"Jaga ucapan kamu Selena!" Kevin tampak tak terima, hal itu membuat Selena langsung tersenyum remeh.

"Apa? Nggak usah bela diri kamu, lebih baik diem aja! Kenyataannya emang begitu, jadi nggak usah banyak bicara. Hati-hati sama dia Shera, jangan dekat-dekat!"

"Tante..." Shera tampak tak tega dengan Kevin, Kevin sedang sakit, namun Selena malah menghinanya seperti ini, Shera jadi merasa malu dengan sikap tantenya.

"Udah-udah! Ayo honey! Kita ketemu mama, aku kenalin kamu sama dia." Ujar Selena pada sang kekasih yang baru saja keluar dari mobil dan menghampirinya. Pria berkacamata hitam itu menatap Kevin sekilas, lalu menatap Shera penuh takjub.

"Beautiful." Bisik pria itu pada Shera sambil mengedipkan sebelah matanya, lalu kemudian berjalan melewati Shera menyusul Selena masuk ke dalam. Shera pun menatap kepergian pria itu dengan tatapan jijik.

"Shera, saya pulang dulu ya! Kepala saya pusing banget." Ungkap Kevin pada Shera yang langsung menatapnya khawatir.

"Tapi om nan-" belum selesai Shera bicara, Kevin tiba-tiba saja berlari kearah rerumputan, mencari tempat untuk memuntahkan seluruh isi perutnya yang sejak tadi bergolak tak nyaman.

"Huek!"

"Ya ampun om!" Shera terkejut bukan main, gadis itu langsung menghampiri Kevin dan membantunya untuk muntah. Ya Tuhan, malang sekali nasib pria satu ini. Shera sudah tahu apa penyebab Selena menceraikan Kevin. Pria itu hanya tak bisa memberikan Selena keturunan karena kelainan pada reproduksinya. Tapi bukan berarti penyakit yang Kevin idap adalah penyakit menjijikan seperti yang Selena katakan. Demi Tuhan Shera tak suka dengan cara Selena memperlakukan Kevin yang sudah begitu baik kepada Dahlia. Shera jadi semakin simpati dan tak tega membiarkan Kevin sendiri.

"Jangan! Jangan mendekat... I-ini menjijikkan Shera." Kevin tampak gelagapan ketika Shera mengusap perutnya. Shera sendiri tak peduli dengan ucapan Kevin, ia melakukan itu untuk mengurangi rasa mual Kevin.

Shera masih punya hati, dan hatinya masih berfungsi dengan sangat baik. Bagaimana bisa ia membiarkan Kevin seperti ini sendirian, Shera tak tega.

"Om Kevin, om udah kayak gini masih aja nggak butuh orang lain? Aku nggak masalah om, aku nggak jijik sama sekali. Kita emang nggak akrab, nggak pernah ngobrol, cuma say hello doang kalau ketemu. Tapi apa om pikir aku bakalan diem aja lihat om kayak gini?" Ucapan Shera barusan membuat Kevin akhirnya mengalah, bukannya apa, ia hanya malu dan tak enak hati pada Shera, padahal mereka baru saja bertemu setelah sekian lama, tapi Shera malah melihatnya dalam kondisi seperti ini. "Lebih baik?" Tanya Shera yang masih mengusap-usap perut Kevin. Tak ada rasa canggung, Shera sengaja membuangnya jauh-jauh karena tak kuasa melihat keadaan Kevin.

"I-iya... Terimakasih." Jawab Kevin dengan nafas yang sedikit tersengal.

"Aku antar ke rumah sakit aja gimana?" Shera kembali bertanya.

"Nggak perlu, nanti saya bisa menghubungi dokter pribadi saya dan menyuruhnya datang ke rumah."

"Tap-"

"Shera! Kevin gimana?" Ucapan Shera terpotong oleh seruan Dahlia yang tiba-tiba saja datang dengan wajah khawatir.

"Baru aja muntah Oma, badannya panas." Jawab Shera membuat Kevin semakin tak enak.

"dr. Hendra nggak bisa datang, gimana kalau kamu ke rumah sakit aja Kev?"

"Nggak usah ma! Aku pulang aja, biar nanti aku minta tolong sama Bayu aja."

"Adik sepupu kamu yang dokter itu?" Tanya Dahlia.

"Iya ma." Angguk Kevin.

"Ya udah, tapi..." Dahlia langsung menatap Shera penuh harap. "Kamu nggak capek kan sayang?" Tanya Dahlia pada Shera.

"Maksud Oma?" Shera pun pura-pura tak mengerti.

"Tolong kamu ikut Kevin ya sayang, dia tinggal sendirian di rumahnya, Oma takut dia kenapa-kenapa kalau nggak ada orang yang jagain." Pinta Dahlia dengan penuh permohonan.

"Nggak perlu ma, aku bisa sendiri. Shera pasti lelah, dia baru aja tiba dari Rusia." Tolak Kevin.

"Tapi nak! Mama nggak tega lihat kamu begini, lihat kamu berdiri aja sempoyongan." Ucapan Dahlia barusan langsung membuat Shera menatap kearah Kevin yang tampak lebih pucat. Shera pun jadi semakin tak tega, kasihan juga melihat neneknya khawatir, jadi mau tidak mau, Shera harus ikut mengantar Kevin pulang, memastikan dokter memeriksa mantan pamannya itu dengan seksama. Setelah kondisi Kevin cukup baik, baru Shera tinggal pulang.

"Ya udah Oma, biar aku anterin om Kevin pulang sama supir." Ucapan Shera barusan langsung membuat Kevin menatap tajam kearah Shera.

"Beneran sayang?" Dahlia tampak tersenyum lega.

"Iya Oma, Oma jangan khawatir, om Kevin pasti baik-baik aja. Nanti aku bakalan balik kalau om Kev udah mendingan."

"Iya sayang, ya udah cepat bawa Kevin pulang, kasihan dia."

"Tapi ma-"

"Udah nggak usah sok kuat, kamu juga butuh orang lain Kevin, kamu nggak bisa selamanya sendiri." Ucapan Kevin langsung disela oleh Dahlia.

"Aku pergi dulu Oma!" Pamit Shera sembari memapah tubuh Kevin.

"Hati-hati sayang!" Seru Dahlia dengan senyuman lega.

Untung saja ada Shera-nya yang sangat baik hati, Shera mana tega membiarkan salah satu kerabatnya sakit dan sendirian. Meski Kevin sudah tak lagi menjadi suami Selena, namun Dahlia yakin kalau Kevin pasti sudah menganggap Shera seperti keponakannya sendiri.

***

TBC

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Naughty Baby Girl ( Pindah Ke Innovel Dreame )Where stories live. Discover now