9. yah gak jadi ketemu, (penonton kecewa)

56 11 3
                                    


Hayi hampir mengumpat begitu keluar kamar mandi udah disuguhi komuk Hoon lagi nongkrong di depan pintu kamar mandi. Hayi cepet-cepet menghindar karena pasti Abangnya itu ada maunya kalau sampai nungguin dia kelar mandi begini. Dan setahu Hayi apapun kemauan Abangnya itu nggak pernah ada yang menguntungkan buat dia.

Kecuali yang terakhir sih, perkara jadi manajer. Hmm bisa dibilang untung dan rugi-nya sebanding sih. Duitnya emang lumayan banget tapi capeknya hadeuh. Sebenernya nggak secapek itu sih, cuma harus keluar hampir tiap malem itu yang bikin capek sih. Pokoknya Hayi gamau kalau disuruh lanjut jadi manajer. Lagian nggak mungkin juga sih Abangnya nawarin dia lanjut jadi manajer-nya DoubleB. Soalnya Hayi dapet kabar dari Jennie, manajernya yang lama tereliminasi dari MasterChef.

Dan kalaupun ditawarin jadi manajer talent lainnya, malah makin nggak mau. Nih misalnya jadi manajernya Lisa atau Rose, emang sih gak bakalan sering keluar malem. Tapi jadwal pemotretan endorse nya padet banget.

Iya, repot emang si Hayi. Namanya juga nggak ada niat sama sekali buat kerja jadi manajer.

"Yiㅡ"

Hayi berniat lempeng aja jalan terus ke kamarnya. Udah siap untuk tutup telinga.

"ㅡlo kapan dah mau eksekusi ?"

Hayi sontak menoleh, walau cepat-cepat mengalihkan pandangan lagi. Tapi telat Abangnya udah kesenengan karena berhasil menarik perhatian Hayi. Hoon lalu melingkarkan lengannya ke bahu Hayi, yang membuat Hayi sebenernya geleuh banget karena dia yakin Abangnya tuh belum mandi.

"Tatto maksud gua. Lo kapan mau jadiin tatto-nya."

"Hmm bukan urusan lo."

"Idih galak bet. Padahal gua mau giveaway tiket ke Bali gretong."

Hayi hanya mengangkat bahu sambil melepaskan diri dari tangan Hoon yang setengahnya agak ngebekep dia. Ya gimana soalnya Hoon kan badannya lebih tinggi dan Hayinya juga jauh lebih mungil.

"PP."

Hayi masih nggak tertarik.

"Plus hotel 3 malem."

Hayi masih kuat untuk nggak noleh.

"Uang jajan. Setengah dari harga tatto lo."

"Mau lo apasih ??" ucap Hayi akhirnya nggak tahan juga buat kepo. Karena ya kalau dipikir-pikir lumayan juga sih kalau ditotal. Sebenarnya dari duit hasil kerja jadi manajer masih cukup sih buat cover itu semua. Cuma ya kalau bisa dapat gratis kenapa nggak ? Soalnya kalau perihal liburan buat tatto Maminya nggak mau kasih tambahan duit jajan.  Udah kasih izin sih, cuma ya gitu kalau Hayi bisa nggak jadi bikin tatto Maminya malah lebih suka.

Bahkan Maminya terang-terangan berharap Hayi mau ke Bali itu buat cari cowok bukan buat tatto.

Iya, mendekati semester tua entah kenapa Maminya mulai sering nyindir perkara hal itu. Nggak yang sampai gengges juga sih cuma aneh aja gitu. Soalnya selama ini selow aja kenapa tetiba jadi kepo.

"Nganter anak-anak acara di Baliㅡ"

Hayi langsung mendengus dan mengalihkan wajah. Anak-anak yang dimaksud Abangnya tuh siapa lagi kalau bukan para talent di bawah naungannya.

"ㅡkerjaannya gampang kok. Lo lebih banyak bantuin buat nyusun itenarary."

Hayi terdiam sejenak, berpikir.

"Anak-anak siapa aja ?"

"Ateam, The97Kids, 0104, DoubleBㅡ"

Hayi mengerjap sekilas, dari nadanya kayaknya full team bakal ikut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Short Distance Relationship ; bihiWhere stories live. Discover now