33. Fortune Cookies

137 33 7
                                    

"Yaelah kenapa gua jadi mellow gini sih. " ucap Zweitson masuk kedalam kamar

"Kenapa tuh muka kusut banget?" tanya Fajri

"Kayak abis ditolak." ucap Fenly

"Lo habis nembak cewek Son? " tanya Fiki

"Bukan apa apa kok. " ucap Zweitson

"Ke pantai yuk. " ajak Fajri

"Ayo. "

"Gua baru balik udah lo ajakin lagi, udah sana lo bertiga aja yang pergi. " ucap Zweitson

"Ya udah Son kita bertiga pergi dulu ya. " ucap Fenly

"Jaga diri baik baik ya. " ucap Fiki

Setelah kepergian teman temannya Zweitson membaringkan tubuhnya dan kembali teringat kejadian yang dilihatnya tadi.

"Padahal kalau dibandingin Shandy gua lebih baik, udah ganteng, romantis, perhatian lagi. " ucap Zweitson

"Tapi kenapa sih Nadya gak noleh ke gua, apa spesialnya kak Shandy coba." ucap Zweitson

Malam harinya Zweitson kembali berkeliling pantai menikmati suasana malam. Terlihat banyak sekali keluarga bercanda riang, sepasang suami istri yang asik bermain bersama anak anaknya.

"Bahagia banget ya mereka, bisa liburan bareng sekeluarga gitu. " ucap Zweitson

"Andai keluarga gua bisa seperti itu, pasti bahagia banget hidup gua. " ucap Zweitson

"Pa, ma, Zweitson kangen dengan kenangan kita dulu. "

Zweitson menjatuhkan tubuhnya, air matanya perlahan turun mengingat kenangan kenangan indahnya bersama keluarganya.

Tangan Zweitson meremas pasir pantai yang digenggamnya, emosi didalam dirinya menjadi tidak stabil. Air mata terus menerus turun tanpa henti.

"Kenapa kalian harus seegois itu, apa kalian gak kasihan sama anak anaknya. " ucap Zweitson

"GUA MAU KELUARGA YANG BAHAGIA. " teriak Zweitson

Zweitson melihat kearah laut, pikirannya menjadi tak terarah. Perlahan dirinya bangun dan berjalan menuju laut, langkahnya semakin ketengah laut. Zweitson tak menyadari dirinya semakin ke tengah laut. Tiba tiba seseorang menariknya dan membawanya ketepi.

Zweitson menangis menutupi wajahnya, seseorang memeluk dirinya untuk menenangkannya.

"Keluarkanlah semua kesedihan lo.... "

Zweitson mulai merasa sedikit tenang dan perlahan mengangkat tangannya yang menutupi wajahnya.

"Lo kenapa? Ada masalah? "

"Nadya? Ini seriusan lo? " tanya Zweitson

"Iya, ini gua Nadya. Lo kenapa tadi? Mau bunuh diri? " tanya Nadya

"Gua tadi sempat hilang arah, langkah gua mengajak gua untuk pergi Nad. " jawab Zweitson

"Semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Lo gak boleh putus asa kayak tadi. " ucap Nadya

"Gua capek Nad, lo gak ngerti gua. " ucap Zweitson

"Lo ini ya, gak pernah habis bikin masalah. Memangnya kalau tadi lo bunuh diri semua masalah lo akan selesai? " ucap Nadya

"Ya gak sih. "

"Terus kenapa mau bunuh diri? "

"Bodoh banget ya gua, segampang itu gua nyerah. " ucap Zweitson

"Udah ya, sekarang lo tenangin diri. " ucap Nadya mengusap punggung Zweitson

"Nad, apa salah kalau gua tidak baik baik aja." ucap Zweitson

MINEWhere stories live. Discover now