XLIII. Jadikanlah Aku Pacarmu

665 97 108
                                    




📙

📙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










Hari ini SMA Apgujeong terlihat sangat ramai dengan kedatangan para orang tua dan wali murid. Kebanyakan dari mereka memasang wajah sumringah nan bangga, ada juga yang membawa bouquet bunga.


Alasan utama dari hadirnya mereka hari ini adalah ikut menghadiri kelulusan putra dan putri mereka.


Setelah selesainya upacara, para orang tua dan wali murid bergegas menghampiri kesayangan mereka di dalam kelas masing-masing. Banyak tawa di sela bangga, banyak haru di sela lega.


Lalu di antara gempitanya, ada Lee Jeno yang bermuram durja.


Sedari tadi ia memasang ekspresi muram dengan tatapan iri kepada teman-teman sekelasnya yang tengah dieluk-elukkan oleh orang tua mereka.


"Abeoji ke mana sih?!" omelnya setengah berbisik. "Noona, Hyung juga... ugh! Apa aku tidak sepenting itu?!"


Lelah mengomel sendirian, Jeno pun memutuskan untuk bergegas pulang daripada terus-terusan menyuapi hati dengan penyakit iri.


"Yaijeno! Eodiga?!" seru Jihoon saat melihat sosok sahabatnya yang tengah berjalan keluar dari kelas.


Jeno menoleh, mengangkat jari; mengisyaratkan kalau dia hendak pulang.


"Aigooo..." Jihoon bangkit berdiri, menghampiri sahabatnya yang masih merengut itu. "Ayo, berfoto dulu denganku, dengan Eomma dan Appa-ku juga." Ia menarik lengan Jeno dan membawanya kembali masuk ke dalam kelas.


Selesai mengambil beberapa foto dengan Jihoon dan kedua orang tuanya, Jeno pun berpamitan. Mau tidak mau, Jihoon mengiyakan meski sebenarnya dia ingin mengajak Jeno pergi ke karaoke bersama geng-nya.


"Pulang?" sapa Jisoo di depan kelas.


Jeno mengangguk. "Aku lapar."


"Eomma membawakanku bungeoppang, mau?"


"Tidak." Jeno terdiam sesaat, melayangkan tatapannya kepada orang tua Jisoo lalu kepada bouquet bunga di genggaman sahabatnya itu. "Bunganya cantik," pujinya kemudian.


Jisoo mengulas senyum manis. "Apa kau yakin ingin pulang? Sepertinya Jihoon dan Sunwoo ingin pergi karaoke. Tidak bergabung saja?"


Pertanyaan Jisoo dijawab dengan gelengan cepat dari Jeno.


"Hm... apa kau mau ikut denganku? Setelah ini Appa mengajakku pergi makan di restoran galbi. Kau suka sekali dengan galbi, kan?"


Lagi, Jeno menggeleng. "Lebih baik aku tidak ikut, Jisoo-ya. Pasti akan mengganggu acara keluargamu."


The Chronicles of A Boy : The Living RoomWhere stories live. Discover now