Sembilan || Kabur

2.4K 509 131
                                    

"Gue denger changbin mukul abis preman sebelah"

"Hah? Kenapa lagi ?"

"Masalah kaya biasa paling, si kakek itu. Lo tau kan si kakek yang suka buka pertunjukan kalo sore?"

"Tau, gue sering liat kadang kalo lagi ga ada kerjaan. Ngapain changbin musingin tuh kakek-kakek deh, Sampe mukulin preman lain? Itu kan bisa bikin masalah baru buat dia"

"Kayanya kakek-kakek itu pernah nolongin changbin di suatu tempat deh"

"Oh! Atau mungkin sebenernya kakek itu papa nya changbin cuma ketuker"

"Lo berdua kebanyakan nonton drama, mana mungkin begitu! Lo ga inget changbin tuh dari dulu emang anak jalanan ga punya keluarga"

Lima lelaki yang sebelumnya tertidur pulas kini terbangun. Kelimanya asik mengobrol selama sang pemilik sedang tak di tempat, beberapa dari mereka ada yang sibuk memasak mie, sisa lainnya hanya duduk-duduk santai sambil minum kopi atau teh

Mereka tidak tau jika sebelumnya changbin membawa tamu

Sedang asik-asiknya kelima lelaki itu mengobrol dan bersenda gurau, pintu depan terbuka. Tampilkan changbin dalam balutan jaket dan kaus hitam serta topi, tangannya menjinjing pelastik

"Eh bin baru balik?"

"Dari mana aja bin? Gue punya info nih, kerjaan kerjaan kerjaan~"

"Bawa apa bin?"

"Seharian ini ga liat lo di flyover selatan, kemana aja dah bin? Sibuk? Butuh bantuan ga?"

Changbin hanya letakan kunci motornya di atas meja, ia tatap rekannya dengan pandangan santai "gue lagi ada urusan, jangan ganggu gue dulu di ruangan gue ya. Jangan berisik juga, gue mau istirahat"

Kelima rekan changbin hanya diam, tidak biasanya changbin memberi perintah seperti itu, biasanya jika ia ingin istirahat ya istirahat saja

Namun kelimanya mengangguk patuh tanpa banyak bertanya lebih jauh. Beberapa hari ini changbin memang jadi jauh lebih sibuk jadi mungkin wajar bagi changbin memberinya perintah

Sementara itu changbin tutup pintu kamar rapat-rapat. Lepas jaket serta topi sembarang arah, sorotnya terarah pada tamun yang tidur lelap di ranjang dengan selimut hingga dada

Felix terlihat nyenak memeluk bantal lainnya yang di jadikan guling, kompresan di dahinya pun sudah hilang entah kemana karena posisi tidur felix yang berubah

Changbin membuat kopinya sendiri. Uap panas mengepul di udara, minuman yang cocok ia minum setelah hujan

Sepertinya aroma pekat kopi itu menguar isi penjuru kamar hingga membuat sang tamu—felix— menggeliat dan membuka mata. Felix bangun, pandangannya lurus kedepan tepat di mana changbin berada

"Apa?" changbin naikan sebelah alisnya bingung.

"Eh! Changbin maaf aku ketiduran" suaranya serak tidak seperti biasanya, felix bergegas bangun dengan tergesa, berusaha rapihkan kasur serta selimut di atasnya, namun karena sejak awal kondisi felix memang tak begitu baik jadi felix terhuyung jatuh ke lantai

changbin beranjak. Letakan bungkus lain ke atas meja dekat sofa

"Lo demam, tadi panas banget badan lo. Gue beli bubur, lo bisa makan itu sebelum pulang"

Felix menatap kotak di atas meja, beberapa asap keluar di sela penutup. Sepertinya bubur itu masih panas. Felix teguk salivanya, sebelumnya ia memang lapar

"Beneran buat aku?" felix bertanya namun dengan nada rendah yang lebih terdengar seperti cicitan "iya" changbin membalas

"Makasih"

[03] Choose ur Character || ChanglixWhere stories live. Discover now