Bening: 2. The Wholesomeness

618 117 4
                                    

Kelas Mipa 2 masih ramai meski bel pulang sudah berbunyi dari tadi, menyisakan para gadis yang masih asik berbincang. Seperti biasa, Bening tidak banyak bicara, sedikit sulit mengikuti pembicaraan karena isinya soal cogan.

Bening kan nggak terlalu tau soal anak diluar kelasnya.

Mulutnya maju mengerucut ketika Lea kembali membicarakan cowok bernama Yanto yang akhir-akhir ini sering menjadi topik pembicaraan mereka karena kabarnya sedang mendekati Denara.

Bening tiba-tiba mengingat cowok atap yang seminggu lalu membuatnya hampir menangis ketakutan.

Yanto dan cowok itu punya wajah jelek yang sama-sama nyeremin, buat Bening ingat cowok itu.

Seperti yang dia janjikan, Bening tidak membahas soal itu dengan siapapun. Tapi rasanya masih sedikit takut tiap mengingat bagaimana cowok itu berteriak marah.

Eh, tapi cowok atap itu nggak jelek sih. Cuma serem aja.

"Lea Lea. Ngomongin Yanto, siapa lagi sih anak Darsa yang mukanya serem?" Bening akhirnya tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Yosephine yang rebahan berbantal tas milik Sarah langsung terduduk, "siapa? Ada yang gangguin lo?"

"Ih, nggak gitu. Gue kepo aja."

"Pak Joko sih paling serem." Giselle menyeletuk. Jadi tergidik mengingat satpam sekolah mereka yang terkenal galak itu, "kemarin gue minta tolong buat bukain ruang olahraga aja cuma dilirik, anjir."

"Sama woi, gue juga pernah tuh diusir suruh pulang. Padahal kan masih nungguin Ignatus." Yosephine menambahkan dengan sama berapi-apinya sambil menyebutkan nama saudara kembarnya itu.

Dia berlanjut menceritakan detailnya.

Dan jadilah mereka bergilir menceritakan pengalaman mereka dijudesin Pak Joko.

Bening mendengus, "ih, kok jadi pada ngomongin Pak Joko sih!?"

"Who hurts you today, Dek? Kok kesel gini?" Tanya Sani yang dari tadi hanya numpang ketawa dan bereaksi mendengar cerita temannya.

"Gue nanya tadi belum dijawab."

"Ah, cowok muka serem? Dari kelas berapa nih?" Lea yang paling hits diantara mereka jadi menantang untuk unjuk diri menunjukkan pengetahuannya soal anak Darsa.

"Semua."

"Dari kelas dua belas, ya. Ada si Lucas, mukanya serem tapi aslinya nggak punya malu pede abis. Terus mantan Ketua Tim Kedisiplinan, Fauzi yang biasa dipanggil Kak Ji, gue pernah tuh liat dia pas main Judo ngebanting Jeya yang gede gitu. Terus ada juga Kak Hanggi, temennya si Yohannes yang katanya satu geraja sama Sefin." Kata Lea menjelaskan yang diakhiri dengan menunjuk Yosephine.

Bening mendengus, sudah tahu nama-nama itu karena ya emang sering digosipin sama temen-temennya.

"Terus kelas sebelas. Yanto, udah tau kan ya. Terus ada Daniel anak bahasa, dia wajahnya galak gitu tapi ganteng banget astaga. Terus si Jeiden, temennya Yanto yang katanya anak pengusaha batu bara, tuh wajahnya keliatan serem juga tuh." Lea berbicara dengan kecepatan penuh, selalu semangat kalau lagi ngomongin orang. "Kalo ngomongin orang-orang yang wajahnya sengak lempeng gini, temen kita, si Assa jangan sampe ketinggalan."

Bening semakin mendengus, tidak menemukan nama yang berkemungkinan adalah si cowok atap. "Ah udah-udah. Kalo itu mah gue tau semua."

"Kenapa sih? Ada orang yang lagi pengen lo cari?"

"Enggak tuh."

Bening akhirnya menyerah, memilih untuk kembali diam mendengarkan arus pembicaraan mereka yang masih terus berlanjut.

Jendral BeningOnde histórias criam vida. Descubra agora