected

33K 1.3K 11
                                    

Sea berjalan pelan menuju kelasnya. Pagi ini Sea sengaja meninggalkan makan pagi dan langsung berangkat ke sekolah, ia belum merasa lapar dan pasti teman-temannya akan mengajaknya pergi ke kantin.

"Tuh orangnya nongol. Sea kuy ke kantin." Benar saja suara Alora yang memanggilnya seakan menjawab tebakan Sea. Pikiran Sea masih kalut tentang laki-laki yang akan membantu Sea mendapatkan anak, ia masih belum menemukan solusi.

Meskipun tak ada jawaban langsung dari Sea, Olivia dan Varsha menarik kedua tangan Sea untuk mengikuti langkah Alora yang berada didepan mereka menuju ke kantin. Sea menatap wajah teman-temannya, ingin meminta tolong pun pasti teman-temannya akan menjawab hal yang sama dengan yang Daniella katakan semalam. Jikapun Sea akan dibantu, teman-temannya pasti akan memperkenalkan dirinya dengan laki-laki yang satu pergaulan dengan mereka yang artinya sama dengan pria asal di club.

"Tadi gue liat Regan berangkat bareng Runa Sha. Kalian berantem lagi?" Tanya Olivia membuka pembicaraan begitu Alora kembali duduk setelah tadi memesankan makanan.

Varsha yang ditanya hanya angkat bahu seolah tak tahu. "Bosan kali sama gue."

"Halah basi. Ngomongnya bosan tapi pacaran hampir dua tahun. Toxic." Celetuk Alora dengan nada sinis, Alora itu haters nomor satunya Regan karena tidak suka Varsha terus diselingkuhi. Bukannya sekali dua kali mereka menasihati Varsha apalagi Alora yang cepat emosi melihat kelakuan brengsek Regan, tapi tetap saja Varsha yang menjalani hubungan itu. Sebagai teman tak ada yang bisa mereka lakukan setelah menasehati selain terus mendukung saja sampai benar-benar putus.

"Mau punya pacar tapi gak ada laki-laki yang bener." Olivia menghela nafas dan matanya menyusur area kantin.

"Kita harus ubah circle Liv. Temenan sama anak IPA 1 misalnya atau gak anak OSIS gitu, baru deh ketemu yang bagus." Jelas Alora tiba-tiba menimpali. "Contohnya rombongan Cavell. Kalo kita berhasil ubah circle, percaya deh Liv kita pasti berasa kayak pindah dimensi." Lanjutnya.

Mendengar nama Cavell disebut, Sea tersentak sebentar. Benar juga yang dikatakan Alora, rombongan Cavell memanglah definisi murid sempurna yang sebenarnya. Pemuda itu berasal dari kelas duabelas IPA 1 sedangkan Sea IPA 4, meskipun begitu kelas mereka tidak berdekatan atau bersinggungan sekalipun. Ditambah Sea yang memang baru pindah sekolah disini setahun lalu tepat setelah neneknya meninggal.

Dan ngomong-ngomong tentang Cavell, Cavell dan teman-temannya adalah most wanted disekolah ini. Sea tak hafal nama teman-temannya pemuda itu yang pasti diantara mereka adalah mantan ketua berbagai ekstrakulikuler bahkan Cavell sendiri adalah mantan ketua OSIS yang sudah habis masa jabatannya mengingat mereka juga sudah kelas dua belas harus fokus pada ujian. "Tapi gimana cara ubah circle-nya Ra? Sedangkan lo sendiri yang bilang kalau kita udah kayak beda dimensi." Gerutu Olivia.

Fyi, teman-teman Sea tidak tahu kalau selama sebulan ini perempuan muda itu tinggal serumah dengan Cavell. Bahkan teman-temannya tidak tahu apa saja yang terjadi dihidup Sea juga Kakeknya yang sedang kritis dirumah sakit. Sea memang cukup tertutup dan bersama teman-temannya hanya untuk bersenang-senang, bukan untuk meratapi hidup atau mendapat simpati.

"Btw Cavell tuh gak keliatan belangnya ya Ra, gak ada skandal satupun. Sempurna banget. Udah ganteng, pinter, attitude bagus, tajir lagi. Hampir tiga tahun sekolah disini gak pernah dengar dia pacaran."

"Ih iya anjir. Liv jangan-jangan dia maho." Alora dengan pemikiran absurd-nya. Tapi menurut Sea itu terdengar masuk akal juga mengingat bagaimana kemarin lusa Cavell tidak tergoda sama sekali dan tidak mengambil kesempatan pada Sea yang mabuk padahal ia hanya memakai pakaian dalam diranjang pemuda itu.

"Sayang banget Ra, yang begitu maho. Ganteng brengsek tapi normal kayak Regan sedangkan ganteng perfect macam Cavell malah gay. Menangis jiwa jomblo gue." Olivia mulai mendrama. Ngomong-ngomong tentang Regan pacarnya Varsha, pemuda itu memang cowok paling nakal disekolah. Pokoknya semua ciri-ciri cowok badboy ada pada Regan. Regan sendiri berbeda jurusan dengan mereka, tetapi meski begitu pamornya cukup menyaingi Cavell dalam hal berbeda sampai satu sekolah mengenal pemuda itu dan gerombolannya.

Karena Varsha berpacaran dengan Regan yang seperti itu, membuat Sea dan teman-temannya yang lain cukup akrab dengan gerombolan badboy Regan. Dan dengan circle yang penuh hal-hal negatif tersebut maka cukup sulit untuk mereka dekat dengan anak-anak baik dan berprestasi disekolah seperti Cavell dan kawan-kawannya, selain itu tidak ada kesempatan juga bagi mereka berinteraksi dengan anak-anak pintar tersebut.

Tapi dengan Sea tinggal dirumah keluarga Harris tentu Sea punya kesempatan jika ingin mendekati Cavell walaupun harus dengan usaha ekstra mengingat bagaimana sikap Cavell. Mungkin Sea harus mencoba untuk mendekati pemuda itu dan merayunya, Cavell adalah sosok yang sempurna untuk jadi pendonor Sea jika dipikir-pikir. Wajahnya tampan, otaknya pintar, tubuhnya sehat dan sejauh yang Sea tahu Cavell tidak pernah membuat onar apapun hanya sikap dinginnya yang minus. Cavell tidak merokok, tidak minum-minuman dan tentu saja bebas dari obat-obatan terlarang, bukankah sosok yang sangat sempurna?

Untuk masalah orientasi seksual Cavell, akan Sea selidiki nanti. Jikapun benar Cavell berbelok, Sea akan pakai cara apapun untuk mendapatkan apa yang ia mau.

Bel masuk berbunyi pertanda bagi Sea dan teman-temannya untuk mengakhiri acara makan pagi di kantin. Alora menarik tangan Sea hingga bangkit dari lamunannya, lalu berjalan meninggalkan kantin. "Panjang umur tuh bujang. Baru aja diomongin ketemu orangnya." Celetuk Alora yang berada tepat di samping Sea.

Sea mengalihkan tatapannya mengikuti arah pandang Alora dan Olivia, disana Cavell bersama satu orang teman laki-lakinya masuk ke perpustakaan. Pemuda itu hanya melirik kearahnya sebentar hingga sesaat bertemu tetap dengan Sea sebelum dengan acuh masuk kedalam, membuat Olivia menahan pekikannya yang cukup menyakiti telinga Sea.

"Ganteng banget jodoh orang."

"Sumpah gak terima gue kalo dia maho."

"Kira-kira punya Cavell gede atau kecil ya." Celetukan Alora membuat Sea dan lainnya menatap temannya itu. Ini masih pagi dan Alora sudah memikirkan hal kotor begitu.

Varsha tertawa sedangkan Olivia memasang wajah penasaran, Sea sendiri tidak menampilkan ekspresi apapun meskipun didalam hatinya ikut mempertanyakan hal tersebut. "Ih Ra, kayaknya punya Cavell kecil deh makanya dia gak sange kayak pacarnya Varsha. Dia gak belok aduh-" Olivia berhasil mendapatkan pukulan pelan dikepalanya dari Varsha yang kesal karena pacarnya dikatai meskipun itu fakta. "Sakit Varsha."

"Regan emang sange, tapi jangan nyindir juga." Bela Varsha.

"Plot twist banget anying hahaha..." Alora sendiri tertarik dengan opini Olivia tertawa bahagia tak peduli pada temannya yang dipukuli oleh Varsha lagi. Sea sendiri menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah teman-temannya yang membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Vote and Comment guys!!!

I Want a Baby (MOVE TO KUBACA)Where stories live. Discover now