Kai mengambil Hpnya dan menghubungi seseorang. Kyungsoo mengernyit bingung melihat Kai. Kyungsoo hanya mengamati gerak-gerik Kai.

“Kau dimana sekarang?”

“...”

“Kau tanya kenapa aku meneleponmu? TAO MASUK RUMAH SAKIT, BODOH!!! ITU SEMUA SALAHMU!!!!!”

“...”

“TAO MENCOBA BUNUH DIRI, BRENGSEK!!!!”

Kai membanting kasar teleponnya yang seketika itu juga hancur berkeping-keping. Nafas Kai memburu setelah memaki penelepon disebrang sana. Kyungsoo menenangkan Kai yang terlampau emosi. Hunhan, Chanbaek dan Suho meminta maaf kepada setiap orang yang berada dilorong karena kejadian tadi dengan membungkukkan badan mereka berulang kali. Kyungsoo mengajak Kai pulang sebelum rumah sakit itu porak poranda akibat ulah Kai yang emosi. Kyungsoo pamit kepada teman-temannya sebelum pulang. Suho menatap prihatin Kai yang terlihat kacau saat ini. Sehun hanya memandangi Kai yang mulai menjauh bersama Kyungsoo. Sehun tau apa yang dirasakan Kai saat ini. Mungkin kejadian ini mengingatkan Kai sewaktu dulu meninggalkan Kyungsoo yang untung saja Kyungsoo tidak melakukan hal yang ekstrim seperti ini. Kai sangat menyayangi sahabat-sahabatnya. Sebisa mungkin sahabatnya tidak merasakan luka seperti Kai dulu.

.

.

Kyungsoo mendudukkan Kai di tepi ranjang. Kyungsoo meninggalkan Kai ke dapur untuk membuatkan teh hangat. Kyungsoo perlahan menghampiri Kai yang masih ditempat semula tanpa bergerak sedikitpun.

“Minumlah” pinta Kyungsoo dan menyodorkan secangkir teh yang dia buat tadi. Kai menerima teh itu dan meminumnya sekali teguk. Kai meletakkan cangkir kosong itu di meja nakas samping tempat tidurnya. Kai memeluk Kyungsoo erat dan membenamkan wajahnya dibahu sempit Kyungsoo.

“Jangan pernah lakukan hal seperti itu hyung saat aku pergi. Aku tak ingin melihatmu terluka” lirih Kai.

“Jika kau tak ingin membuatku terluka maka jangan pernah pergi dariku. Tetaplah disisiku dan menemaniku” jawab Kyungsoo lembut dan membalas pelukan Kai.

“Aku tak bisa membayangkan jika dulu kau nekat bunuh diri. Pasti aku akan menyesal seumur hidupku dan menyalahkan diriku”

“Pikiranku tak sependek itu, Jong. Dulu aku masih terlalu egois, mungkin sekarang aku akan melakukan itu” canda Kyungsoo.

“Hajima” lirih Kai. Kyungsoo mempererat pelukannya.

“Bisakah kau menemaniku tidur? Aku ingin memelukmu hingga aku tertidur” pinta Kai.

“Arraseo” jawab Kyungsoo. Kai merebahkan tubuhnya diikuti Kyungsoo yang merebahkan tubuhnya disebelah Kai. Kai menarik Kyungsoo mendekat dan memeluknya. Kyungsoo hanya menurut dan kepalanya bersandar didada bidang Kai. Mata Kyungsoo mulai memejam seiring dengan sentuhan lembut tangan Kai di kepalanya.

.

.

.

Sementara itu....

Kris tergesa-gesa menuju bandara untuk menemui Tao. Kris tak peduli teriakan sekertarisnya dan beberapa pegawainya. Dipikiran Kris saat ini hanya Tao. Kris masih tak percaya apa yang dikatakan Kai saat ditelepon tadi. Tao mencoba bunuh diri karena dirinya? Kris meruntuki keputusannya untuk meninggalkan Tao tanpa memberitahunya. Penyesalan datang terakhir bukan?

Sesaat sampai dibandara, Kris langsung membeli tiket ke Korea. Kris bahkan tak peduli dengan penampilannya saat ini. Rambut acak-acakan, dasi yang dilonggarkan, kemeja berantakan dan jas yang tidak dikancingkan. Berantakan memang, tapi menambah kesan cooldan tampan. Kris sedari tadi melirik jam tangannya, waktu seakan berjalan lambat bagi Kris. Kris sudah tak sabar ingin melihat kondisi Tao saat ini.

Pabo, JonginWhere stories live. Discover now