♡ :: page 19❞

921 171 40
                                    

✎ continue smiling by my side . . . ]

felix terbangun tanpa bisa menyadari keadaan sekitar. satu satunya yang dia rasakan hanyalah rasa sakit yang luar biasa menelan tubuhnya. felix ingat ia menangis berharap rasa sakit itu berakhir.

dia akan melakukan apapun agar semuanya menghilang. penderitaan, rasa malu, perasaan bersalah, rasa jijik, felix hanya ingin semuanya berhenti untuk selamanya.

dia pingsan dengan air mata mengalir di pipinya.




ketika ia bangun, ia tidak merasakan apaun selain sesuatu menggenggam telapak tangannya. ia mengenali selimut hangat yang menghangatkan tubuhnya. ia mengenali atap kayu yang ramah. ia ingat aroma rumah yang nyaman.

dia pingsan dan mati rasa.




sekali lagi felix terbangun, kali ini cukup kuat untuk tak jatuh pingsan lagi. inderanya mulai responsif terhadap lingkungan. ia lihat selimutnya berganti. begitupun juga piyama oversized yang dia kenakan.

ia tidak menyadari dua mata khawatir terpaku ke arahnya.

jadi felix terkejut ketika ia mencoba untuk duduk dan dua pasang tangan mendorongnya lagi untuk tidur.

itu adalah kesalahan

"pergi !!"

"j- jangan sentuh !!"

"kumohon, jangan!! a-aku nggak sanggup lagi!!"

hanya ketika tangan itu berhenti memegang pundaknya, pikiran felix lebih jernih. menyadari bahwa itu hanyalah tangan lembut yang dimiliki hyunjin.

ketika felix menatap lelaki itu, kesedihan dan kekecewaan terlihat dari matanya yang berair.

di sampingnya adalah jisung yang terkejut dan tertekan, tak yakin harus melakukan apa.


tidak ada yang perlu membantu.

tidak ada yang harus diselamatkan dari aku.


felix memalingkan muka menghindari tatapan mereka berdua. ia diliputi rasa malu dengan apa yang baru saja ia lakukan. juga diselimuti rasa bersalah dan rasa kasihan akan diri sendiri.

"keluar"

"lixie, tidak apa apa-"

felix menyeka air matanya. untuk pertama kalinya ia membentak mereka.

"TOLONG! pergilah."

suaranya melembut di ujung, sangat lelah dari semua yang terjadi dalam lima menit itu.

dia memalingkan muka dan menunggu suara pintu ditutup. ia biarkan tangisannya keluar semakin deras sampai membuatnya ketiduran tanpa suara.


※ ·❆· ※


tepat empat hari.

empat hari chan hanya duduk di luar kamar felix. cukup jauh sehingga felix tak akan mencium aromanya tapi cukup dekat bagi chan untuk mendengar tangis ratapan kekasihnya.

chan mendengarkan semuanya. setiap air mata. setiap jeritan putus asa. dan setiap bisikan minta tolong.

chan sudah menyerah untuk menyeka air mata. ia hanya biarkan semuanya jatuh ke pangkuan sampai membuat celana kulitnya kusut.

❪ 夢 ❫ GIVE ME A CHOICE • chanlixᵀᴿ ✔Where stories live. Discover now