Sixteen || important business.

Start from the beginning
                                    

"Noona bagaimana rasanya sekamar sama Jungkook? Apa dia agresif?"

"Hah? Kapan Jungkook sekamar dengan Ara noona?"

"Jin hyung ngambek lumayan lama, sampai dia sekarang seperti tulang berjalan, saking kurusnya"

"Jiminnie hyung pabo! Mana ada aku sekamar dengan Ara noona!"

Aku tertawa sedari tadi tanpa henti, mereka para maknae line seperti nya sedang memperebutkan ponsel Seokjin yang sedang terhubung dengan ku. Diam diam aku mencoba meminta alihkan panggilan itu menjadi panggilan video call, dan wajah yang terpampang di depan layar adalah wajah si tampan golden maknae bungsu BTS. Jungkook.

"Ya! Ya! Ya! Menjauhlah kalian para anak iblis! Aku ingin bicara dengan dia, eoh!"

"Woooooooooo" para member beramai ramai menyoraki Seokjin sambil menjauh dari ponsel dengan perasaan tidak rela.

Aku hanya bisa nyengir dengan lugu nya saat di layar terpampang wajah nya, percayalah bahwa orang paling rusuh akan jadi sangat pendiam di depan orang yang ia suka.

"Apa, huh?" tanya ku akhirnya.

"Kau di mana?" cocok memang, sama sama bertanya, dia juga pasti malu ingin mengatakan hal hal lain di depan adik adik nya. Bisa di gelincirkan harga diri Seokjin sebagai member tertua saat itu juga.

Aku merekam seisi kamar ku, dan kemudian mengarahkan kembali ke wajah ku, "Sudah lihat? Aku di kamar hotel ku"

Seokjin mengangguk angguk, "Share alamat nya, kami bertujuh akan kesana"

"Bertujuh?! Kok banyak sekali?" tanya ku kaget. Bahkan aku sampai terduduk di kasur.

"Yahh, kau tau sendiri, bayi bayi ku ini tidak bisa jauh dari ayah nya, termasuk dia!" omel Seokjin sambil mengarahkan kamera nya pada si bontot yang baru saja menendang Jimin sampai tersungkur.

"Ya! Jungkook-ssi! Itu Jimin belum makan dari kemarin, tau! Kenapa kau tendang, hah?! Mau jadi jagoan?" Seokjin yang melihat itu jadi mengomeli adik adik nya lagi, dia seperti meletakkan ponsel nya di atas meja, dan Namjoon lah yang ada di depan layar sekarang.

Aku tersenyum lebar saat Namjoon ada di depan ku, "Helo, Namjoonie! Bagaimana perjalanan mu ke Amsterdam?" tanya ku semangat.

Sosok di depan sana tersenyum dengan senyuman paling manis milik nya, "Helo, Noona! Perjalanan nya sangat baik! Ngomong ngomong ini karena pangeran es kita sudah mencair!" Namjoon berbisik di akhir kalimat.

Aku terkikik geli karena sangat peka dengan orang yang di maksud.

"Oy, Namjoon-ah!" panggil ku saat teringat satu hal.

Namjoon seperti kaget, tapi dia tetap bertanya pada ku, "Ya? Ada apa?"

"Kenapa kalian ikut ke Amsterdam? Bukan kah.. Kalian sedang hiatus?" tanya ku hati hati. Jelas saja, topik pembicaraan ini kan lumayan sensitif untuk mereka.

Namjoon seperti sedang berpikir, dia pasti akan mencari jawaban yang paling tepat. Dan tidak mungkin juga leader Bangtan yang pintar ini salah bicara kan.

"Ceritanya panjang, Noona.. Eum.. Aku akan menceritakan nya setelah kita bertemu!"

Aku tertegun, "Baiklah, aku tunggu, alamat nya aku share ke Seokjin ya!"

"Ndee!"

***

Jadi dua hari lalu..

Saat ini Seokjin sedang berkemas, dia mengemas semua pakaian yang menurut nya perlu ke dalam koper yang akan ia bawa ke Amsterdam nanti. Diri nya juga masih mendiamkan semua member, hanya menegur mereka jika ada perlu. Seperti kemarin saat Seokjin kehilangan pasport nya, dia menanyakan itu pada Jungkook yang memang selalu memperhatikan barang barang nya.

My StarWhere stories live. Discover now