24. Penjelasan.

729 70 4
                                    

Sesudah baca jangan lupa vote, komen, share, dan follow jikalau mau. 😁😊🤗

[MY HANDSOME BOSS, MY LOVER]

"Ini belum Christmas, lho. Baba ga papa liburan dari sekarang?" Tanya Florenzia berjalan mengangkat naik turun tangan mereka yang saling menggenggam.

"Baba seneng bisa liburan sama semua anaknya baba. Nanti baba sering-sering ajak kalian."

"Seriusan? Baba seriusan?!" Sembur Florenzia melotot bersemangat.

Keduanya perlahan berhenti melangkah ditengah rumput-rumput ilalang. Terlihat jelas gunung tujuan awal mereka. Mereka tinggal melewati jembatan saja untuk sampai di gunung Fuji itu.

"Baba seriusan. Baba pasti usahain. Minimal setahun sekali." Raffi tersenyum merangkul bahu anaknya agar menyandar. Keduanya menghadap pada gunung indah itu.

"Setahun sekali? Baba yakin? Hmm,.. pasti cuman gombal." Flori mendongak menyipit manja.

"Haissh! Fitnah itu namanya!" Sembur Raffi menoel ujung hidung mancung anaknya.

"Emang Flori ga percaya, kok!"

"Haa? Ga percaya?" Sontak Raffi terkesiap memasang wajah tak percaya. Kedua bibir mereka melengkung manis bersamaan.

"Makanya baba jangan banyak ngasih janji palsu. Jadi, kan, gini, Flori jadi ga percaya! Wehh!"

"Hahaha! Iya, deh, iyaaa." Raffi menggeleng pasrah mendengar itu. Dengan gemas dirinya mengusap ujung kepala anaknya.

Florenzia melotot memajukan wajah, bibirnya mengerucut, lalu mendekap semakin erat pada Raffi, dengan mata sengaja mengerling. Raffi yang melihat itu hanya mendengus saja. Dengan senang hati Raffi menambah erat dekapannya, menepuk sisi bahu anaknya dengan penuh kehangatan.

'Cuup!'

"Makasih udah selalu maklumin baba, selalu maafin kekurangannya baba." Raffi berbisik mendaratkan dagunya di atas kepala sang anak.

"Sama-sama. Hehe. Itu karena baba juga baik ke Flori, ga suka kekang Flori kayak mamih."

"Mamih juga pasti mau yang terbaik," timpal Raffi berbuahkan sebuah gelengan serta seringai dari anaknya.

"Flori ga setuju orang-orang bilang semua orang tua pasti a i u e o. Harusnya semua orang tua yang baik, bukan semua orang tua. Mamih, mamih bukan orang tua yang baik."

"Kalo ada orang bilang semua orang tua pasti sayang sama anaknya, mereka egois. Padahal banyak bukti juga orangtua ga sayang sama anaknya. Dari mulai ga diurus, disiksa, dilecehin, sampe dijual. Dan itu juga kebanyakan orangtua kandung," tambah Florenzia menutup mata meresapi angin.

"Maaf udah biarin benih baba jatuh di rahim wanita yang salah, dan akhirnya jadi tiga orang anak yang kekurangan kasih sayang." Raffi mendengus menertawakan nasib malang dirinya.

"Baba pikir, kalian butuh ibu."

"No, i don't need. I have you, i don't need a mother in my life." Florenzia mendongak menatap menolak.

"But Benedict, Naufla. Hmm?" Lanjut Raffi menyalipkan helai rambut anaknya.

"I don't want to have a stepmother. They are evil, jarang ada yang tulus. I don't want it, please. Noo. Hiks. Hiks."

"Hiks. Hiks. I'm begging you, baba. Hiks. Hiks." Florenzia menangis sedih. Wajahnya masuk ke tengah dada bidang sang ayah. Cengkeraman dua tangannya begitu erat pada jaket tebal ayahnya.

My Handsome Boss, My Lover [ON GOING]Where stories live. Discover now