EMPAT SATU || TARUHAN KONYOL

Start from the beginning
                                    

"Pada kenapa dah tuh bocah."ucap Alden.

"Gue tebak Avan yang ngomporin."tebak Azka tertawa kecil.

Bukannya beranjak keduanya memilih memperhatikan adiknya dari atas, menatap teduh tawa adiknya yang terdengar candu dengan berbagai ekspresi yang dikeluarkan terlihat sangat menggemaskan.

Alden pemuda itu menatap punggung adiknya dengan sayang, dia tak pernah sekalipun berfikir dia yang dulunya sangat membenci Avan namun sekarang sangat berbanding terbalik tidak ada tatapan benci dan iri kini semua sudah ditutupi rasa sayang seorang abang untuk adiknya.

Dia bahkan tak bisa membayangkan jika suatu saat nanti adiknya akan meninggalkan nya, dia selalu berharap bahwa akan bersama dengan adiknya dengan waktu yang lama, nama Avan selalu tercantum dalam setiap doanya.

Adiknya yang paling dia sayang.

"Lo sesayang itu sama Avan?"tanya Azka yang mengerti tatapan Alden.

Alden mengangguk dengan mantap tidak ada keraguan dimatanya"Sangat, bahkan gue rela serahin nyawa gue kalau bisa selalu buat Avan hidup."

"Gue gak nyangka lo bisa berubah sedrastis ini dari yang awalnya benci banget sekarang Lo yang ikut andil buat kasih rasa sayang lo sebagai abang dan keluarga buat dia."

"Bagus deh gue rada gedek pas lo mau celakain Avan cuma karena iri."

Alden hanya menanggapi dengan senyum tipis, tidak ada yang salah dengan perkataan Azka karena memang itu memang benar adanya.

"Itu bakal jadi pertama dan terakhir karena sekarang gue yang bakal jaga dia bukan jadi alasan dia terluka."

......

"Yes kita menang jadi lo yang bayarin makan dikantin plus Lo yang pesenin juga."ujar Alvin girang.

Sedangkan Avan sendiri mencebikkan bibirnya kesal tak lama lagi uang sakunya akan hangus dalam sekejap mana dia hanya membawa uang pas-pasan.

Drama ketiganya dimulai saat Avan mengajukan taruhan untuk lomba lari dengan langkah mundur dan yang kalah harus mentraktir dikantin dan sekarang Avan lah yang kalah dan harus merelakan uang sakunya.

"Ck jangan pesen banyak-banyak cuma boleh pesen mie instan sama es teh."ucap Avan mengajukan syarat.

Kedua tampak protes namun tak berani membantah melihat Avan sudah melototkan matanya belum lagi bibir anak itu sudah mencebik ke bawah, sudah bisa dipastikan jika mereka membuat anak kesayangan bapak Hendrik menangis nasib buruk akan segera menimpa keduanya.

"Iya bawel."

Ketiganya berjalan beriringan dengan segala tingkah tengil Avan, menginjak sepatu para siswa menarik rambut panjang siswi yang berusaha menggodanya dan para sahabatnya tak lupa jajanan disetiap tangannya yang dia ambil dari siswi yang menjulidinya.

"Jangan kaya gembel bapak Lo sultan chiki aja Lo malak kagak mampu beli?"sindir Alvin namun tak ayal dia ikut mencomot Chiki ditangan Avan.

Avan menabok tangan Alvin yang bersarang dichiki miliknya"Beli sendiri gak mampu?"

"Yakali gak mampu duit gue kebanyakan malah niatnya si mau gue bagiin sama istri-istri gue."ujarnya sombong tak lupa mengabsen semua nama calon istrinya.

"Dih jagain jodoh orang aja bangga."ucap Avan telak.

Alvin membisu ditempat mendengar ucapan menohok Avan.

Adrian meraup kasar wajah cengo Alvin"Gak usah sok galau Lo."

"Kenapa?"tanya Austin melihat teman setengah warasnya hanya diam tumben sekali.

"Kena mental."jawab Adrian dengan kekehan kecil.

"Pesen makan sono lo malah enak-enakan duduk."ketus Alvin mendorong pelan Avan sudah hampir duduk disamping Austin.

Avan berdecak mengingat taruhan konyolnya berujung dia yang dijadikan babu"Gak ah Avan mager lo aja sana nanti yang bayarin Avan bilang aja utang dulu."

"Dih ogah kan lo yang kalah gentleman dong jadi laki."sindir Alvin.

Keduanya saling menatap satu sama lain mengobarkan api permusuhan, keduanya tidak ada yang mengalah terlebih Avan dia tak akan pernah mengalah apapun yang dia mau harus dia dapatkan.

"Maaf tuan muda saya mengantarkan makan siang anda yang sudah disiapkan nyonya."

Suara serak yang terdengar berat mengalihkan pandangan keduanya pada dua lelaki dengan badan kekar dan lengkap dengan outfit hitamnya tak lupa name tag khusus yang hanya diberikan pada bawahan Hendrik sebagai identitas.

"Lo sapa dah kenal kagak mana manggil nya tuan muda."

"Saya bodyguard yang ditugaskan untuk mengantar makan siang anda, jika anda tidak percaya bisa tanyakan langsung pada nyonya Diana."ucap Bodyguard dengan kepala plontos itu.

Avan mengangguk mengambil ponsel disaku celananya untuk menghubungi mommynya bukannya tak percaya pada orang didepannya namun dia hanya waspada pasalnya mommy cantiknya tidak memberi tau apapun perihal makan siang lagi pula dia tak meminta untuk dibawakan makan siang.

"Iya om dari mommy siniin makannya."

Salah satu bodyguard langsung menyerahkan paper bag pada tuan mudanya atau lebih pantas disebut tuan kecil, setelahnya membungkuk sebentar dan pamit tidak ingin menatap lebih lama wajah tuan kecilnya yang terlalu indah untuk dilewatkan.

Avan membuka paper bag dan mengeluarkan isinya satu persatu, bukan hanya satu kotak melainkan empat kotak membuat Avan mengerutkan keningnya namun itu tak berlangsung lama saat melihat sticky note yang tertulis disana.

"Nah karena mommy cantiknya Avan udah kasih bekel jadi traktir mie instan sama es tehnya dipending dulu, kalian makan ini aja lebih sehat dan yang paling utama Gratis..."ujar Avan antusias.

Dia membagikan satu persatu kotak bekal pada ketiga temannya, dalam hati dia bersorak dan mengucap terima kasih untuk mommy nya karena sudah menyelamatkan kantong Avan yang hampir kering.

Adrian menutup wajahnya malu bukannya apa tapi bekal yang dibawakan oleh mommy Avan sangat enak bahkan mengalahkan masakan ibu kantin kesayangan mereka, namun kotak bekalnya berwarna pink ditambah gambar Barbie yang tengah berduaan dengan Spiderman sangat menyimpang.

Alvin yang mengerti keadaan Adrian yang sepertinya kena mental breakfast mengusap bahunya diakhiri tabokan keras.

"Sabar ya bukan cuma lo yang kena mental Sans gue temenin juga, masih mending lo gambar Barbie gue gambar boneka chucky."








.
.
.
Avan ijin pamit ya
Mau istirahat sebentar
Avan balik lagi nanti....

See you semua
Jangan cariin Avan ya, Avan lagi mau bobo panjang dulu..
Jangan lupa Bangunin Avan tapi nanti setelah Avan dapet sugar mommy hehe....

Avandi Jarendra ✓Where stories live. Discover now