[12] Come and Go

251 17 3
                                    


"Mau lo apa, hah?! Berantakin hidup adek gue lagi?!"

Bright kehabisan kesabarannya begitu Gawin mengucapkan kalimat tidak pantas kepada Phuwin. Ia menghantam rahang pria itu dengan keras hingga Gawin jatuh tersungkur ke lantai.

"Adek lo yang udah bikin First pergi dari hidup gue! Kalo aja adek lo ga ngelakuin hal itu, First masih hidup, bodoh!" Balas Gawin.

"Mau sampai kapan lo nyalahin adek gue atas kesalahan lo sendiri??! Phuwin ngelakuin itu semua karena permainan bodoh lo itu! Harusnya lo sadar dari awal!" Bright kembali melayangkan tinjunya ke pipi kanan Gawin.

Nanon dan Win yang pergi bersama Bright langsung menahan Bright agar tak menghajar Gawin lagi.

"Bright, udah." Ucap Win, mencoba menenangkan Bright yang sudah tersulut emosi.

"Jangan pernah lo muncul di hadapan Phuwin lagi, atau gue habisin lo!" Ujar Bright sekali lagi, kemudian segera pergi ke mobilnya, diikuti Nanon dan Win.

Gawin menyeka darah yang keluar dari hidungnya, berdecak kesal.

Ia kemudian masuk ke dalam rumahnya dan langsung berjalan ke dalam kamarnya. Gawin meraih sesuatu dari dalam laci mejanya.

"Bakal gue hancurin hidup adek lo selamanya."

-oOo-

Phuwin baru saja tersadar. Ia menerawang ke sekitarnya, mencoba menjelaskan pandangannya yang kabur. Di sebelahnya ada Nanon yang sedang tertidur dengan posisi terduduk, dan Louis yang berbaring di sofa.

"Nanon." Panggilnya, menepuk pelan pundak sahabatnya.

Nanon terbangun, mengusap sebentar kedua matanya. "Eh, dah bangun, Phu. Bentar, gue panggilin dokter dulu, ya."

Phuwin hanya diam di kasurnya, ia masih beradaptasi dengan cahaya sekitar. Perhatiannya kemudian teralih pada Louis.

"Lou." Panggilnya pelan, namun Louis tidak kunjung bangun.

Phuwin kembali diam, hingga tidak lama seseorang dengan snelli putih masuk ke dalam kamarnya.

"Saya cek kondisinya sebentar, ya.." Ujar sang dokter.

Sang dokter mulai memeriksa keadaan Phuwin, kemudian berbicara sesuatu pada Nanon, baru setelahnya pergi dari ruangan tersebut.

"Non, mama papa gue mana?" Tanya Phuwin pelan.

"Mama papa lo tadi lagi keluar beli makan, paling bentar lagi balik. Lo laper, Phu? Mau gue beliin sesuatu di kantin rumah sakit?" Tanya Nanon sigap.

Phuwin menggeleng. "Gausah."

Nanon hanya diam, kemudian duduk lagi di kursinya. Ia memandangi Phuwin.

"Lo istirahat aja yang banyak. Kata dokter tadi lo mulai baikan, tapi masih harus dirawat di sini seminggu ke depan." Ujar Nanon.

Phuwin menatap Nanon. "Pond.. Dia ga tau, kan?"

Nanon balas menggeleng. "Tenang aja, yang tau ini cuma kak Win. Kak Win juga ga bilang apa-apa sama Pond. Lo tenang aja."

Phuwin menghela napasnya kemudian berbaring sambil menatap langit-langit ruangan putih tersebut. Ia tidak ingin sekali Pond khawatir padanya.

-oOo-

"Misi, ada Phuwin, ga?"

Pond masuk ke kelas Phuwin, membawa dua buah styrofoam berisi ayam geprek yang ia beli dari kantin sekolah. Ia mengunjungi kelas Phuwin karena sudah tiga hari ia tidak melihat sosok Phuwin di sekolah itu.

Are You My Sunshine? • PondphuwinWhere stories live. Discover now