5 Fluttering Apple Snack

82 18 7
                                    

Meski berusaha untuk tidak membuat situasi semakin canggung, Kwon Joo tetap tidak bisa memaksa matanya sendiri untuk menatap Kang Woo. Ia bahkan sama sekali tidak mengatakan apa- apa sepanjang perjalanan mereka menuju ke rumah. Memulai percakapan hanya akan membuat telinganya sibuk mendengar suara detak jantungnya sendiri.

"Kang Kwon Joo," Kang Woo akhirnya yang pertama kali mengeluarkan suara setelah mereka tiba di rumah. Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi saat memanggil Kwon Joo. "Apa kau lapar?"

"Eh?" Kwon Joo melebarkan mata, secara otomatis mengalihkan pandangan dari layar televisi di ruang tengah ke arah Kang Woo. Dan hanya sekadar informasi, televisi di depan Kwon Joo dalam keadaan mati. "Lapar?"

Alis Kang Woo berkerut mendengar jawaban Kwon Joo. Ia berjalan ke dapur sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Kang Woo membuka lemari es, membelakangi Kwon Joo. "Aku ingin makan sesuatu, barangkali kau juga lapar."

"Ah." Akhirnya Kwon Joo berdiri dari sofa, berjalan mendekati Kang Woo sambil menenangkan jantungnya sendiri. Ia berdiri dengan pinggul bersandar ke meja counter di dapur. "Anda bisa merasa lapar?"

Nada suara Kwon Joo yang terdengar aneh membuat Kang Woo menoleh ke belakang, menatap Kwon Joo. "Sejak apa yang kau lakukan di toilet tadi, kau membuatku kehilangan selera makan, jadi sekarang aku lapar."

"Apa yang saya lakukan, anda yang mulai lebih dulu," jawab Kwon Joo tidak mau kalah, tapi ia menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Kang Woo. Dalam hati ia memarahi dirinya sendiri. Kenapa ia membahas soal ini?

Tiba- tiba Kang Woo berdiri dekat di depan Kwon Joo, membuat gadis itu langsung menahan napas. Wajah Kang Woo berada tepat di depan wajahnya, menatap lurus ke mata Kwon Joo. Setetes air mengalir ke kening pria itu, dan Kwon Joo hampir mengulurkan tangan untuk menghentikan air itu masuk ke mata Kang Woo.

"Jadi kau lapar atau tidak?"

Pertanyaan Kang Woo membuat Kwon Joo langsung tersadar. Ia berjalan menyamping menjauhi pria itu. "Saya tidak lapar."

Kang Woo menunjukkan wajah tanpa ekspresi saat berbalik menjauhi Kwon Joo, menyampirkan handuk basah ke sandaran kursi makan di sebelah meja dapur. Ia melirik sebuah apel di sebelah alat pembuat kopi, sedikit tidak mengerti kenapa buah itu ada di sana, tapi ia memilih untuk memakannya.

Setelah mengambil pisau buah dari salah satu laci counter, dengan kikuk Kang Woo mulai mengupas. Ia nyaris menyayat jarinya sendiri saat Kwon Joo berdiri dekat di sebelahnya, mengulurkan tangan. Tanpa mengatakan apa- apa, Kang Woo menyerahkan apel dan pisaunya pada Kwon Joo.

"Sepertinya anda lebih ahli menggunakan pistol daripada pisau?"

Kang Woo menatap Kwon Joo dengan dingin, tapi tidak membantah. Ia melihat Kwon Joo dengan cepat mengupas apel, menjatuhkan kulit buah ke wastafel.

"Apa yang akan anda lakukan dengan apel ini? Langsung dimakan?" Kwon Joo bertanya, sambil menatap sekeliling, mencari piring atau mangkuk untuk apel yang sudah selesai dikupasnya.

Sebuah piring mendarat dengan cepat di depan Kwon Joo, kiriman kilat dari Kang Woo yang masih berdiri di dekatnya. "Aku akan membuat apel goreng, kalau bisa iris apelnya tipis- tipis."

"Baiklah," Kwon Joo mengiris apel sesuai keinginan Kang Woo, lalu ia meninggalkan dapur, membiarkan Kang Woo berkutat dengan apelnya. Sementara Kang Woo sibuk di dapur, Kwon Joo memilih untuk mandi.

Aroma kayu manis membuat Kwon Joo yang baru keluar dari kamar mandi melebarkan mata. Aroma manis itu menuntunnya kembali ke dapur, menatap Kang Woo yang sedang menata apel- apel yang sudah digoreng tepung hingga keemasan di dalam mangkuk. Pria itu membubuhkan bubuk kayu manis dan sedikit madu ke masakannya.

"Kau mau coba?"

Tawaran murah hati Kang Woo segera dijawab dengan anggukan kepala Kwon Joo. Gadis itu berjalan cepat mendekati Kang Woo yang sekarang meletakkan mangkuk dan dua garpu di meja makan, lalu duduk di salah satu kursi. Kwon Joo memilih duduk di seberang Kang Woo.

Dengan hati- hati Kwon Joo menusuk sepotong apel dengan garpunya. Suara renyah apel membuatnya tersenyum. Ia memasukkan apel ke mulut, mengunyah dengan ceria. Ia baru saja akan memuji Kang Woo saat pria itu tiba- tiba berdiri, mengambil tisu dari meja dapur di belakangnya, lalu mengulurkan tisu itu pada Kwon Joo.

"Ada bubuk kayu manis di bibirmu," Kang Woo memberitahu Kwon Joo dengan nada suara datar, menggunakan garpunya sendiri untuk menusuk sepotong apel dan memasukkannya ke mulut. Memang ia sendiri yang membuat cemilan ini, tapi rasanya benar- benar enak.

"Bagaimana anda bisa tahu cara membuat ini?" Kwon Joo bertanya setelah membersihkan mulutnya dengan tisu. "Apa sebenarnya anda pintar memasak?"

Kang Woo menatap Kwon Joo dengan dingin. "Kau sendiri yang berkata aku lebih ahli menggunakan pistol daripada pisau."

Kwon Joo menganggukkan kepala. "Jadi apa cemilan ini merupakan keberhasilan pemula?"

"Terserah kau mau menyebutnya apa," Kang Woo memilih memasukkan potongan lain apel ke mulutnya sebelum Kwon Joo bertanya lagi.

"Oppa."

Sedikit syok, Kang Woo berusaha menjaga nada tetap datar. "Apa?"

"Anda tahu informasi apa soal Miyuki?"

Kang Woo mengerutkan kening, membuat Kwon Joo ikut mengerutkan kening.

"Anak perempuan kita."

Vacation UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang