Jendral: 1. The Rooftop Accident

940 112 7
                                    

Kantin sedang penuh-penuhnya pada jam istirahat pertama begini, dipenuhi oleh para siswa yang membutuhkan pertolongan pertama akibat habis dihajar beratnya materi pelajaran sejak pagi.

Para siswa berdesakan saling menyerobot di depan stan-stan penjual, ingin didahulukan.





Berbeda dengan gerombolan cowok Sebelas IPS 4 yang sudah duduk manis di pojok kantin.

Ah, sebenarnya mereka bahkan sudah berada di kantin sebelum bel berbunyi.






Dipimpin Si Badung nomor satunya Darsa, Melvin Andreanto, yang biasa dipanggil Yanto oleh teman-temannya. Ada juga Jeiden, yang sering dipanggil Daddy Jay karena dialah yang paling sering jajanin teman-temannya. Si jangkung tampan, Caraka Desung, juga ikut melengkapi meja di pojokan itu.





Ah ya, jangan lupakan si adek kelas berwajah khas Orang Arab yang suka ngikut mereka ke mana-mana, Kemal Aufar Iwansyah, yang maunya dipanggil Kai biar kerenan dikit kayak Jay, katanya.


Dia datang bersama duo ademnya Darsa, Jendral dan Nathanael, yang baru keluar kelas sehabis menjalankan tugas menjadi informan terpercaya soal tugas untuk para pembolos di geng mereka.




Jeje dan Nata adalah satu paket komplit yang tentu saja nggak terjangkau.

Mereka selalu berdua. Padahal ya perpaduan kepribadian mereka sangat ambigu.

Jeje, cowok ramah yang sedikit pendiam main sama cowok yang lebih pendiam, Nata-seenggaknya gitu pandangan orang luar.

Padahal Nata nih anaknya hobi tiba-tiba ketawa yang sampe akwoakwoak, alias yang tiba-tiba ngakak banget. Terus Jeje nih anaknya walaupun ramah selalu senyum, sebenernya dia tuh super garing.




"Wih gorengannya udah lengkap aja." Kai masih berdiri diantara Jeje dan Nata sambil merangkul kedua bahu cowok itu.

Nata bergerak tak nyaman ingin menendang adik kelas yang agak nggak tau diri ini, tapi memilih hanya melepaskan diri lalu menjauh duduk di samping Caraka. Kai mengekor, membuat Jeje yang masih berdiri tak kebagian tempat.


"Siapa cepat dia dapat, angkat pantat kehilangan tempat." Celoteh Kai begitu duduk yang langsung dihadiahi jitakan oleh Jay.

"Nggak sopan banget sama yang tua!"




Melvin berdiri memberi tempat untuk Jeje duduk, "duduk sini. Perasaan lo mulu yang nyari kursi tiap hari."

"Nggak usah, To. Gue mau sekalian beli baso ke Mang Udin." Melvin kembali duduk seraya mengangguk mengerti.

Gini nih susahnya punya sikap ramah, jadinya selalu ngalah.

Jeje melirik singkat ke stan jualan Mang Udin yang terlihat sangat penuh, belum-belum udah pusing aja bayangin harus masuk ke kerumunan cuma buat pinjem kursi.


Jeje menghela pelan, lantas tersenyum kepada beberapa orang yang menyapanya.





Belum sempat mengambil langkah maju, perhatian Jeje dialihkan oleh keributan yang mendekat. Dia bisa langsung tahu bahwa yang berjalan mendekat itu adalah siswa kelas tiga.

Jeje mengerjap tersadar cowok berwajah penuh amarah itu menuju ke arahnya.




Dan benar saja, tanpa aba-aba cowok itu berteriak sambil melayangkan tinju ke Jeje.



Buk



Jeje tersungkur sambil memegangi pipinya yang langsung terasa nyeri.

"WOI BANGSAT, LO YANG NAMANYA JEJE!?"

Jendral BeningWhere stories live. Discover now