9. Buku catatan

Mulai dari awal
                                    

Ayah itu sangat Protektif terhadap keluarganya, itu yang membuatku jarang sekali mempunyai teman cowo, apa lagi jika berpacaran.

Tapi bunda, dia mengizinkan. Hanya saja dia selalu mengingatkan anak-anak nya untuk tidak melakukan hal negatif, dan akan menjaga rahasia itu dari ayah.

Terimakasih bunda, nanti aku bakal bikin cemilan untukmu.

"Pandji itu anaknya gimana sih kak?" Tanya bunda sambil menatapku.

Aku sedang makan biskuit saat itu, jadi tak menjawabnya. Tapi aku langsung mengambil hp dan memberikan foto Pandji yang ku ambil dari akun media sosialnya.

"Ya Allah, ganteng ya kak. Anak ke berapa dia?"

"Terakhir bun." Jawabku setelah meneguk minuman rasa lemon, buatan bunda.

"Oh, lucu ya. Terus-terus perkembangan hubungan kamu sama dia gimana?"

"Ih bunda, kan aku tadi udah bilang, dia masih ngejar aku. Tapi harus jual mahal dulu bun, Haha."

Bunda menatapku dengan menggelengkan kepala, tau saja bunda kalau anaknya ini suka gengsi.

"Kamu ini, jangan terlalu cuek sama cowok. Udah kelas XII nanti saat kuliah malah susah cari cowok gimana. Gak akan dapat pacar kamu." Ucap bunda, aku hanya menyengir membalasnya.

Bunda sangat menghargai cerita ku, seru sekali jika berteman dengan seorang ibu yang melahirkan kita. Pikirannya selalu mengikat.

Kemudian aku pamit untuk ke kamar, ingin tidur. Kebiasaan ku, jika ingin tidur pasti selalu bermain ponsel terlebih dahulu.

Ada panggilan telepon masuk, awalnya aku tidak mau menjawab. Tapi saat melihat nama yang tertera di panggilan itu, aku langsung duduk dan batuk-batuk kecil untuk membuat suara ku tidak terlalu berat.

"Hai." Sapaku.

"Hai juga." Jawabnya "Gimana?"

"Apa yang gimana?"

"Bukunya Lita."

"Oh, Aku suka."

"Suka apa?"

"Bukunya."

"Kirain aku, haha."

Aku dengar dia tertawa, candu sekali mendengar suara dia yang tertawa itu. Lagi-lagi aku dibuat senyum olehnya.

"Sudah baca halaman terakhirnya?"

"Udah!" Jawabku sambil memanggukan kepala, padahal aku tau dia tak akan melihat.

"Itu tebakan, atau tawaran?" Tanyaku. Kalau kalian melihat wajahku saat itu, pasti akan mengejekku, karena sangat merah!

"Itu pernyataan." Ucapnya, "Bentar ya."

"Ngapain?"

"Dipanggil mamah."

"Oh."

Lucu, Pandji sangat lucu menyebut kata 'mamah' padahal itu hal biasa. Tapi sangat lucu, ngerti kan?

Setelah beberapa menit, aku tau bahwa Pandji sudah kembali.

"Udah?"

"Udah." Jawab Pandji, "Kamu belum tidur?"

"Gak ngantuk."

"Aku bisa buat kamu tidur."

"Gimana?"

"Letakin ponsel kamu, terus tiduran."

Tanpa menjawab, aku langsung melakukan apa yang disuruhnya. Tidak tau buat apa, tapi akan ku coba.

"Udah, terus?" Tanyaku.

"Sebentar." Katanya

Aku tau dia meninggalkan ponselnya, entah apa yang di lakukan. Lalu kembali dengan cepat.

"Kamu pejamin mata."

"Iya."

Kemudian aku mendengar ada petikan suara gitar yang sangat indah, seperti pengantar tidur ku. Aku sudah tebak, itu Pandji yang memainkannya.

Kata Yaya, Pandji itu pernah mengikuti lomba gitar duet dan juara saat kelas XI.

Jujur, aku gak kuat menahan senyuman malam itu. Dengan mata terpejam, aku senyum dengan lebar, sambil mendengarkan alunan yang dibuat oleh Pandji.

Sangat ngantuk, suara itu berhasil membuat ku untuk ingin segera tidur. Padahal aku ingin sekali berlama-lama mendengar Pandji yang menggitari ku, itu sangat indah.

Sebelum aku tidur, aku sudah kebiasaan mengucapkan;

"Selamat tidur, Pandji."

Aku tau, Pandji mendengar. Karena suara gitarnya tiba-tiba saja menghilang, dan terakhir yang ku dengar adalah kekehan dia.

"Selamat tidur juga Lita."

°°°°

Gimana dengan chapter kali ini? Mampu buat kalian menahan senyum juga seperti Thalita?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana dengan chapter kali ini? Mampu buat kalian menahan senyum juga seperti Thalita?

THANKS YANG UDAH MENYEMPATKAN WAKTU, SEE U‼️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUGLOVE [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang