part 24

174 10 2
                                    

Langka seorang gadis yang berada disamping Adit. Langsung berlari menghampiri sosok yang sangat ia, rindukan selama ini.

Sungguh gadis, itu merasah bersyukur Tuhan masih mau memberikan dirinya kesempatan untuk hidup melawan kangker otak yang selama, ini ia derita. Dan saat ini, kebahagiaan itu hadir lagi saat melihat wajah tampan yang selalu ia. Rindukan selama ini.

Gadis, itu pun langsung berhambur kepelukan Arkan dengan tetasan air mata yang membasahi seragam milik Arkan.

Arkan yang merasakan dipeluk secara tiba-tiba hanya terdiam tampa membalas pelukan gadis yang memeluk diri nya. Tatapannya kosong pikirannya langsung berputar kemasalalu yang membawanya merasakan jatuh cinta kepada gadis yang memeluknya saat ini.

Acha yang melihat seorang gadis yang memeluk kekasihnya hanya terdiam ia, bingung harus berbuat apa? Sementara ia, tidak tahu apa hubungan kekasihnya, itu dengan gadis yang notabenya ia kenal juga.

"Sandara rindu Arkan." lirihnya masih memeluk erat tubuh Arkan, walaupun tak merasakan tak ada balasan yang ia, dapat dari sosok sangat ia, rindukan.

"Lepas!" tuturnya saat tersadar jika disampingnya ada Acha yang menyaksikan.

Sandra yang mendapat tolakan dari Arkan langsung menatap perih bola mata tajam Arkan yang menusuk uluh hatinya.

"Apa, sebenci itu? Kecewa yang aku torehkan." tanya Sandara sedih saat melepaskan pelukannya dari Arkan.

"Lo bisa mikir! Enggak perlu ditanyakan lagi." jawabnya menatap tajam Sandara, lalu pandanganya beralih kehadapan Acha dan menarik lembut tangan Acha meninggalkan Sandara yang menitikkan air mata.

"Maafin gua Ar, gua bisa jelasin semuanya" teriak Sandara yang masih berharap Arkan mau mendengar penjelasannya.

Arkan memberhentikan langkahnya saat, tangan Acha terlepas dari tautannya.

"Cha, lo mau ngapain?" tanya Arkan kepada Acha yang tiba-tiba melepaskan tautan keduanya.

Acha langsung menghampiri Sandara tampa menjawab pertanyaan Arkan barusan.

"Jangan nangis kak Sasan cantik."  ucap Acha menatap hangat Sandara.

Sandara yang dari tadi tak menyadari keberadaan sosok yang memanggilnya dengan sebutan Sasan langsung mengarahkan matanya kehadapan Acha, yang menampilkan senyum hangatnya.

"Caca lo disini dari tadi?" tanya Sandara.

"Ia, kak Sasan kenapa bisa disini, kak Sasan udah sembuh?" tanya Acha menanyakan kondisi Sandara.

"Iya, Cha gua udah sembuh." jawab nya sambil menghapus air matanya.

Arkan yang melihat interaksi kekasihnya yang begitu akarab dengan mantanya itu, langsung menghampiri kekasihnya.

"Cha, ayo." menarik lembut tangan Acha agar pergi dari hadapan Sandara.

"Kak, kenalin kak Sandara, sepupu aku." ucap Acha memperkenalkan Sandara sebagai sepupunya.

Arkan yang baru mengetahui fakta jika, Sandara mantanya itu adalah sepupu pacarnya sendiri. Begitu terkejut bagaimana bisa ia dihadapkan oleh kenyataan yang sangat tidak ia inginkan.

"Kak, kok diam aja sih? Acha mau tanya apa kak Alkan kenal sama kak, Sasan. Kenapa tadi kak Sasan meluk kak Alkan sampai nangis gitu. Apa kak Alkan jahatin kak Sasan!" cerocos Acha yang sedari tadi bingung melihat sepupu nya itu, memeluk kekasihnya.

Arkan yang ditanya berbagai pertanyaan dari mulut Acha hanya diam saja, lalu menatap tajam bola mata Sandara pertanda agar Sandara tidak lagi mengangu hubunganya.

Acha yang melihat tatapan Arkan mengarah ke sepupu nya itu, ikut mengarahkan pandanganya terhadap sepupu nya dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Kak? Apa kak, Sasan kenal sama kak Alkan." tanya Acha begitu penasaran.

Sandara yang ditanya pun masih terdiam saat sorot mata tajam Arkan semakin menajam.

"Kenapa kalian diam? Kalian saling kenal." jengah Acha yang sedari tadi tidak ada yang mau menjawab pertanyaan nya.

"Kamu enggak perlu tau! Ayo pergi bell bentar lagi bunyi." ucap Arkan menarik tangan Acha agar cepat pergi dari hadapan Sandara.

"Lepasin, Acha mau bareng kak Sasan." sahutnya mencoba melepas tangan Arkan, tetapi tetap saja tidak bisa. Tenaga Arkan lebih kuat darinya.

"Lo bisa nurut enggak! Gua bilang ayok, ya ayok!" bentak Arkan yang membuat Acha bungkam seketika saat Arkan mengubah kosah katanya menjadi lo gua.

Arkan menarik paksa tangan Acha dan pergi begitu saja meninggalkan Sandara.

Sementara Sandara begitu sesak dirasakan saat Arkan sudah tak lagi mengangap dirinya ada. Ia baru sadar bagaimana rasa sakit nya saat dulu ia menggoreskan luka terhadap Arkan.

"Maafin gua, tapi gua janji bakal rebut hati lo lagi. Walaupun sepupu gua sainganya!" guman Sandara tersenyum lirih.




Huwaaa..... udah lama banget enggak up, sorry ya. Akhir ini sibuk sekolah dan juga ujian kelulusan jadinya enggak bisa up tapi tenang aku bakal up kok tapi enggak sering. Buat Reades My Sweet ARKANDARA. tetap stay ya nunggu cerita ku ini sampe and.

Jangan lupa baca, vote, comen dan juga share cerita ini ya, ke teman- teman kalian.

See you😘🧡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweet ARKANDRA( Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang