27. Naufla celaka.

636 60 6
                                    

Jangan lupa sesudah baca langsung vote dan komen. 🤗❤

[MY HANDSOME BOSS, MY LOVER]

"Tuan ngapain kesini? Ini udah malem. Gimana kalo anak-anak nyariin?" Ucap Karina menatap lembut menyerah pada Raffi.

Raffi yang mendapatkan perlakuan lembut itu hanya mencebik saja. Keduanya sedang duduk di taman apartement Karina. Tamannya begitu luas, sekaligus menghadap pada kolam, entah kolam renang ataupun kolam ikan. Mobil yang memasuki area ini sudah seperti tontonan mereka saja.

"Gimana? Suka, kan, sama hadiahnya?" Tanya Raffi tersenyum tak sadar diri.

Karina menelan ludah melayangkan tatapan pada sekitar dirinya dimana shopping bag begitu rapat berdempet satu sama lain. Raffi yang menyimpannya di bawah sana, Raffi tak membawa pelayan bahkan ajudan, dirinya benar-benar sendiri.

Perlahan Karina mulai memutar kepala, matanya menatap pada Raffi yang terus tersenyum tulus tak merasa berdosa.

"Huuf. Makasih banyak, maaf udah ngerepotin. Lain kali ga usah kayak gini." Karina menatap lembut. Karina sudah seperti berhadapan dengan anak tk saja.

"Enggak, kata siapa ngerepotin? Ini sengaja, buat kamu."

"Tapi,.." Raffi tiba-tiba mengalihkan pandangan. Tubuhnya yang duduk menyandar santai kini berubah tegap.

"Tapi kamu harus rahasiain dari Florenzia. Dia ga tahu ayahnya kasih ini ke perempuan yang ayahnya suka." Raffi meraih tangan Karina tanpa permisi.

"Florenzia ga mau punya ibu tiri," ucap Karina menatap dalam dengan mata indahnya. Tatapannya lembut, namun pesimis.

"Kamu tahu?"

"Tahu, bahkan dengan spesifik ga mau saya jadi ibu tirinya, saya tahu," timpal Karina membuat Raffi terbungkam mudah.

"Itu kenapa saya pesimis, ga menatap cerah sama hubungan kita, walaupun bahkan kita ga ada hubungan. Karena saya tahu, kita ga mungkin sama-sama." Karina membuat Raffi mengatupkan bibir. Raffi menatap mencelos tak percaya padanya.

"Meski,.. meski memang saya sendiri bahkan belum ada rasa lebih. Tapi ini, ini harus dibahas. Tuan mau saya jadi kekasih tuan, tapi saya ga mau."

Raffi terhenyak sesaat hingga bahu kekarnya mundur, begitu pula kepalanya yang ikut menjauh. Mata Raffi melebar sulit mengedip.

"Anak pertama ga setuju, anak kedua setuju-setuju aja, anak ketiga sangat setuju," ucap Raffi membuat Karina kebingungan atas ucapan rancunya yang belum selesai.

"Kamu tahu, Karina? Sejak dahulu kala, bahkan sebelum ada kamu, saya tidak munafik saya bisa menikah suatu saat. Saya juga tahu ada kemungkinan anak saya tidak setuju." Raffi semakin serius. Suara tegasnya begitu mendominasi.

"Tapi yang selalu saya tanamkan, jikalau nanti salah satu anak saya tidak setuju, dan usia dia sudah delapan belas tahun, saya akan tetap menikah saat saya mau. Karena apa? Karena dia sudah dewasa, dia free dari saya, begitu pula saya dari dia!" Tukas Raffi menutup ucapannya dengan tatapan tegas penuh keseriusan dengan napas yang coba ia atur.

"Aku pikir kamu udah cinta sama aku," ucap Raffi mengalihkan pandangan.

Karina yang lama menghadap menatap serius pun sontak tersadar, tatapannya turun menatap meja bundar yang menjadi jarak di antara mereka.

"Saya pikir, tuan lebih tahu siapa Florenzia, bahkan paling tahu. Jadi,.. untuk urusan itu, suatu saat bisa saya pertimbangkan." Karina sedikit kaku kala mengalihkan pandangan.

My Handsome Boss, My Lover [ON GOING]Where stories live. Discover now