Don't Leave Me

3.6K 160 0
                                    

"Dek...," panggil abang ketika melihatku duduk di depan TV setelah makan malam. Yupp, abang sekarang udah nggak pernah pulang lebih dari jam 7 malem, jadi aku sama abang bisa makan malem bareng tiap hari. Tiap weekend juga abang nggak kerja kayak dulu, jadi bisa hangout bareng.

"Apa?," jawabku seadanya sambil terus memainkan ponsel ku.

"Ikut abang ke Indonesia mau nggak?," tanya abang serius setelah duduk di sebelahku.

"Indonesia?," tanyaku balik. Abang hanya mengangguk menjawab pertanyaanku.

"Ngapain?," tanyaku lagi. Abang terlihat frustasi antara menceritakannya atau enggak.

"Kenapa???," tanyaku lagi. Aku mulai kesal dengan tingkah abang.

"Emm...bunda sakit. Kemaren sempet dirawat di sini, tapi bunda maksa pulang ke Indonesia. Nggak begitu serius sih, cuma kecapekan aja, jadi bunda milih buat istirahat selama beberapa bulan di Indonesia," aku sedikit tidak percaya dengan apa yang abang bilang. Maksudku, kenapa harus nyembunyiin dari aku? Seperti mengerti apa yang aku pikirin, abang langsung menggenggam tanganku.

"Ly, abang, ayah, maupun bunda bukannya mau nyembunyiin dari kamu. Seriusan deh," tambahnya.

"Trus?,"

"Ayah nggak mau kamu khawatir,"

"Trus kenapa sekarang bilang ke aku?,"

"Abang mau pergi beberapa hari dan kamu pasti bakal nanya abang mau kemana. Abang nggak mau bohong, makanya abang ngajak kamu aja sekalian," jelas abang.

Bunda sakit? Ayah pasti juga lagi jagain bunda. Tapi kenapa Indonesia? Ada yang aneh! Tapi apa?

"Kapan berangkatnya?," tanyaku setelah berpikir sejenak.

"3 hari lagi. Abang bakal ajak Emily, makanya abang sesuaiin sama jadwalnya Emily juga,"

"Okay," balasku. Aku pun langsung kembali ke kamarku setelah perbincangan dengan abang.

Aku masih berpikir ada yang aneh. Kenapa ayah dan bunda istirahat beberapa bulan di Indonesia? Maksudku kenapa mereka pengen pulang saat nggak ada siapa siapa di sana?

Lagu The Man Who Can't be Moved membuyarkan lamunanku.

"Halo?," jawabku.

"Kamu nggak bales sms aku, kamu lagi sibuk?," tanya orang di seberang, siapa lagi kalo bukan Dino.

"Aku cuma lagi mikir sesuatu. Kenapa?,"

"Mikirin apa?,"

"Emm...aku sama abang mau pulang ke Indonesia 3 hari lagi," jawabku langsung. Aku enggan menunda buat bilang ke Dino soal ini.

"Indonesia? Buat apa? 3 hari lagi?," tanyanya bertubi-tubi.

"Kata abang, bunda lagi sakit dan mau istirahat beberapa bulan di Indonesia. Aku juga baru tahu, Din," jawabku lemas.

"Oh. Berapa lama kamu disana?," tanyanya kemudian.

"Aku juga nggak tahu," jawabku lirih. Aku bukan sedih karena bunda sakit, tapi aku baru aja ketemu Dino beberapa minggu belakangan ini dan harus berpisah lagi.

"Lamakah?,"

"Aku belum tahu,"

"Kalo gitu aku juga bakal balik dulu ke Singapore buat ngurusin pengembangan perusahaan di Inggris. Kabarin aku kalo kamu udah di Indonesia, okay?," semudah itukah berpisah denganku? Aku yang terlalu berharap lebih mungkin.

Ini menyebalkan! Runtukku dalam hati. Tapi aku juga nggak mau bilang duluan kalo aku nggak akan kuat berlama lama berpisah dari Dino. Damn it!

"Besok kamu ada acara?,"

Let Love Be...Where stories live. Discover now