"Tepatnya keponakan Tante Elen, mantan istrinya om Kevin, kita nggak punya hubungan darah apapun." Ungkap Shera pada Kevin dengan nada tertahan, melihat tubuh Kevin yang menggiurkan, membuat Shera semakin tak bisa menahannya lagi. Gadis itupun mulai mengecup puting milik Kevin dan menghisapnya pelan, membuat Kevin tiba-tiba meremas sprey dengan kuat, jakunnya naik turun karena menelan ludah berkali-kali.

"Sherahhh... Ini salah..." Gumam Kevin dengan susah payah, logikanya menolak namun tubuhnya malah tak bisa menolak segala bentuk sentuhan Shera.

"Aku tau om, tapi aku juga udah nggak bisa menahannya lebih lama lagi, mungkin ada yang salah sama minumannya, jalan satu-satunya kita harus melakukannya sekarang juga." Shera mulai berani membuka resleting celana Kevin, membuat Kevin langsung mencekal tangan Shera.

"Enggak Shera, ini salah, saya om kamu." Kevin masih saja menolak, namun Shera sudah tak bisa menahannya lagi.

"Oke, baik. Aku nggak akan sentuh om Kevin." Seru Shera dengan nada kesal, lalu iapun segera meninggalkan Kevin, Shera langsung masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya. Dasar minuman sialan, Shera benar-benar tak habis pikir kenapa minuman itu bisa membuat dirinya menjadi sangat bernafsu seperti ini. Shera bukan gadis bodoh, ia tahu jika minuman tersebut mengandung obat perangsang. Entah ia salah ambil atau bagaimana, yang jelas Shera tidak tahu. Dan sekarang yang paling penting, ia harus bisa meredam hawa nafsunya dengan cara apapun kecuali berhubungan badan dengan Kevin.
"Oh come on, uuhhh..." Shera terus saja mendesah sambil mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin. Gadis cantik itu bahkan sudah membuka seluruh pakaiannya dan hanya menyisakan celana dalam saja.

Kevin sendiri juga sedang berperang melawan hawa nafsu yang menggelora, berpikiran secara jernih pun percuma, pikirannya sudah sangat kacau balau sekarang dan ia sudah tak bisa menahannya lebih lama lagi. Yang ada miliknya semakin terasa sakit dan berdenyut-denyut tak karuan.

"Sial!" Umpat Kevin dengan sangat frustasi, menatap pintu kamar mandi dengan cukup lama lalu selanjutnya iapun berjalan tertatih, membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak dikunci lalu menutupnya kembali. Kevin terkejut melihat tubuh Shera yang sudah tak memakai sehelai benang satupun. Shera tampak begitu sangat indah dengan guyuran air yang memancar dari shower. Membuat Kevin semakin bernafsu dan tak mampu berpikir jernih lagi.

"Omhhh..." Panggil Shera dengan nada sensual, Kevin pun mendekat kearah gadis itu, melucuti seluruh pakaian yang ia kenakan, hingga Shera bisa melihat dengan jelas pahatan diseluruh tubuh pria seksi itu.

Cup

Karena tak tahan, Kevin langsung mengecup bibir mungil Shera. Dan selanjutnya tak hanya kecupan, melainkan lumatan panas, remasan dan pelukan hangat yang memabukkan, membuat hasrat Kevin dan Shera semakin menggelora tak mampu mereka tahan-tahan lagi.

Kevin sudah tak peduli lagi akan statusnya sebagai paman Shera, lagipula Shera ada benarnya, mereka tak punya ikatan darah apapun. Situasinya juga sudah sangat mendesak, mereka sama-sama butuh pelepasan yang sudah tak bisa ditunda-tunda lagi.

***

Di lain tempat, Vita tampak gelisah memikirkan Kevin, apalagi hujan tengah turun dengan sangat deras, ia takut atasannya itu sendirian dirumah, kondisinya pun belum cukup baik. Bagaimana kalau Kevin membutuhkan apa-apa, apalagi waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, pasti ibu Kevin sudah pulang meninggalkan Kevin.

"Kenapa kok bengong terus? Lagi mikirin apa?" Tanya Ola, salah satu pegawai di restoran Kevin, teman kerja Vita.

"Lagi mikirin chef Kevin La, dia sendirian di rumah, aku khawatir." Balas Vita.

"Ck, tadi kan kamu udah kesana."

"Iya itukan tadi sebelum hujan."

"Masih berharap aja sama Chef Kevin? Vit sadar! Kamu tuh siapa, jangan berkhayal terlalu tinggi, nanti jatuh, sakit." Tutur Ola pada Vita yang tampak mendengus kesal.

"Iya La, aku tuh sadar, tapi apa salahnya kalau kita tuh punya mimpi yang tinggi? Nggak ada salahnya kan? Lagipula Chef Kevin sekarang udah jadi duda, dia single, dia baik dan perhatian La, aku yakin dia pasti nggak akan mandang status seseorang untuk dijadikan pasangan." Jelas Vita dengan segala argumentasinya.

"Iya tapi kamu tuh harus inget siapa mantan istri Chef Kevin, dia tuh dokter, dokter kecantikan, sekolahnya tinggi, anak orang kaya, sedangkan kamu?"

"Aku tau La, tapi aku nggak peduli, mungkin karena itu juga kenapa Chef Kevin bisa cerai sama istrinya, karena istrinya terlalu sibuk, sedangkan Chef Kevin itu butuh perhatian dan kasih sayang, dan semua itu bisa dia dapetin dari aku. Aku bisa kasih dia cinta, perhatian dan kasih sayang, nanti lama-lama dia pasti jatuh cinta juga sama aku." Vita masih saja ngeyel membuat Ola menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Terserah kamu deh Vit, dibilangin susah banget, awas aja kalau nanti kamu patah hati, aku sukurin kamu."

"Bodo, kamu tuh sama temen bukannya ngedukung tapi malah nyukurin."

"Ngedukung apaan? Ngedukung mimpi disiang bolong?"

"Udah sana! Aku mau telepon Chef Kevin dulu, mau tau keadaannya." Vita pun mendorong lengan Ola, dan Ola pun segera pergi meninggalkan Vita.

Vita langsung mencari kontak Kevin di ponselnya dan menelepon atasannya itu, berharap Kevin menjawabnya dan mereka bisa mengobrol bersama.

***

TBC

Gemes-gemes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemes-gemes... 😍

Naughty Baby Girl ( Pindah Ke Innovel Dreame )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang