7. beneran jadi manajer

38 12 2
                                    

"Bin,"

"Hmm."

"Udah bangun kan lo ?"

"Iㅡya."

"Lima belas menit lagi gue sampe. Gue langsung tunggu di bawah. Awas kalo belom siapㅡ"

"Iya siap."

Begitu telpon ditutup. Hanbin cepat-cepat menyelesaikan urusannya di depan kaca. Ujung-ujungnya dia biarkan poni rambutnya yang mulai panjang hampir menutupi matanya. Gatel sih cuma belum sempet potong rambut. Saking padetnya jadwal dua minggu terakhir.

Iya, ini udah sebulanan DoubleB gabung sama manajemen Hoon. Perbedaan jelas kerasa banget. Di bawah marketing Hoon, jadwal DoubleB makin banyak dan makin terorganisir.

Meski yang paling kerasa bagi Hanbin pribadi adalah kehadiran Hayi sebagai manajer. Sebenernya ngga ada perubahan yang terlalu mendasar. Hayi masih sejutek pertama kali mereka ketemu. Cuma bedanya, karena Hayi disini resmi sebagai manajerㅡmakin banyak perlakuan Hayi yang diterima Hanbin. Masih dengan sikapnya yang jutekㅡtapi Hayi inget kalo Hanbin nggak bisa makan pedes. Hayi yang langsung narik gelas kedua Jager Hanbin tiap ada  perform di night club. Termasuk Hayi yang rajin telpon tiga kali sebelum jam dimana Hanbin harus bangun supaya nggak terlambat jadwal.

Bisa dibilang, ritme hidup Hanbin jadi lebih teratur.

Sebenernya secara teknis bukan Hanbin aja. Boris juga. Namanya juga Hayi manajernya sepaket DoubleB. Cuma emang yang harus diperhatikan dari Boris nggak terlalu banyak dibanding Hanbin. Karena Boris juga anaknya gampangan dan lebih banyak diurusin sama pacarnya sendiri. Keuntungan juga buat Hayi. Kerjanya lebih ringan.

Seperti biasa, karena DoubleB malam ini ada perform di Fable, Hayi udah jemput Hanbin dari jam empat sore. Sementara Boris nyusul langsung ke venue karena abis jalan sama Jesi.

Setelah Hayi bilang kalau di sudah sampai di depan kosan, Hanbin langsung turun. Begitu masuk ke mobil, Hanbin mendapati Hayi menyenderkan kepalanya ke setir.

"Yiiㅡ"

"Bentar....tunggu bentar..."

Hanbin otomatis nurut. Selama lima menit Hayi nggak bergerak dari posisinya. Kan Hanbin jadi panik. Tapi mau colek Hayi nggak berani.

"Ehem, Yii. Kalo lo capek gue aja yang nyetirㅡ"

Hayi tiba-tiba menegakkan tubuhnya. "Nggak, gapapa. Gue masi kuat."

Hanbin jadi nggak enak. Tapi Hayi tuh keras kepala, jadi nggak pernah mau kalau tugasnya nyetir digantiin. Ini bukan kali pertama Hanbin ngide buat gantiin nyetir. Dan bukan kali pertama juga Hanbin ditolak.

"Gue mau beli sesuatu bentar." ucap Hayi.

Hayi lalu turun dan setengah berlari ke minimarket begitu meminggirkan mobil. Sementara Hanbin yang awalnya nunggu di dalem mobil, lama kelamaan jadi kepo sama urusan Hayiㅡkarena sudah lima belas menit lewat Hayi belum balik juga.

Dan itu jelas aneh banget.

Hanbin mau nge-chat Hayi. Takutnya Hayi kenapa-napa soalnya dari sejak jemput tadi Hayi kelihatan nggak fit. Cuma ternyata Hayi ngak bawa hape. Hapenya ditinggal di dasbor mobil.

Hanbin akhirnya memutuskan turun. Toh nanti kalo ke-gep Hayi, dia bisa pura-pura mau beli sesuatu juga.

Tapi begitu menyisiri tiap deretan rakㅡHanbin nggak menemukan eksistensi Hayi. Hanbin sampe dua kali puterin minimarket, bahkan sampe diliatin mbak petugas minimarket yang lagi naruh stok minuman kaleng.

Short Distance Relationship ; bihiWhere stories live. Discover now