8. Cerita Yang Tak Terungkap

Mulai dari awal
                                    

    Jaemin menghela nafas panjang, "fungsi keberadaan arsenik dan narkoba yang ada di dalam darah korban bukan digunakan sebagai zat untuk membunuh namun sebagai tanda, lu nunjukin diri bahwa lu punya kerabat yang deket banget ama bau bau kriminal, dan itu Juyeon Zahuwirya. Walau bisa siapa aja, gua nggak ambil pusing, soalnya aneh aja kalo tiba tiba ada karakter penjahat baru ketika kasusnya udah di tengah jalan pemecahan. Lu caper ke Kak Hongjoong, tapi kasihan betul nggak di notice juga."

  "Aku cuma pingin dia merasakan apa yang ayahnya lakukan padaku." Kata Heeseung.

  "Percuma, nak, kalo kata gua. Toh, agaknya Pak Pratabrama udah nggak peduli kalopun Kak Hongjoong mati." Balas Jaemin, "dia nggak bakal merasa kehilangan, justru, orang orang kayak Beomgyu yang bakal kehilangan."

  "Aku bahkan tak peduli dengan itu." Balas Heeseung.

    Jaemin mengerutkan alis, "dengar, lu sama kayak bunuh orang yang nggak tau apa apa. Kak Hongjoong nggak pernah berurusan ama bapaknya, anjir."

  "AKU BILANG, AKU TAK PEDULI! AKU AKAN TETAP MENYAKITINYA!" Heeseung berteriak pada Jaemin.

  "Kalau kau tak suka, maka hentikan aku." Ucapnya sebelum meninggalkan Jaemin di ruangan itu dengan keadaan yang masih terikat di sebuah kursi.

  "ASTAGFIRULLAHALAZIM! TERUS GUA PULANGNYA GIMANA, ANJEENGG! LIAT AJA LU HEESEUNG ZAHUWIRYA! NILAI KIMIA LU SEMESTER INI GUA MERAH!" Teriak Jaemin.

*

    Hongjoong lagi nge print perbaikan tesis-nya di warnet deket SMA 7 Puncak keheranan ketika dia mendapat panggilan masuk dari nomor yang nggak dia kenal. Hongjoong mengangkat panggilan itu dan berdecak keras gegara denger suara anak bajingan yang tengah menelponnya itu.

  "Halo, Kak Hongjoong dimana?"

  "Ga usah sok lugu lu, Heeseung. Lu ngapain nelpon gua?" Tanya Hongjoong.

  "I just hurt someone."

  "What the hell are you doing?!" Hongjoong mengumpat dan seisi warnet langsung menjadikan Hongjoong pusat perhatian mereka.

  "I actually want to kill him, but.. I can't.. he looks like me. Aku yakin dia perlu ke rumah sakit. Jika kau peduli dengan salah seseorang yang dipisahkan dengan teman temannya karena kisah sahabatmu itu, Kak.. tolong dia, dia ada di dalam kelas, aku rasa dia belum pingsan sekarang. Kalau kau membawa mobil, segeralah bawa dia ke rumah sakit, sebelum dia mati karena penggumpalan darah di dalam kepalanya."

  "Lu nyelametin orang yang hampir lu bunuh? Nggak biasanya." Kata Hongjoong.

  "Aku udah bilang.. dia mirip denganku. Aku merasa seperti membunuh diriku sendiri jika aku membunuhnya."

  "Pergilah ke kantor polisi sendiri atau gua yang bakal nyeret lu kesana." Kata Hongjoong segera berlari keluar dari warnet, menuju ke SMA 7 Puncak.

  "Jangan khawatir, aku dalam perjalanan kesana."

 
    Hongjoong berlari menaiki anak tangga, dan sampailah dia di dalam kelas dimana Jaemin berada. Anak itu masih terikat di sebuah kursi, kerah kemeja belakangnya sudah penuh darah. Pelipisnya tampak memar dan darah mengalir dari lubang hidungnya. Menyadari keberadaannya, Jaemin mengangkat kepala dan tersenyum lelah.

  "Gua kira gua bakal mati, Kak." Kata Jaemin.

  "Gua ngiranya juga gitu, gua kira lu bakal mati, jadi beban gua bisa keangkat satu." Balas Hongjoong sambil melepaskan ikatan di tangan dan kaki Jaemin.

  "Tega betul jadi manusia lu, Kak." Kata Jaemin.

    Hongjoong lalu membopong Jaemin keluar sekolah. Menuju mobilnya yang terparkir tak beraturan di dekat warnet tadi. Setelah Hongjoong memastikan kalau Jaemin baik baik saja di kursi belakang, dia segera menyetir mobilnya menuju Rumah Sakit Cipta Sehat dengan kecepatan tinggi.

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.3 : ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang