Jendral Bening: 15. We're going out (Last Part)

536 92 12
                                    

Mobil Melvin memasuki pekarangan rumah besar milik Keluarga Atmaja. Sebenarnya sejak masuk mobil, tak ada satupun dari mereka yang berbicara.

Bening sibuk menata hatinya. Ragu sering menyerang, membisikkan kata rayuan untuk tidak datang ke sini.

Jujur saja Bening belum siap bertemu dengan gadis bernama Marsya itu. Dia takut, Marsya justru bercerita soal kisah cinta mereka dulu.

Bukannya mereka pasangan yang serasi? Calon penerus perusahaan besar dan model sukses yang sudah saling mengenal sejak kecil. Kalau dijadikan highlight tabloid gosip pasti mengundang banyak pembeli.





Denara memutar tubuh untuk melihat Bening yang duduk diam di jok belakang, "lo yakin?"

Bening mengerjap kecil, melirik pada Melvin yang sudah mendahului masuk ke dalam rumah besar Jeje.

"Jujur gue takut. Gimana kalau justru gue yang ada di antara mereka?"

"Lo harus dengerin dulu." Denara menggenggam tangan Bening untuk meyakinkan gadis itu, "baru lo bisa simpulin semuanya."

Denara tersenyum manis lalu turun terlebih dahulu membuka pintu untuk Bening. Bening merangkul lengan Denara, berjalan merapat padanya.



Begitu memasuki rumah, mereka disambut Jeffry yang berbincang dengan Melvin di ruang tamu ditemani teman Jeje yang baru Bening tau bernama Nata. Si Glenn yang Jeffry sebutkan pada pertemuan pertama mereka.

"Hai, Bening." Sapanya ramah.

Bening menjawab dengan senyuman kaku.

"Dan ini?" Tanyanya saat menatap ke arah Denara, lalu menyodorkan tangan mengajak berjabat yang langsung dibalas Denara.

"Dena, Kak." Jawabnya dengan nada lembut.

Bening melirik sinis melihat temannya yang tiba-tiba jadi sok cantik itu. "Pacarnya Melvin, Kak." Kata Bening menambahkan yang langsung dibalas Denara dengan umpatan tak bersuara.

"Ah, pacar lo?"

Melvin mengangguk, wajah sangarnya jadi tersipu begitu saja.



"Glenn, semua udah ada pacar, lo kapan?" Ledek Jeffry pada Nata yang dari tadi diam saja.

Nata akhirnya memutar bola mata, "cot," dia masih sibuk fokus pada hapenya yang sudah dimiringkan, "adek lo juga belum ada pacar. Belum pacaran aja udah gila, hari ini senyum, besoknya pulang kena pukul."

Bening meringis mendengar kalimat Nata yang terdengar sangat pedas.

Nata melirik singkat pada Bening lalu ke Jeffry, "adek lo gobloknya nggak ketulungan."


"Setuju sih." Suara seorang cewek mendekat dari arah dalam rumah.


Gadis langsing dengan tubuh tinggi itu melewati Jeffry begitu saja dan mendekat pada Bening. "Lo Bening kan?" Gadis itu tersenyum ramah. "Gue Marsya."

Cantik banget. Enggak, cantiknya bahkan lebih dari cantik banget. Dia punya senyum yang mungkin mengandung zat adiktif.

Bening mengerjap kecil, Marsya bahkan lebih cantik dari foto yang dia lihat.


"A, ahhh, halo." Katanya agak terbata.

"Duduk aja yuk, biar enak ngomongnya." Marsya duduk lebih dulu, membuat Bening ikut duduk di sampingnya.

Denara duduk di sofa seberang Bening, bersama Melvin yang sudah duduk di samping Nata. Sedangkan Jeffry? Dia sudah duduk lebih dulu di samping Marsya.

"Kita tunggu Jeje masih ganti baju." Kata Marsya lagi.








Jendral BeningWhere stories live. Discover now