Galang & Itha

22 2 2
                                    

Tok tok tok!!

Suara pintu di ketuk dari luar, namun penghuni kamar masih tertidur dengan lelapnya.

"Itha! bangun udah jam berapa ini?!" Teriak seseorang di luar sana

Tok tok tok tok!!

Orang itu kembali mengetuk pintu,namun kali ini dengan sedikit keras, eh ralat bukan keras lagi namun terdengar seperti akan mendobrak pintu itu.

"Iya iya!" Teriak ku sedikit kesal.

"Cepetan siap siap kalau jam 07.00 belum juga keluar kamar, gue tinggal" ucap Rendi.

"Sial, gue kesiangan mana cukup waktu 10 menit buat mandi" gumam ku melirik ke arah jam yang menunjukan pukul 06.50

Setelah sejenak terduduk di atas ranjang,aku pun menuju kamar mandi untuk sekedar gosok gigi dan cuci muka.

Untung saja semalam aku sempat untuk menyetrika seragam ku.

Setelah mengenakan seragam putih abu abu,aku bergegas untuk merapikan rambutku.

"Selamat datang itha, sekarang loe udah resmi jadi anak SMA yang gak harus di kuncir dua lagi, seperti tiga hari yang lalu." Ucap ku di depan cermin.

MOS sudah usai, tak ada lagi kegiatan yang sedikit konyol itu, tak ada lagi ajang balas dendam senior ke juniornya.

Namun kegiatan itu menyisakan kenangan yang gak akan di lupakan.

Brummm brummm brummmmmmm

"Itha, gue duluan! Loe lama!" Teriak Rendi dari luar.

Dengan terburu buru ku ambil tas di atas meja belajar dan berlari keluar sembari menjining sepatu.

"Tunggu!!!! Rendi!!!" Teriak ku, berharap kakak menyebalkan itu mau menghentikan laju motornya.

Namun percuma, dia tidak mendengarnya.
Atau mungkin memang dia sengaja mengacuhkan ku dan pura pura tidak mendengar teriakan ku. Entahlah hanya dia yang tahu.

" Tuh orang bener bener nyebelin! Dulu mama waktu hamil dia nyidam apaan sih? Sampai sampai nyebelin nya kaya gitu?!" Gumam ku kesal.

Ya, di kota ini aku hanya tinggal berdua dengan Rendi. Yang tak lain dan tak bukan kakak kandung ku.

Mama dan papa ku tinggal di luar kota untuk bekerja.
Kami berdua memang sudah terbiasa mandiri sejak aku masih di bangku kelas 7 dan Rendi kelas 9.
Kami berdua hanya beda 2 tahun.

Mama dan Papa, pulang sebulan sekali. Namun terkadang juga sampai 3 bulan tidak pulang, tapi tak apa yang penting mereka sehat dan baik baik aja.

Mungkin untuk sebagian orang hidup jauh dari orang tua itu menyenangkan, bahkan bisa di bilang bebas.

Tapi tidak berlaku untuk ku, yang setiap harinya penuh dengan aturan.
Bangun harus tepat waktu, berangkat sekolah harus tepat waktu, main pun harus pulang tepat waktu.

Kakak ku memang super super disiplin, telat satu menit aja langsung tamat.

Seperti hari ini, aku yang di tinggal olehnya karena telat 1 menit.

Pada saat itu jam menunjukan 07.01.
Terpaksa aku harus berjalan kaki ke depan gang dan menunggu angkot di sana.

Brummm sttttttt.

Tiba tiba berhenti sebuah motor tepat di depan ku, aku sedikit bingung dan kaget.

Seseorang dengan postur tubuh tinggi, putih, dengan potongan rambut yang rapih, baju putih di keluarkan.

" Tha, ngapain di sini?" Tanya nya sembari membuka kaca helm full face nya.

"Eh kak Galang,kirain siapa,ini Lagi nunggu angkot." Jelas ku yang sudah tidak bingung lagi.

" Lah si Rendi kemana? Biasanya kan bareng dia." Tanya Galang yang tidak melihat sosok Rendi di sekitar ku.

"Dia udah ngilang" jawab ku ketus, masih dongkol aja dengan kelakuan Rendi.

Galang tersenyum.

" Ayo naik " ajak nya sembari melirik ke jok yang terlihat masih kosong.

" Tapi..." Kata ku terpotong.

" Alah udah, keburu beneran telat nih masuk sekolahnya" lanjut Galang sembari menarik tangan ku.

Aku pun menaiki motor nya dan duduk tepat di jok bagian belakang yang terlihat  kecil namun cukup untuk pantat ku.

Motor pun melaju ke arah sekolah kami.
Cukup stabil. tidak pelan,tidak pula kencang.

Jarak antara rumah ku dengan sekolah cukup jauh, hampir 30 menitan bila naik angkot.
Kalau naik motor 15 menit, eh kadang 10 menit juga nyampai kalau di bonceng Rendi.

" Loe di tinggalin lagi ya sama Rendi?" Tanya Galang di tengah peejalanan.

" He'em, padahal kan cuma telat 1 menit doang loh. Nyebelin emang dia" jelas ku kesal.

" Udah tau kakak loe emang kaya gitu, masih aja telat" lanjut Galang yang tidak menunjukan bahwa dia berpihak pada ku.

"Coba loe yang jadi kakak gue, pasti beda cerita lagi" gumam ku pelan.

"Ha ?! ngomong apa tadi ? " Tanya nya memastikan omongan ku yang tak begitu jelas dia dengar.

" Gak, gak ngomong apa apa kok" elak ku.

"Untung dia gak denger" batin ku lega.

Kurang lebih 15 menit kami di perjalanan, akhirnya motor pun memasuki parkiran sekolah. Terlihat di sana motor berwarna merah telah terparkir dan di atas motor itu masih di duduki oleh empunya,yang sedang asyik mengobrol dengan teman temannya.

Tepat di samping motor Rendi, Galang memarkirkan motornya.

Rendi pun spontan melihat ke arah ku dan Galang.

" Woi bro,loe nemu ni anak di mana?" Tanya Rendi sembari mengulurkan kepalan tangan kanan yang di sambut dengan kepalan tangan yang sama oleh Galang (🤜🤛)

" Jangan gitu lah, kalau dia sampai telat sekolah kan gak lucu. Apa kata murid murid di sini coba, masa adek nya ketos telat masuk sekolah" ucap Galang, sedikit berpihak pada ku.

" Dia gak bakalan telat, sekali pun naik angkot " bela Rendi, yang begitu yakin kalau aku tidak akan telat.

" Dasar loe, kakak durhaka!" Ucap ku kesal pada Rendi. Aku pun pergi meninggalkan mereka semua

" Gak ada tuh ceritanya kakak durhaka sama adek nya, ada juga adek yang harus hormat sama kakaknya" teriak Rendi, yang sama sekali tidak ku pedulikan.

"Kalau saja aku boleh memilih, aku memilih kak Galang yang jadi kakak ku bukan Rendi nyebelin itu" gerutu ku..

To Be Continued...


***

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Feb 15, 2022 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Galang & IthaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz