"Kenapa? Mau ciuman?"
mau ciuman?
Felix berdehem, tanpa bisa di tahan wajahnya merona. Menurutnya changbin hanya bercanda walau jika diingat-ingat changbin bukan tipe lelaki yang hobi bercanda .. tapi yang benar saja? Ciuman? Semudah itu changbin meminta
Felix malu! Mau sih. Tapi malu!!
"Changbin!!" Felix berdecak, rasa gugupnya semakin besar yang mana malah membuat felix semakin merasa malu! Apalagi sambil di tatap changbin begitu
"Apa?"
"Jangan bercanda terus! Ini udah malem kamu ga mau pulang?"
"Abis gue ajak makan dan traktir terus guenya di usir?"
"B-bukan gitu maksudnyaa"
"....." Changbin hanya diam, duduk di atas badan motor sambil menatap felix, namun bukan dengan tatapan serius atau datar seperti sebelumnya. hanya tatapan santai dan terlihat jika changbin masih ingin berlama-lama dengan felix. Tatapan hangat. Tipikal remaja yang baru merasakan cinta
Felix terlihat seperti seseorang yang mudah jatuh cinta pada siapapun yang mendekatinya. Di satu sisi changbin merasa takut, takut jika felix bertemu dengan lelaki yang salah, lelaki yang hanya memanfaatkannya saja.
Namun di sisi lain, siapa dirinya? Ia bukan siapa-siapa. Justru ia pun merasa bingung mengapa bisa kenal dan dekat dengan felix
"Kenapa ngeliatin?"
Felix kembali bersuara namun dengan suara yang ketara dengan kegugupannya
"Ga boleh ya?"
"Bukan gitu. Emm, ada yang salah sama muka aku? Atau rambutnya berantakan?"
Aku-kamu— changbin terkekeh dalam hati. Felix terlihat lugu
"Rambut lo berantakan felix" changbin balas berucap dengan wajah yang kembali datar seperti biasa
"Hah? Kok baru bilang! Haduh~" felix angkat tangannya dengan wajah mengerut, namun belum sempat tangannya menggapai kepala, changbin menahan
"Ga keliatan kalo lo yang rapihin, sini gue bantu"
Tubuh changbin condong kedepan. Membuat bibirnya tepat berada di pipi kiri felix, bahkan felix dapat merasakan bagaimana nafas lembut changbin berhembus.
Felix kepal tangannya menahan gugup juga rona
Sementara itu changbin tentu saja sadar, karena sesungguhnya ini memang rencananya. Ia tersenyum tipis melihat wajah felix yang gugup
Changbin tercenung saat pandangannya turun melihat taburan bintang di kedua pipi felix. Cantik dan membuatnya terlihat seperti malaikat
Tatapan keduanya bertemu, namun felix tak berani membuka suara saat sadar jika pandangan changbin begitu dalam menatapnya ...
"...freckless lo" changbin bergumam. Namun gumaman changbin membuat felix teringat akan masa sekolahnya yang mengerikan, dimana dirinya pernah di tampar karena memiliki taburan freckless
Bahkan dulu ia pernah menggores kedua pipinya dengan benda tajam karena lelah dan malu selalu di ledek
Lalu sekarang changbin menyinggungnya. Felix segera tutup kedua pipinya
"Kenapa lo tutup?" bingung changbin
"Jangan dilihat. Jelek."
"Bego"
Felix cemberut. Mungkin maksud changbin kehadiran freckless nya membuat felix terlihat bodoh begitu?
"I-iya tau kok titik-titik di pipinya jelek—"
ESTÁS LEYENDO
[03] Choose ur Character || Changlix
Fanficfelix nemu buku di ruang arsip kantor barunya. buku jurnal dengan ukiran cantik berwarna biru laut felix yang memang hobi membuat jurnal pada akhirnya membawa buku itu bersamanya ke rumah, tanpa ia sadar jika buku itu menuntunnya pada sebuah pertemu...